Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kopi Purwaceng di Dataran Tinggi Dieng

2 April 2018   11:08 Diperbarui: 4 April 2018   00:28 3035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kita akan berangkat ke Dieng bersama-sama." Kurang lebih itulah keputusan yang disepakati bersama. Dan pada akhirnya rombongan kami pun berangkat menuju Dataran Tinggi Dieng. Dari Jakarta dengan menggunakan kendaraan roda empat dibutuhkan waktu sekitar 13 jam dengan jarak 473 kilometer, sebuah waktu tempuh yang tergolong panjang, saya bergurau jika berpergian dengan pesawat selama itu dari Jakarta sudah cukup untuk menempuh salah satu kota di Eropa. 

Tetapi rasa lelah karena jarak dan waktu yang panjang akibat kemacetan sedikit terlupakan karena keceriaan rombongan selama perjalanan.

Selain bercanda dan mengobrol membicarakan berbagai perihal dari yang sedikit serius sampai hal yang tidak ada juntrungannya, saya beberapa kali tenggelam dalam pikiran saya. 

dokpri
dokpri
Sambil mendengarkan musik progressive rock yang tersambung ke telinga saya melalui head set, saya memikirkan sebetulnya apa yang menjadi tujuan saya dalam perjalanan ke Dieng kali ini? Tentunya tujuan utama saya adalah berkumpul dan bersenang-senang bersama rombongan, namun selama perjalanan saya belum mendapatkan sesuatu hal yang menjadi tujuan pribadi dalam perjalanan tersebut. Ya, akhirnya saya mencoba untuk menikmati perjalanan darat yang ternyata melelahkan juga.

Rute yang kami tempuh menuju Dataran Tinggi Dieng adalah melewati jalur Pantura dengan titik perlintasan Pekalongan dan Banjarnegara, akses jalan menuju lokasi cukup berliku dan menanjak, disertai dengan jurang di tepi jalan, sehingga diperlukan konsentrasi dan kehati-hatian bagi pengemudi. Mendekati Dieng, pemandangan kebun kentang mulai terbentang terlihat dan menghiasi perjalanan. 

Kentang dan jamur adalah salah satu komoditas unggulan di Dieng, sehingga tak heran banyak sekali pengrajin yang mengolahnya menjadi keripik untuk panganan, serta banyak pedagang yang menjajakan jamur dan kentang crispy di sekitar Dieng. Makanan tersebut cukup digemari banyak kalangan dan tak asing lagi. Dan akhirnya rombongan tiba di tujuan dan siap berkunjung ke beberapa tempat yang telah direncanakan sebelumnya.

dokpri
dokpri
Telaga Warna

Salah satu objek wisata yang cukup dikenal di kawasan Dieng, dan sering kali dikunjungi para wisatawan guna menyaksikan keindahan alam yang tersaji di area komplek ini. Telaga warna merupakan nama yang disebutkan untuk tempat ini dikarenakan warna air di telaga ini dapat berubah-ubah dikarenakan faktor kandungan sulfur di air telaga. 

Sehingga kandungan sulfur yang terkena sinar matahari dapat mempengaruhi warna air dalam penglihatan manusia sebagai warna yang beraneka ragam, seperti hijau, kuning, bahkan pelangi. Namun faktor cuaca dan kondisi alam sekitar juga turut berpengaruh terhadap warna air di telaga. Selain keunikan telaga, pengunjung juga disuguhkan pemandangan dengan suasana yang sejuk dan berbagai pepohonan rindang disertai bukit-bukit yang mempesona mata.

dokpri
dokpri
Di samping pesona alam ternyata Telaga Warna juga memiliki pesona yang bersifat mistis. Hal ini dikarenakan di dalam area Telaga Warna terdapat beberapa titik yang terkadang dijadikan tempat untuk ritual semedi, yaitu Gua Semar, Gua Jaran Resi Kendaliseto, serta ada juga Gua Sumur Eyang Kumalasari. Tetapi untuk melakukan ritual semedi tersebut diperlukan persiapan khusus yang harus dipenuhi, salah satunya adalah meminta ijin terlebih dahulu kepada kuncen atau juru kunci.

dokpri
dokpri
Candi Arjuna

Candi Arjuna merupakan salah satu dari kelompok bangunan candi yang dinamakan Candi Dieng. Menurut literatur sejarah yang dikutip dari candi.perpunas.go.id, Candi Dieng disinyalir merupakan salah satu bangunan candi tertua di Indonesia dengan estimasi pembangunan pada wangsa raja-raja Sanjaya pada akhir abad ke 8 M dan awal abad 9 M. Dan pada masa kolonial, bangunan candi ini ditemukan oleh kalangan tentara Inggris pada tahun 1814 dalam kondisi terendam air. Pada tahun 1856 , seorang Belanda bernama J van Kinbergens mengupayakan pembersihan dan pengeringan Candi Dieng.

Sesuai dengan nama yang disematkan, Candi Dieng merupakan candi yang dibangun pada masanya dengan tujuan spiritual untuk kegiatan penganut ajaran agama Hindu. Dengan adanya pengaruh dari kebudayaan India, bangunan candi di sekitar Dieng dinamakan dengan menggunakan karakter pewayangan Mahabarata, seperti halnya yang terdapat di komplek Candi Arjuna.

dokpri
dokpri
Komplek Candi Arjuna terdiri dari beberapa bangunan candi, sebut saja Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Sembadra, dan Candi Perwara atau Candi Semar yang melambangkan kearifan lokal dalam budaya Jawa. Dari beberapa candi tersebut yang menjadi poros utama di komplek ini adalah keberadaan Candi Arjuna yang terletak pada sebelah utara dan berhadapan dengan Candi Semar.

Faktor sejarah dan keunikan dari Candi Arjuna merupakan salah satu potensi wisata Dataran Tinggi Dieng, sehingga sejak tahun 2010 Dinas Pariwisata Banjarnegara dan Kelompok Sadar Wisata  menggunakan Candi Arjuna sebagai salah satu daya tarik acara tahunan yang dikenal dengan nama Festival Budaya Dieng.

Kawah Sikidang

Dataran Tinggi Dieng memiliki beberapa tempat dengan aktivitas vulkanik yang masih aktif, salah satu yang cukup terkenal adalah Kawah Sikidang. Namun Kawah Sikidang kendati tergolong  sebagai area vulkanik aktif ternyata aman untuk dikunjungi dan cukup populer di kalangan wisatawan.

Kawah Sikidang berlokasi pada sebuah area yang sangat luas dan terdiri dari beberapa kolam kawah. Ternyata aktivitas kawah di area ini sangat unik, karena aktivitas kawah dapat berpindah-pindah kolam dari satu kolam ke kolam lainnya. Masyarakat menamakannya sebagai Kawah Sikidang karena perpindahan aktivitas kawah tersebut menggambarkan kebiasaan hewan kidang (kijang) yang senantiasa melompat.

dokpri
dokpri
Berkunjung ke Kawah Sikidang berarti kita semua sesungguhnya mengunjungi area yang dipenuhi dengan uap yang keluar dari kolam kawah, sehingga pandangan kita disuguhi oleh asap uap yang melayang di udara disertai dengan aroma belerang yang cukup menyengat hidung. Tak ada salahnya jika menggunakan masker di sekitar kawasan Kawah Sikidang. 

Pengunjung dapat menyaksikan secara langsung aktivitas vulkanik yang berupa letupan gas di lumpur panas yang tergenang dalam kolam kawah. Untuk alasan keamanan, di setiap kolam kawah dibatasi oleh pagar sehingga dapat menjaga jarak aman antara kolam kawah dan pengunjung yang melihat fenomena vulkanik tersebut.

Pengunjung juga dapat membeli hidangan berupa telur yang direbus langsung dari kolam kawah. Jika pada umumnya kita menikmati telur yang direbus oleh air mendidih, maka di Kawah Sikidang dengan harga sekitar 5 ribu rupiah kita dapat mencoba telur yang matang direbus oleh panasnya uap dan kawah vulkanik. 

Dan ternyata rasa telur yang matang oleh rebusan kolam kawah tersebut memiliki sedikit aroma belerang, tetapi berdasarkan pengalaman rekan yang mencoba untuk mencicipinya untuk ukuran rasa tidak jauh berbeda dengan telur rebus pada umumnya. Bagi para penggemar foto, di sekitar area Kawah Sikidang juga disediakan beberapa tempat dengan aneka ornamen yang menarik, mulai dari bunga sampai berfoto dengan burung hantu.

Kopi Purwaceng

Setelah mengunjungi beberapa tempat tersebut ternyata cukup menguras tenaga dan terasa lelah. Akhirnya rombongan memutuskan untuk kembali ke penginapan untuk beristirahat. Setelah membersihkan diri dan makan malam, justru saya mendapatkan sesuatu hal yang menarik bagi saya yaitu suguhan khas Dataran Tinggi Dieng, yaitu kopi purwaceng.

Dataran Tinggi Dieng terletak di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Pada malam hari rata-rata suhu daerah tersebut berkisar 6-10 derajat celcius. Tak dapat dipungkiri kawasan ini cukup dingin bagi penduduk dengan iklim tropis seperti Indonesia. Jika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng sebaiknya membekali diri dengan baju hangat yang lengkap.

Pada malam harinya, saya merasakan udara yang cukup dingin. Sehingga hangatnya jagung bakar lumayan menghibur dan memberikan kenikmatan. Lalu saya disuguhi minuman tradisional yang berbahan dari tanaman purwaceng dengan campuran kopi. Sebagai pecandu kopi yang selalu tertarik dengan aneka ragam kopi, terutama kopi hitam, nama kopi purwaceng cukup menarik perhatian saya, sehingga saya pun tak ragu mencobanya. Ternyata rasanya cukup enak, karena kopi diseduh dengan campuran ramuan purwaceng dan beberapa rempah lainnya. Aroma mirip seduhan jamu cukup terasa disertai rasa hangat yang mengalir di tenggorokan. Saya pun terusik untuk bertanya mengenai purwaceng.

ngasih.com
ngasih.com
Purwaceng (pimpinella pruatjan) merupakan varietas tumbuhan yang dapat tumbuh di kawasan Dataran Tinggi, dan dikenal memiliki salah satu khasiatnya sebagai penambah gairah seksual atau afrosidiak! Dari penelusuran yang saya coba cari berdasarkan beberapa literatur, disimpulkan tanaman ini hanya ditemukan di daerah Dataran Tinggi di pulau Jawa, seperti Dieng, Tengger. 

Dan bagian dari tanaman purwaceng yang diolah adalah bagian akarnya. Sehingga untuk kebutuhan konsumsi yang dapat diterima oleh masyarakat, maka purwaceng pada umumnya disajikan dengan dicampur kopi dan susu. Tetapi untuk mendapatkan efek nyata dari purwaceng ternyata harus dikonsumsi secara rutin selama 7-15 hari, sehingga konsumsi dalam jangka pendek tidak akan memiliki pengaruh yang signifikan.

 Karena kopi dan susu purwaceng merupakan hal yang menarik, saya pun membelinya dalam bentuk sachetsebagai oleh-oleh agar rekan-rekan di Jakarta dapat mencicipi rasa kopi dan susu purwaceng. Harganya tergolong mahal 1 boks berisi 10 sachet dibanderol seharga 80 ribu rupiah. Tetapi untuk rasa dan aromanya masih tergolong cukup nikmat. 

Pada malam itu saya menghabiskan 3 cangkir kopi purwaceng, tetapi yang terasa adalah hangat dan sedikit mengusir rasa lelah. Ternyata saya menemukan tujuan pribadi saya yaitu mendapatkan pengetahuan dan pengalaman unik melalui mencicipi purwaceng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun