Adalah seorang psikolog asal Amerika Serikat dengan nama Abraham Harold Maslow (1908-1970) yang memperkenalkan teori hirarki kebutuhan manusia. Mulai dari kebutuhan mendasar, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, kebutuhan untuk dihargai, dan puncaknya adalah kebutuhan aktualisasi diri.Â
Maslow merumuskan bahwa kebutuhan paling mendasar adalah kebutuhan yang harus terlebih dahulu dipenuhi, lantas kemudian tuntutan kebutuhan manusia akan bertambah sesuai dengan tingkatan yang dirumuskan. Salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia adalah soal makanan. Semua manusia membutuhkan makanan, karena rasa lapar merupakan sifat alami manusia.Â
Dan walaupun rasa lapar manusia sudah dikenyangkan melalui makanan, pada dasarnya manusia adalah mahluk yang senantiasa mencari kesenangan dan kenikmatan. Faktor kesenangan dan kenikmatan juga dapat ditemukan melalui cita rasa makanan.
Konsumen memang selalu menjadi raja, karena tanpa konsumen, sebuah usaha tidak akan pernah mengalami kemajuan. Konsumen akan selalu menuntut kualitas, rasa, dan pelayanan. Pada dasarnya konsumen tidak pernah akan bisa dipuaskan dengan kualitas yang disajikan secara biasa-biasa saja.
Lazim dalam dunia usaha, pasti terdapat persaingan. Termasuk di usaha kuliner, para pesaing akan selalu berupaya merebut konsumen dari pelaku usaha lainnya.
Apa yang mereka lakukan guna merebut perhatian konsumen? Tentunya para pesaing tersebut juga akan berusaha meningkatkan kualitas, rasa dan pelayanan. Akhirnya konsumen dihadapkan pada banyak pilihan, dan konsumen memiliki daya tawar lebih kuat, karena konsumen memiliki posisi untuk menentukan pilihan menu makanan mana yang sesuai dengan selera mereka untuk dikonsumsi.
Jika dahulu usaha kuliner dapat mengandalkan kelangsungan usaha melalui menjajakan cita rasa semata, dengan adanya perubahan perilaku konsumen dan juga tuntutan persaingan usaha, maka cara pandang pelaku usaha kuliner dengan sendirinya mengalami perubahan dan perkembangan. Di era persaingan yang ketat, pelaku usaha perlu senantiasa kreatif dan jeli dalam memanfaatkan peluang.
Tren Food Hybrids Pada Usaha Kuliner
Demi menjaga eksistensi usaha dan juga memenangkan persaingan, maka diperlukan inovasi. Berawal dari kreasi para ahli kuliner lahirlah menu food hybrids dan kemudian beberapa tahun belakangan ini upaya menggabungkan beberapa jenis makanan menjadi satu kesatuan merupakan tren tersendiri di dunia kuliner.
 Ahli kuliner melakukan eksperimen dengan mencampur berbagai kombinasi makanan untuk menciptakan makanan yang dapat memberikan perpaduan sempurna serta memiliki cita rasa lezat dan juga menjadi sensasi bagi konsumen.
Sebut saja cronut hasil karya Dominique Ansel yang merupakan gabungan dari croissant dan doughnut (donat). Cronut disebut-sebut sebagai pelopor food hybrids memang mengejutkan dunia kuliner. Hal ini terjadi karena keberanian dari Ansel untuk bereksperimen serta kejeliannya untuk menciptakan cara mendorong usahanya agar lebih berkembang.
Fenomena cronut merupakan contoh dari bagaimana inovasi menu merupakan hal penting dalam usaha kuliner. Konsekuensi dari usaha kuliner tanpa disertai pengembangan sajian makanan adalah kejenuhan konsumen, dan hal ini dapat berdampak konsumen beralih kepada pesaing yang memiliki sajian menu lebih menarik. Kesuksesan cronut ternyata membawa rasa penasaran bagi para pelaku usaha kuliner untuk berinovasi dengan menu mereka.
Pengusaha baik kecil maupun besar berlomba-lomba untuk memperluas pasar mereka melalui konsep food hybrids. Dalam strategi pemasaran, food hybrids merupakan penerapan dari inovasi produk dan diferensiasi produk. Kedua strategi tersebut merupakan cara lumrah yang digunakan para pelaku usaha untuk memenangkan persaingan.
Inovasi produk merupakan proses pengembangan produk baik dari produk eksisting yang kemudian disempurnakan atau menciptakan produk baru. Sedangkan diferensiasi produk adalah proses untuk membuat agar suatu produk menjadi berbeda dan menarik bagi konsumen. Dari kedua proses tersebut menghasilkan produk dengan nilai tambah bagi konsumen. Dalam hal ini adalah terciptanya food hybrids.
Food hybrids menjadi andalan bagi berbagai usaha kuliner. Jaringan restoran raksasa dunia asal Amerika Serikat, Kentucky Fried Chicken (KFC) merilis satu menu yang cukup fenomenal, yaitu Chicken Pizza. Daging ayam yang dibalut tepung kemudian digoreng sampai renyah dipadukan dengan topping saus dan keju layaknya pizza.
Kedua jenis makanan lezat ini disilangkan menjadi satu, tentunya mendapat respon yang beragam dari para konsumen. Ternyata Pizza Burger cukup diminati.
Selain membutuhkan kreativitas, untuk menciptakan food hybrids diperlukan keahlian dan pengetahuan dalam memasak. Hal ini dikarenakan kita akan menggabungkan beberapa jenis makanan menjadi satu, sehingga kita perlu menguasai terlebih dahulu memasak atau membuat satu per satu jenis makanan sampai betul-betul berhasil, lantas bereksperimen menggabungkannya.
Semua komposisi bahan-bahan yang digunakan harus seimbang agar dapat menghasilkan makanan yang sempurna. Jika terdapat kesalahan dalam menakar komposisi, hasilnya tidak akan dapat dinikmati alias gagal. Contoh food hybrids yang menggabungkan brownies dengan cookies, untuk menggabungkan kedua jenis makanan ini jika si pembuat tidak mengetahui takarannya dengan baik, hasil dari food hybrids akan percuma.
Selain kemampuan dan teknik dalam memasak, food hybrids juga membutuhkan dukungan imajinasi agar dapat menghasilan penampilan makanan yang menarik. Bagaimana pun semua ini membutuhkan riset, agar hasilnya betul-betul sempurna.
Strategi Usaha Kuliner Dalam Menghadapi Persaingan
Food hybrids merupakan penerapan dari strategi usaha yaitu inovasi dan diferensiasi produk, dimana pada prosesnya dibutuhkan riset dalam mengembangkan dan mencoba menciptakan makanan baru. Dan tak kalah penting adalah memahami arah selera konsumen. Namun untuk menghadapi persaingan diperlukan upaya lebih dari itu.
Menjaga Kualitas
Ini merupakan faktor yang sangat penting. Dalam menyajikan hidangan kepada konsumen, kita harus memberikan yang terbaik. Konsumen patut mendapatkan menu dan layanan terbaik. Pada dasarnya kualitas merupakan syarat dasar bagi pelaku usaha untuk memuaskan konsumen. Dalam dunia kuliner, kualitas hidangan tercipta dari bahan baku terbaik dan juga proses yang dipantau dengan baik.
Untuk memastikan kualitas tetap terjaga dibutuhkan adanya quality control yang ketat, sehingga seluruh bahan baku dan proses dilakukan berdasarkan standar mutu yang ditetapkan. Jaringan restoran besar seperti halnya Dominos Pizza atau KFC pasti memiliki quality control dan standar operasional prosedur sebagai panduan bagi pelaksanaan penyajian makanan kepada konsumen. Melalui quality control seluruh proses dan bahan dapat didefinisikan dengan baik serta terjaga kualitasnya.
Memasarkan Menu
Menu food hybrids dapat dipasarkan kepada konsumen sebagai menu istimewa yang muncul pada momen tertentu, seperti hari raya. Dalam hal ini menu food hybrids akan menjadi menu yang bersifat musiman dan mengejutkan. Dampak positifnya adalah konsumen akan menjadi penasaran dan berbondong-bondong untuk mencobanya.Â
Cara ini dapat membantu untuk mendapatkan keuntungan perusahaan dalam jangka pendek. Tetapi hal negatifnya adalah menu ini akan dilupakan ketika momen tersebut sudah selesai dan konsumen kembali dihadapkan pada pilihan menu seperti biasanya, kemudian menjadi bosan.
Mempertahankan Ciri Khas
Usaha kuliner membutuhkan ciri khas agar senantiasa diingat oleh konsumen. Artinya menu yang dimiliki harus memiliki gaya yang mudah diingat. Dalam hal ini menu yang bersifat tradisional atau asli dapat dipertahankan sebagai menu dasar agar konsumen memiliki pilihan lain di samping food hybrids.
Fokus dan Review
Tentukan menu yang dijual kepada konsumen. Variasi menu memang diperlukan, tetapi perlu dibatasi menu masa saja yang mendapat sambutan baik dari konsumen.
Untuk menu tanpa disertai tingginya minat konsumen hanya akan menghabiskan sumber daya. Lakukan juga review terhadap menu yang ada. Jika ada hal yang perlu untuk disempurnakan sebaiknya segera ditindak lanjuti sehingga kualitas menu menjadi lebih baik dan memuaskan konsumen.
***
Akhirnya semua pilihan akan ditentukan oleh konsumen, sesuai dengan kebutuhan dan selera mereka. Bagi pelaku usaha kuliner hal yang dapat dilakukan adalah menjaga agar konsumen untuk tetap setia menikmati menu yang ditawarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H