Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Patience"

27 Januari 2018   19:06 Diperbarui: 27 Januari 2018   19:24 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku memikirkan tentang segala bentuk rejeki tetapi tidak kutemukan rejeki yang lebih baik daripada kesabaran" (Umar bin Khattab).

Dalam kehidupan manusia kerap dihadapkan pada kesulitan dan masalah. Orang-orang beriman dengan ajaran agama apapun mengatakan bahwa semua kesulitan dan masalah manusia merupakan ujian hidup. Semua kesulitan dan masalah hidup di dunia ada solusinya, ada jalan keluar. Begitulah nasihat yang juga kerap diajarkan para pemuka agama. Sabar, adalah kunci menghadapi semua masalah dan kesulitan.

Kesabaran merupakan bentuk pengendalian diri. Ketika kita berupaya mengendalikan diri, maka tindakan kita dalam menghadapi masalah dapat lebih rasional, mempertimbangkan segala sesuatunya dengan bijaksana. Dan dengan mengendalikan diri pula kita dapat menekan tindakan emosional.

Bertindak sabar kerap kali dirasakan sulit dilakukan, karena kita seolah harus menunggu dan menunggu tanpa ada kepastian kapan berakhir sedangkan keadaan rasanya semakin mendesak kita. Namun sering kali pula ketika kesabaran kita buyar karena kita bertindak emosional, kondisi yang kita hadapi malah semakin buruk. Mahatma Gandhi mengatakan, "Kehilangan kesabaran adalah kekalahan dalam pertarungan."

Kesabaran merupakan suatu proses meningkatkan kualitas hidup manusia, karena selain belajar mengendalikan diri, kesabaran juga dapat mematang sikap, mental serta karakter seseorang. 

Sehingga ketika kita berhasil menghadapi segala kesulitan dengan penuh kesabaran, maka kita sesungguhnya telah memiliki pengalaman dimana kita ternyata berhasil menghadapi masalah dan kesulitan.

Kita belajar dari para pengrajin minuman anggur, yang dengan tekun dan sabar meracik sedari buah anggur dipanen, dipilih buah yang terbaik, diolah kemudian disimpan dalam jangka waktu lama sehingga menjadi anggur dengan kualitas terbaik. Bukankah itu semua membutuhkan waktu yang tidak sebentar? Tetapi jika dilihat dan dirasakan hasilnya, kita dapat menilai mana anggur yang buruk dan anggur yang berkualitas baik.

Untuk memperoleh sebotol anggur berkualitas baik, ternyata membutuhkan proses yang panjang dan para pengrajinnya harus dengan sabar melakukan itu semua. 

Terlebih bagi manusia, untuk mematangkan dan meningkatkan kualitas hidup, karakter dan mental, memiliki kesabaran merupakan hal yang mutlak. Karena kualitas hidup dan kematangan seseorang diperoleh dari proses hidup yang berkesinambungan. Jean Jacques Rousseau mengatakan, "Kesabaran itu pahit, tetapi buahnya manis."

Belajarlah pula dari para pengrajin batik tulis, bagaimana mereka dengan sabar merangkai pola gambar di atas sehelai kain. Tanpa kesabaran, keindahan kain batik tulis tidak akan pernah ada. 

Dan batik tulis juga yang kualitas serta harganya tinggi dibandingkan dengan batik cetak. Karena batik tulis lahir dari kesabaran, dari goretan demi goretan yang digoreskan pada kain oleh tangan para pengrajin. Goresan itu adalah nafas dan keringat mereka, yang artinya hidup mereka dicurahkan pada batik tulis.

Demikian juga kesabaran kita berarti memberikan pola yang beragam dalam catatan perjalanan hidup kita, karena dengan kesabaran kita dapat menghadapi semua kesulitan dengan bijaksana. Sabar itu emas. Sabar itu bagian dari iman. Saat waktu bagi kita tiba untuk memetik buah dari kesabaran, baru dapat kita sadari bahwa sabar itu seperti hal yang sederhana, tetapi kesabaran itu mulia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun