Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Agar Terhindar dari Masalah Keuangan

18 Maret 2018   14:43 Diperbarui: 18 Maret 2018   22:30 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasti gambar: informationng.com

Krisis finansial alias masalah keuangan memang seringkali menjadi masalah dalam kehidupan sehari-hari, bahkan tak jarang menyulitkan banyak pihak. Uang dan lagi-lagi uang, seolah tanpa uang semua perkara menjadi seret.  Pada suatu hari saya menerima pesan yang masuk melalui aplikasi di HP, isinya, "Bro gimana nih ada longgar tarik (maksudnya uang buat dipinjam) ga? Dikit aja buat dana sampe gajian." Saya hanya tersenyum sekaligus heran membaca pesan tersebut. Itu contoh kasus pertama.

Contoh kasus kedua saya merasa lebih lucu lagi sekaligus menyebalkan, saya bilang lucu karena justru yang BU alias butuh uang alias krisis finansial adalah bekas rekan kerja saya yang pernah menjabat sebagai Kepala Bagian di suatu bank swasta, yang menurut logika saya, gajinya cukup lumayan. Dan modus mantan rekan kerja saya juga sama, mengirim pesan melalui aplikasi di HP. Kira-kira bunyinya seperti ini, "Tolong bantu talangin 1 juta untuk bayar kartu kredit." Dan yang lebih mengagumkan lagi jika saya malas menanggapi pesannya, dia akan menelpon sambil memaksa untuk meminjam uang. Yang menyebalkan adalah di hadapan banyak orang saya masih ingat waktu itu dia masih mencoba bergaya dengan mobil Hyundai Getz hasil utang juga.

Oke, 2 contoh kasus itu mungkin pernah kita alami. Ternyata jabatan, gaji atau malah umur belum tentu membuat kita terjamin untuk tidak kekurangan uang. Apa yang terjadi ketika dana yang harusnya kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hati ternyata kurang? Cara paling praktis adalah meminjam uang sebagai dana talangan. Berhubung kedua contoh kasus tadi sering saya temukan jadi saya menyebut aliran dana yang diperuntukan untuk orang-orang seperti kedua oknum di contoh kasus tersebut sebagai program Bantuan Likuiditas Bapak dan Ibu alias BLBI.

Filosofinya sama dengan program Bantuan Likuiditas Bank Indonesia era krisis ekonomi 1997-1998, dimana pemerintah menyuntik sejumlah besar uang untuk memenuhi kebutuhan dana bagi bank yang dikategorikan "sakit" atau perlu uang. Ya, dalam kedua kasus yang saya ceritakan, kedua oknum tersebut juga perlu uang. Jadi BLBI merupakan dana talangan bagi pihak yang membutuhkan dana, bedanya BLBI untuk oknum yang saya singgung krediturnya adalah bisa teman, saudara atau bahkan orang tua. Kreditur yang menjadi korban akibat oknum-oknum tersebut salah urus keuangan pribadi, dengan kata lain orang lain menjadi pihak yang harus menanggung alias nombok kekurangan dana mereka. Sulit kan berada di posisi itu.

Buruknya pengelolaan perencanaan keuangan dapat menyebabkan banyak persoalan, jadi lebih baik kita coba belajar untuk menerapkan manajemen keuangan sederhana secara baik dan cermat, agar dana yang kita terima sebagai penghasilan dapat mencukupi biaya yang harus dibayar.

Membudayakan Menabung dan Memahami Nilai Ekonomi

joburgwest.getitonline.co.za
joburgwest.getitonline.co.za
Biasakan menabung atau menyisihkan uang berapa pun jumlahnya. Bahkan hal tersebut dapat dimulai ketika usia seseorang masih kecil. Jika kita hidup di lingkungan suatu keluarga, mulailah membiasakan anak-anak di sekitar kita untuk menabung. Ajari mereka memahami nilai ekonomi dari uang dan juga menerapkan pola pikir bahwa untuk mendapatkan uang diperlukan usaha.

Budaya tradisional nenek moyang kita sesungguhnya sejak lama mengajarkan nilai yang sangat bermanfaat dari menabung melalui media celengan, dimana kita diajarkan untuk menyimpan uang receh. Atau tradisi menyimpan uang di tiang bambu rumah yang kerap dilakukan para petani di jaman dahulu. Nah, masyarakat kuno saja telah sejak lama melakukan hal itu, seharusnya manusia di era modern dapat lebih memahami budaya menabung.

Budaya menabung yang diterapkan sejak usia dini dapat tumbuh dan berkembang dalam karakter pribadi seseorang, jadi ketika orang tersebut dewasa dan memiliki penghasilan, menabung merupakan yang biasa dilakukan, sehingga orang tersebut memiliki simpanan uang yang dapat digunakan ketika diperlukan. Di sisi lain, orang tersebut juga dapat memahami bahwa untuk mendapatkan hasil atau uang diperlukan adanya jerih payah atau usaha, proses dari bekerja dan waktu untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Tidak Perhitungan Tetapi Menghitung

 Saya adalah orang yang tidak perhitungan tetapi menghitung dalam urusan yang menyangkut biaya. Beberapa rekan menyebut saya pelit, tetapi saya rasa mereka sedikit salah. Saya orang yang menganut ideologi efisien dalam hal biaya. Artinya adalah saya akan selalu keberatan untuk mengeluarkan biaya yang tidak diperlukan. Dalam melakukan sesuatu hal yang diperlukan biaya, sudah sewajarnya kita menghitung yang perlu dan yang tidak diperlukan. Rasanya konyol jika kita membayar untuk hal yang sama sekali tidak perlu, kecuali tertipu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun