Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Negara, Masyarakat Indonesia, dan Mie Instan

5 Februari 2019   11:52 Diperbarui: 6 Februari 2019   18:36 4906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konon mie telah dinikmati umat manusia sejak 4000 tahun silam. Adalah masyarakat peradaban kuno di daratan Tiongkok yang pertama kali menemukan panganan dari tepung terigu ini. Literatur tertua mengenai mie adalah bersumber dari era Dinasti Han Timur (25-225M), namun masyarakat Tiongkok meyakini keberadaan mie sebagai salah satu panganan utama telah dinikmati jauh sebelumnya.

Mie memang merupakan salah satu makanan dengan cita rasa nikmat dan menggugah selera, berbagai olahan berbahan dasar mie telah menjadi kekayaan kuliner di berbagai negara, mulai dari mie kuah sampai mie goreng.

Bahkan, olahan mie telah menjadi salah satu penemuan sensasional dan sangat berpengaruh, berawal dari keprihatinan seorang berkebangsaan Jepang bernama Momofuku Ando (1910-2005) dalam menyikapi krisis pangan di Jepang pasca Perang Dunia II, di mana pada masa itu beras sebagai makanan pokok bangsa Jepang menjadi langka, sementara pasokan tepung terigu lebih mudah ditemui.

Momofuku Ando berinisiatif melakukan eksperimen untuk menciptakan olahan mie yang dapat bertahan lama namun tetap nikmat untuk disantap.

Eksperimen tersebut ternyata melahirkan mie instan yang akhirnya mendunia dan menjadi makanan umum banyak orang. Buah pikiran dan usaha Momofuku Ando tersebut menjadikan Nissin sebagai merek mie instan pertama di dunia. Sejak 25 Agustus 1958, mie instan Nissin dipasarkan dan mulai saat itu pula lidah manusia sangat akrab dengan mie instan.

Kisah Awal Mie Instan di Indonesia
Sedikit kilas balik. Di Indonesia mie instan yang pertama berkibar adalah Supermi, mulai beredar pada tahun 1968 dan diproduksi oleh PT Lima Satu Sankyu.

Baru pada tahun 1972 muncul merek mie instan yang menjadi legenda di Indonesia yaitu Indomie.

Sejak kemunculan perdananya di tanah air, ternyata mie instan memang sangat diminati oleh masyarakat.

Keberhasilan Supermi dan Indomie pada akhirnya menarik perhatian pengusaha kelas kakap Sudono Salim (1916 -- 2012) melalui Indofood untuk mengakuisisi kedua merek mie instan tersebut.

Dan sampai saat ini Indofood telah menjadi penguasa pasar mie instan di Indonesia, dengan merek andalan dan telah menjadi legenda yaitu Indomie.

Bahkan, Indomie sendiri telah menjadi merek generik untuk semua mie instan, sehingga semua konsumen telah memiliki persepsi bahwa mie instan itu adalah Indomie.

Ilustrasi: yourtango.com
Ilustrasi: yourtango.com
Masyarakat dan Mie Instan
Jika berbicara secara jujur, rasanya mungkin tidak ada penduduk di Indonesia yang belum pernah mencicipi mie instan seumur hidupnya. Terlebih mengkonsumsi Indomie--tanpa berniat mengesampingkan mie instan merek lain

Dan memang faktanya menurut data tahun 2017, Indomie tetap menjadi market leader untuk pasar mie instan di Indonesia dengan pangsa pasar mencapai lebih dari 70%. Sedangkan tahun 2018 hasil tersebut nampaknya tak jauh berbeda.

Mengapa mie instan menjadi primadona bagi masyarakat di Indonesia? Setidaknya terdapat tiga faktor utama yang menjadi penyebabnya.

Pertama adalah faktor harga, tidak dapat disangkal bahwa mie instan pada umumnya dibanderol dengan harga sangat terjangkau.

Dengan kisaran harga Rp. 2.500 sampai Rp. 3000, kita dapat membeli sebungkus mie instan mentah baik di pedagang maupun di supermarket besar.

Tentunya jumlah uang tersebut dapat dikatakan tidak terlalu mahal, hampir semua kalangan dapat membeli mie instan.

Faktor kedua adalah praktis atau kemudahan. Mie instan dapat ditemui di mana-mana dan sangat mudah diolah. Kita hanya membutuhkan air, panci untuk memasak dan kompor. Tidak membutuhkan waktu lama, cukup dalam tiga menit mie instan sudah dapat dinikmati. Sangat mudah tentunya.

Faktor berikutnya adalah cita rasa. Pasti semua sepakat bahwa mie instan memiliki daya tarik yang menggoda baik aroma dan rasa. Terlepas dari kandungan bahan yang kerap kali menjadi perdebatan, tetap saja mie instan selalu dirindukan banyak insan.

Dari ketiga faktor tadi, dapat disimpulkan bahwa mie instan telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Murah, mudah dan enak. Itulah kunci mengapa mie instan dapat diterima oleh masyarakat.

Bahkan masih ada sebagian orang yang menjadikan mie instan sebagai lauk pendamping nasi untuk disantap. Komentar mereka adalah kenyangnya menjadi dua kali lipat. Walaupun sebetulnya dari sudut pandang kesehatan memakan mie instan dengan nasi sangat tidak dianjurkan, mengingat keduanya merupakan karbohidrat.

Persaingan Pasar Mie Instan di Indonesia
Makanan pemersatu, karena mie instan dapat diterima semua kalangan. Mulai dari pekerja kasar sampai direktur, semua pasti telah menikmati gurihnya mie instan.

Saking disukai, mie instan dianggap mampu menurunkan tingkat kekerasan di kalangan para narapidana di Australia. Mie instan asal Indonesia menjadi hidangan yang membawa perdamaian di dalam penjara. Menarik, tetapi itulah faktanya. Tak mengherankan bisnis mie instan menjadi sesuatu yang menggiurkan bagi para pengusaha.

Indonesia sendiri menjadi negara kedua dengan tingkat konsumsi mie instan tertinggi. Tahun 2017, penjualan mie instan di Indonesia mencapai 17 miliar bungkus, hanya kalah dari Republik Rakyat Tiongkok. Tak perlu dipertanyakan, untuk tahun 2018 hasilnya akan tetap identik.

Ilustrasi: teen.co.id
Ilustrasi: teen.co.id
Tingginya permintaan di pasar mie instan memang membuka peluang usaha, tetapi untuk menjadi pemain di pasar tersebut tidaklah mudah. Dari tahun ke tahun selama beberapa dekade, jawara mie instan di Indonesia masih tetap Indomie, produk yang dianggap sebagai market challenger baru muncul pada tahun 2003 melalui produk dari Wings Group yaitu Mie Sedaap.

Kedua merek mie instan tersebut terus bersaing ditengah banyaknya merek lain. Publik kadung mengenal Indomie, Supermie, Sarimi dan Mie Sedaap sebagai mie instan yang umum dinikmati.

Merek lainnya baru sebatas meramaikan, dan ada juga yang dinikmati oleh kalangan tertentu saja, seperti mie instan impor dari Korea Selatan.

Persaingan di pasar mie instan tergolong ketat, karena mie instan merupakan produk dengan kategori fast consumer good, produk yang perputarannya cepat. Produk yang tidak berhasil mencuri perhatian konsumen akan tersingkir. Maka guna menyiasati persaingan seperti itu diperlukan inovasi produk.

Contoh menarik, ketika Mayora Group memasarkan Mie Mewah, konsep mie instan kelas premium dengan potongan daging ayam asli beserta kemasan lebih elegan. Produk tersebut berhasil masuk dan diterima konsumen. Kemudian jejak Mie Mewah juga diikuti oleh sang market leader, Indomie dengan merilis produk yang mirip Mie Mewah.

Hegemoni sebagai penguasa pasar mie instan telah dilakukan oleh Indomie sejak lama, merasa terganggu dengan kehadiran Mie Sedaap, maka Indomie mencoba untuk menghadapi pesaingnya melalui strategi inovasi yaitu menambah varian rasa.

Konsep mie instan dengan rasa kuliner tradiosional adalah cara Indomie untuk mengalihkan perhatian konsumen agar melirik produknya kembali.

Jika kita menemui mie instan rasa soto Bandung, rasa empal gentong, konsep produk tersebut merupakan inisiasi dari Indomie untuk mempertahankan pangsa pasarnya dari ancaman Mie Sedaap.

Konsep tersebut memang muncul kemudian berlanjut dengan sebutan Indomie Selera Nusantara. Dan ternyata konsep itu diikuti oleh merek lain juga.

Mie Instan dan Ekonomi Rakyat

Anda memiliki uang sekitar 5 ribu rupiah dan ingin makan enak, cukup datang ke warung kopi, dengan uang tersebut anda dapat menikmati semangkok mie instan dilengkapi sayur. Mungkin jika ditambah dengan telur membutuhkan harga sedikit lebih mahal.

Memang mie instan telah menjadi komoditi penggerak ekonomi mikro. Peluang bagi masyarakat kecil untuk mencari nafkah dengan berjualan mie rebus, mencari untung dari harga jual mie instan yang tergolong terjangkau.

Tentunya hal itu tidak salah dan malah memiliki banyak peminat. Penjual mie rebus semacam itu menjadi hal umum dan mudah dijumpai. Dan malahan olahan mie instan telah memasuki segmen premium, di berbagai tempat saat ini banyak ditemui mie instan dijual tidak hanya dilengkapi dengan dengan telur saja, melaikan ditambah topping keju, smoked beef atau bahan premium lainnya.

Tapi untuk urusan harga sudah pasti jauh lebih mahal. Memang seperti itulah fenomena mie instan sebagai makanan berbagai kalangan.

Ilustrasi: huffpost.com
Ilustrasi: huffpost.com
Inovasi lainnya demi menggarap minat pelanggan pecinta mie instan adalah dengan menawarkan mie instan yang telah dimasak tetapi dibuat mirip dengan gambar pada kemasannya.

Tidak hanya itu ada juga penjual yang menawarkan rasa ekstrem, yaitu mie instan super pedas. Pelanggan dapat menentukan seberapa pedas rasa mie instan, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Demikian adanya, mie instan, makanan sederhana dan murah meriah dapat menjadi peluang usaha di berbagai segmen.

Mie Instan Indonesia Mendunia

Tak bermaksud promosi, tetapi ini adalah fakta tertulis dan menjadi sumber untuk mendeskripsikan bahwa mie instan dari Indonesia telah mendunia. Apalagi jika bukan Indomie.

Para diaspora tentunya pernah mengalami betapa senangnya jika menemui Indomie di negara lain. Mereka mengatakan rasanya selalu bikin kangen.

Terkadang ada juga para diaspora yang membawa Indomie ketika harus kembali ke luar negeri selepas mereka berkunjung ke Indonesia.

Indomie telah memiliki pabrik di Nigeria, dan kerap dianggap sebagai merek asli di negara tersebut. Itu merupakan salah satu contoh nyata bagaimana rasa mie instan Indonesia diterima oleh selera lokal di Nigeria.

Lantas di negara lainnya, produk serupa tidak sulit ditemukan, bahkan banyak olahan dari produk tersebut. Burger isi Indomie goreng adalah fakta paling aktual, jika sebelumnya kita sudah mengetahui donat Indomie goreng yang kemudian menjadi viral.

Ilustrasi: worldofbuzz.com
Ilustrasi: worldofbuzz.com
Saat ini tercatat 80 negara telah menjadi tujuan ekspor Indomie, pada tahun 2017 Indomie telah menjadi merek pertama Indonesia yang termasuk sebagai 10 besar merek global.

Dari sisi bisnis sebetulnya kondisi ini dapat diterjemahkan bahwa produk Indonesia memiliki daya saing dan mampu diterima oleh masyarakat global. Dan tentunya banyak produk lokal lain dengan potensi dan nilai jual yang dapat masuk ke pasar global.

***

Mie instan menjadi penemuan terhebat Jepang di abad 20, hasil jerih payah Momofuku Ando telah menjadi produk global dan dinikmati banyak orang.

Di Indonesia, mie instan telah menjadi identitas makanan instan yang umum diterima. Semua orang bisa memiliki pandangan dan cara berpikir berbeda, namun soal rasa semuanya sepakat, mie instan tetap menjadi kenikmatan rasa. Dan nampaknya hal itu tak terbantahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun