Ketika 7 orang ronin (samurai tanpa tuan) bergabung dan bekerjasama bahu-membahu membela penduduk desa miskin yang diperas oleh segerombolan bandit. Diceritakan sekitar tahun 1587, seorang ronin bernama Kambei Shimada ditemui oleh beberapa penduduk desa untuk dimintai bantuan agar dapat mengusir ancaman desa mereka dari para bandit kejam.Â
Desa itu sangat miskin, bahkan untuk makan saja sulit, tetapi dengan berdasar rasa belas kasih dan kebesaran hari, maka Kambei Shimada berkenan membantu bahkan merekrut 6 orang ronin lainnya.Â
Lantas mereka bergabung, membentuk tim, menyatukan kekuatan dan menyusun strategi. Membuat koordinasi dan kerjasama melawan para bandit tersebut. Akhir cerita para bandit itu dapat dikalahkan, berkat kekuatan dan kerjasama 7 orang pahlawan dan para penduduk desa.
Akira Kurosawa (1910-1998) seorang sineas dari Jepang secara apik mengemas kisah perjuangan para ronin itu dalam film Seven Samurai pada tahun 1954. Filosofi kerjasama dan sinergi menjadi kekuatan tersendiri dalam film yang sangat menarik ini. Bahkan cerita Seven Samurai diadaptasi versi barat dengan judul The Magnificent Seven dengan bintang utama Yul Brynner, Steve McQueen serta Charles Bronson.
 Menarik, karena kata sinergi sendiri berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kegiatan atau operasi gabungan.Â
Jika dalam kisah Seven Samurai, filosofi sinergi disajikan dalam medan pertempuran, sesungguhnya dalam bidang industri keuangan yang saat ini sedang dilanda demam digital, bentuk sinergi atau kerjasama yang saling menguntungkan, sebut saja simbiosis mutualisme memang telah terjadi. Bahkan hal itu dilakukan oleh para pelaku industri keuangan yang sebetulnya saling bersaing, perbankan dan financial technology (fintech). Menarik untuk disimak.
Gambaran Transaksi Digital di Indonesia
Jika mengacu data yang dirilis oleh Hootsuite, pada Januari 2019 pengguna mobile phone di Indonesia berjumlah 133% dari populasi penduduk. Tercatat jumlah penduduk Indonesia adalah 268 juta jiwa, jadi penggunaan mobile phone sudah melebihi jumlah populasi yaitu 355 juta. Luar biasa. 56% dari pengguna mobile phone tersebut aktif di media sosial sekaligus mengakses internet.
Lantas bagaimana korelasi antara para pengguna mobile phone dan internet tersebut dengan transaksi finansial? Ternyata 49% dari pengguna mobile phone yang aktif di medsos dan internet telah memiliki akun di institusi finansial, dan sebanyak 11% telah melakukan transaksi pembelian atau pembayaran secara online. Sebagian besar transaksi tersebut diproses mobile device, sekitar 76%.Â
Artinya gaya hidup transaksi secara digital memang terus berkembang dan Indonesia merupakan pasar potensial.  Maka tidak mengherankan banyak perusahaan start up dan para pemain raksasa dari bidang teknologi finansial berlomba untuk meraup pengguna aplikasi mereka di Indonesia.
