Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Negara, Masyarakat Indonesia, dan Mie Instan

5 Februari 2019   11:52 Diperbarui: 6 Februari 2019   18:36 4906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saking disukai, mie instan dianggap mampu menurunkan tingkat kekerasan di kalangan para narapidana di Australia. Mie instan asal Indonesia menjadi hidangan yang membawa perdamaian di dalam penjara. Menarik, tetapi itulah faktanya. Tak mengherankan bisnis mie instan menjadi sesuatu yang menggiurkan bagi para pengusaha.

Indonesia sendiri menjadi negara kedua dengan tingkat konsumsi mie instan tertinggi. Tahun 2017, penjualan mie instan di Indonesia mencapai 17 miliar bungkus, hanya kalah dari Republik Rakyat Tiongkok. Tak perlu dipertanyakan, untuk tahun 2018 hasilnya akan tetap identik.

Ilustrasi: teen.co.id
Ilustrasi: teen.co.id
Tingginya permintaan di pasar mie instan memang membuka peluang usaha, tetapi untuk menjadi pemain di pasar tersebut tidaklah mudah. Dari tahun ke tahun selama beberapa dekade, jawara mie instan di Indonesia masih tetap Indomie, produk yang dianggap sebagai market challenger baru muncul pada tahun 2003 melalui produk dari Wings Group yaitu Mie Sedaap.

Kedua merek mie instan tersebut terus bersaing ditengah banyaknya merek lain. Publik kadung mengenal Indomie, Supermie, Sarimi dan Mie Sedaap sebagai mie instan yang umum dinikmati.

Merek lainnya baru sebatas meramaikan, dan ada juga yang dinikmati oleh kalangan tertentu saja, seperti mie instan impor dari Korea Selatan.

Persaingan di pasar mie instan tergolong ketat, karena mie instan merupakan produk dengan kategori fast consumer good, produk yang perputarannya cepat. Produk yang tidak berhasil mencuri perhatian konsumen akan tersingkir. Maka guna menyiasati persaingan seperti itu diperlukan inovasi produk.

Contoh menarik, ketika Mayora Group memasarkan Mie Mewah, konsep mie instan kelas premium dengan potongan daging ayam asli beserta kemasan lebih elegan. Produk tersebut berhasil masuk dan diterima konsumen. Kemudian jejak Mie Mewah juga diikuti oleh sang market leader, Indomie dengan merilis produk yang mirip Mie Mewah.

Hegemoni sebagai penguasa pasar mie instan telah dilakukan oleh Indomie sejak lama, merasa terganggu dengan kehadiran Mie Sedaap, maka Indomie mencoba untuk menghadapi pesaingnya melalui strategi inovasi yaitu menambah varian rasa.

Konsep mie instan dengan rasa kuliner tradiosional adalah cara Indomie untuk mengalihkan perhatian konsumen agar melirik produknya kembali.

Jika kita menemui mie instan rasa soto Bandung, rasa empal gentong, konsep produk tersebut merupakan inisiasi dari Indomie untuk mempertahankan pangsa pasarnya dari ancaman Mie Sedaap.

Konsep tersebut memang muncul kemudian berlanjut dengan sebutan Indomie Selera Nusantara. Dan ternyata konsep itu diikuti oleh merek lain juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun