Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menjadi Pengajar atau Fasilitator?

9 Februari 2018   21:21 Diperbarui: 9 Februari 2018   21:48 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi saya menjadi fasilitator pada sesi pelatihan merupakan pengalaman yang senantiasa berkesan. Saya mulai mendapat pengalaman pertama untuk menjadi fasilitator pada tahun 2007 dan sejak saat itu kesempatan  datang silih berganti. Saya sangat mensyukuri kesempatan tersebut, dan ternyata banyak juga materi yang telah saya sampaikan, mulai dari materi terkait front office, back office, kredit, operasional cabang, manajemen risiko sampai dengan pelayanan.

Memang saya tidak pernah menghitung sudah berapa kali saya tampil di depan kelas untuk menyampaikan materi pelatihan, tetapi saya sudah banyak bertemu dengan rekan-rekan yang ikut serta dalam pelatihan yang saya fasilitasi. Pada setiap sesi pelatihan, di awal saya akan berupaya bertindak dan memasang mind set sebagai fasilitator, karena bagi saya  istilah pengajar masih terlalu berat dan saya merasa ilmu saya belum cukup tinggi dan dalam jika harus mengajar. 

Sedangkan jika posisi saya adalah sebagai fasilitator saya merasa levelnya lebih ringan, karena sebatas menyampaikan materi kepada rekan-rekan yang menjadi peserta. Apa yang saya sampaikan, kebetulan saja saya tahu dan paham terlebih dahulu dibandingkan dengan rekan yang lain, atau mungkin juga ada rekan yang lebih mengetahui. Jadi bagi saya suatu pelatihan sebaiknya menjadi sarana untuk berdiskusi bertukar gagasan dan pengetahuan.

Dan ternyata, rasa merasakan banyak sekali manfaat menjadi fasilitator. Jadi jika anda mendapatkan kesempatan untuk menjadi pembicara atau fasilitator, saya sarankan gunakan kesempatan itu sebaik mungkin. Jangan sia-siakan. Saya mencoba untuk merangkum manfaat-manfaat yang telah saya rasakan selama 12 tahun ini menjadi fasililator.

Public speaking 

Berbicara di depan publik. Mungkin terkesan biasa saja dan mudah, tapi kenyataannya tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik, banyak juga saya menemui orang-orang yang ternyata ketika harus berbicara di depan publik malah gugup atau demam panggung, ada juga yang malah menolak tampil. Jika anda menjadi pemimpin, kemampuan public speaking merupakan hal yang mutlak diperlukan, karena anda harus tampil dan berbicara di depan orang-orang yang anda pimpin.

Public speaking merupakan bagian dari komunikasi dan sebetulnya dapat dipelajari serta harus dilatih, bagaimana harus bertutur kata, bersikap dengan gaya tubuh dan ekspresi yang sesuai. Dan juga dalam hal menyusun materi yang harus anda sampaikan. Itu semua butuh persiapan. Bahkan bagi orang yang sudah terbiasa sekalipun. Dan anda perlu menyesuaikan dengan gaya orang yang menjadi audiens. Berbicara di hadapan top management pastinya berbeda dengan gaya berbicara di hadapan staff.

Meningkatkan kompetensi melalui materi yang kita sampaikan

Sebelum menjadi fasilitator, kita wajib menguasai hal apa yang akan kita sampaikan. Maka dengan demikian otomatis kita perlu mempelajari terlebih dahulu hal apa yang akan dibicarakan. Jadi sebetulnya kita belajar dan meningkatkan kompetensi kita.

Walaupun materi yang disampaikan itu telah kita ketahui atau mungkin dikuasai, tetapi sebaiknya diperdalam lagi, karena ilmu senantiasa berkembang. Atau mungkin ada hal-hal yang kita lupakan, malah bisa jadi materi yang kita sampaikan memiliki keterkaitan dengan hal lain yang berguna bagi kita. Jadi senantiasa belajar dan belajar. Bukankah ini hal yang menarik. Ternyata istilah mengajar untuk belajar hal yang tepat. Dengan mengajarkan sesuatu kita akan mempelajari hal lainnya. Saya bersyukur pula memiliki hobi membaca buku, sehingga seringkali dapat mengkaitkan satu topik dengan topik lainnya.

Terkadang pada saat menyampaikan materi ada pertanyaan yang disampaikan audiens yang belum kita ketahui atau kita belum bisa menjawab. Jika menghadapi situasi seperti itu, saya dengan rendah hati  mengakui kekurangan saya, dan tentunya saya akan berupaya untuk mencari jawabannya. Dengan demikian saya mendapatkan tantangan sekaligus pengetahuan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun