Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Dilema Rokok, Antara Surplus dan Defisit Anggaran

4 Agustus 2018   21:08 Diperbarui: 21 Agustus 2018   13:24 2208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: bidanku.com
Ilustrasi: bidanku.com
Secara luas dampaknya bagi negara adalah munculnya persoalan defisit anggaran kesehatan masyarakat, seperti defisit BPJS Kesehatan.

Dapat dipastikan dengan mutlak bahwa setiap hari ada pasien yang berobat dengan menggunakan fasilitas BPJS yang dikarenakan rokok. Ternyata menurut Peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) jumlah kerugian akibat rokok adalah 3 kali lebih besar dibandingkan hasil dari penerimaan cukai rokok.

***

"Bang Eko, kalo bisa bulan ini bayar hutang rokoknya full ya, kalo ga ane bisa tekor nih." Seru si penjual rokok kepada Bang Eko. Lantas Bang Eko bertanya, "Semuanya hutang gue berape sih?" Ditimpali Cucu, "Yah ada 857 ribu bang, nih catetannya komplit."

"Waduh, cilaka juga nih, kalo gitu gue kudu kasbon dulu nih sama si bos biar bisa nalangin tagihan rokok ke elu Cu." Seru Bang Eko sambil memegang kepalanya dan tampak bingung dengan jumlah hutang rokoknya itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun