Love at the first sight. Istilah dalam bahasa Inggris, sering diungkapkan sebagai cinta pada pandangan pertama. Dari mata turun ke hati. Penglihatan melalui pandangan mata memang dapat menimbulkan kesan mendalam. Sesuatu yang nampak menarik memang akan lebih mudah dikenali dan disukai, hal tersebut memang lumrah terjadi.
Bagi suatu produk, kemasan dapat menjadi pesona yang tersirat melalui pandangan mata. Mengapa saat ini kemasan begitu penting dan didesain dengan unik dan menarik. Perkembangan serta persaingan usaha dengan segala seluk beluknya menjadikan banyak faktor yang mempengaruhi tingkat penjualan, selain dari manfaat utama dari sebuah produk, saat ini kemasan memegang peranan sangat penting.
Definisi dan Tujuan Kemasan
Definisi kemasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bungkus pelindung barang dagangan. Jika ditinjau dari definisi tersebut tujuan awal dari kemasan adalah diperuntukkan untuk kepentingan protektif, melindungi produk yang terbungkus di dalam kemasan tersebut, sehingga produk menjadi tidak mudah rusak atau berkurang kualitasnya.
Kemasan produk pun beragam bahan dasarnya, bisa terbuat dari plastik, kertas atau kaleng. Tergantung dari produk dan tujuan produsen. Bisa jadi setiap kemasan memiliki maksud dan tujuan berbeda, sehingga diperlukan pula penanganan khusus.
Alice Louw dan Michelle Kimber merumuskan bahwa kemasan memiliki beberapa tujuan antara lain:
- Perlindungan fisik, melindungi produk dari suhu, getaran, guncangan, dan sebagainya.
- Melindungi produk dari uap, air dan sebagainya.
- Efisiensi dalam hal pengiriman barang atau distribusi, untuk barang-barang kecil dapat dikemas secara sekaligus.
- Memberikan informasi mengenai tata cara penggunaan barang dan juga mekanisme pengiriman barang tersebut.
- Kemasan untuk menjaga barang dari aksi pencurian, misalnya dipasang label mudah rusak jika ada percobaan barang tersebut dicuri.
- Kemasan untuk menambah kenyamanan bagi penggunanya.
- Kemasan dengan tujuan untuk pemasaran agar konsumen membeli barang yang dijual.
Dari aspek pemasaran, Philip Kotler dan Kevin Lane Keller mendefinsikan kemasan sebagai kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.
Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller menggunakan perspektif pemasaran sehingga kemasan bergeser tidak hanya bertumpu kepada fungsi proteksi namun telah menjadi sebuah alat pemasaran.
Kemasan Kekinian
Persaingan usaha memang menuntut produsen untuk berpikir keras, bagaimana caranya agar produk yang dijual dapat laku di pasaran. Konsumen dihadapkan kepada begitu banyak pilihan produk.
Jika seorang konsumen berkunjung ke sebuah supermarket dengan tujuan misalnya membeli sebotol susu, begitu sampai pada lorong khusus yang menyediakan susu, tentunya konsumen tersebut akan menemui produk susu yang beragam. Mulai dari susu bubuk, susu cair dengan berbagai ukuran, rasa, dan tentunya merek. Konsumen harus mengambil keputusan untuk memilih produk, sesuai kebutuhannya.
Setidaknya itulah sedikit ilustrasi bagaimana kemasan dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk. Lantas bagaimana dengan kemasan kekinian? Alasannya adalah produk dengan kemasan menarik akan menjadi daya tarik bagi produk tersebut, meningkatkan image merek dan penjualan.
Kemasan tidak hanya semata-mata berfungsi sebagai bungkus, ciri khas dari kemasan kekinian adalah didesain dengan unik, layaknya karya seni, kemasan kekinian memiliki daya tarik yang terkadang melebihi nilai utama dari produknya. Tujuannya tentu saja agar kemasan tersebut dapat menarik minat calon konsumen.
Pendekatan Gaya Hidup dan MinatÂ
Kemasan kekinian dapat didesain dengan menggunakan pendekatan gaya hidup dan minat konsumen. Metode ini dapat dilakukan secara umum namun lebih terkonsentrasi dengan menyasar kepada segmen konsumen yang memiliki gaya hidup dan minat tertentu.
Adanya momen seperti Piala Dunia dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk melakukan pendekatan ini. Kemasan dengan desain gambar sepak bola dan tim peserta Piala Dunia. Kemudian konsumen dapat memilih sesuai dengan tim peserta yang didukungnya.
Pendekatan Personal
Ruang lingkup dari pendekatan personal tidak dapat dilakukan seluas pendekatan gaya hidup dan minat, mengingat adanya perbedaan pribadi dari setiap konsumen yang dijadikan sebagai unsur dan desain dari kemasan. Metode kemasan dengan pendekatan personal memang ditujukan langsung kepada konsumen secara pribadi.
Strategi kemasan dengan pendekatan secara personal dapat membuat konsumen loyal karena merasa memiliki hubungan emosional dengan suatu merek. Bagi sebagian orang, mungkin akan terasa menyenangkan melihat foto diri dan nama mereka tercantum dalam sebuah kemasan produk.
 Kemasan Dengan Desain Unik
Metode ini sebetulnya ditujukan untuk jangkauan pasar lebih luas, hanya saja kemasan produk dirancang dengan sangat unik atau indah. Tentunya keunikan dan keindahan ini menjadi daya tarik bagi banyak orang.
Kemasan seperti ini dapat meningkatkan kesan eksklusif dari sebuah produk. Mungkin fungsi utama dan kualitas dari produk tersebut biasa saja, namun berkat adanya kemasan unik nilai produk tersebut akan turut bertambah. Tak jarang konsumen menjadi merasa sayang sehingga akhirnya tidak menggunakan produk tersebut, kemudian produk tersebut hanya menjadi suvenir.
Jika meninjau dari metode pendekatan yang digunakan agar kemasan dapat menjadi alat pemasaran, maka fungsi dari kemasan dapat dideskripsikan:
- Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
- Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
- Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
- Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Namun hal penting dalam menentukan desain kemasan adalah perlu memperhatikan demografi dan karakteristik konsumen yang dijadikan sebagai target market. Sehingga desain kemasan menjadi sesuai dengan selera konsumen, juga penting untuk tidak bertentangan dengan budaya setempat.
Desain yang tidak tepat malah akan menjadi blunder, tentunya dapat berakibat produk menjadi gagal terjual dan image merek menjadi buruk. Maka riset pasar menjadi poin penting untuk mendapatkan gambaran dan data perihal apa saja yang dapat dijadikan sebagai daya tarik dari suatu kemasan.
***
Dari mata turun ke hati, karena konsumen melihat kemasan produk menarik, kemudian konsumen tergerak untuk mencoba membeli produk dan dengan disertai kualitas produk yang baik, konsumen tentu akan menyukainya. Cinta pada pandangan pertama yang berlanjut menjadi keuntungan produsen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H