Seorang komedian terkenal Charlie Chaplin (1889-1977) mengatakan, "Hidup adalah tragedi ketika dilihat dari dekat tetapi komedi dalam jangka panjang." Gagasan komedi yang menarik banyak dilahirkan dari realita hidup. Karena melalui komedi manusia diajak untuk melihat kenyataan hidup dan fakta sosial dari perspektif berbeda. Melalui bingkai humor, fakta yang terjadi dapat lebih diterima dan dicerna oleh masyarakat.Â
Dengan humor pula hal-hal yang bersifat sensitif dapat disampaikan secara lebih santai dan mengurangi kesan menghina atau melukai perasaan pihak-pihak tertentu.
Dengan berdasarkan fakta hidup dan sosial, maka komedi dapat diterima, karena dianggap masuk akal. Gagasan komedi semacam ini pula yang membuat para komedian legendaris senantiasa dikenang dan memiliki karakter yang melekat.
Berikut contoh komedian yang berhasil memberikan humor berdasarkan realita sosial:
Benyamin Sueb
Komedian yang senantiasa mengusung budaya Betawi dengan gayanya yang kocak. Tetapi lelucon dan humor Benyamin S ini sebetulnya menyampaikan pesan mengenai keberadaan masyarakat dan budaya Betawi yang senantiasa tergerus oleh kemajuan jaman.
Pada era tahun 70-an, film-film Benyamin S digemari masyarakat dan di dalam peran yang dimainkannya ia kerap menjadi karakter yang menggambarkan rakyat jelata, ditindas dan terkadang penuh kesialan, untuk mengatasi kesialannya juga Benyamin bertindak curang.
Humor Benyamin S menyampaikan isu sosial mengenai masyarakat dan budaya Betawi yang mulai tergusur, tetapi dikemas secara menarik dalam bingkai komedi.
Warkop DKI
Grup lawak legendaris yang terdiri dari Dono, Kasino, Indro ini begitu terkenal di era tahun 80-an. Film-film dan kaset humor yang menampilkan nama mereka menjadi jaminan kelarisan penjualan tiket film dan kaset humor.
Dono, Kasino, Indro merupakan komedian dengan latar belakang pendidikan mumpuni. Pada dasarnya mereka cerdas dan kritis, sehingga konsep yang diusung dalam humor mereka kerap berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat saat itu. Seperti halnya pembangunan, kemiskinan, politik sampai dengan pengalaman hidup pribadi mereka.