Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

''The Enemy Inside''

12 Januari 2018   20:29 Diperbarui: 12 Januari 2018   20:33 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber foto : dailymotion.com)

Seorang penjahat yang paling jahat sekalipun bisa melakukan kebaikan, setidaknya ketika ia merasa harus melakukan sesuatu untuk orang yang dikasihinya. Demikian pula orang yang kita anggap sangat baik, dapat pula berbuat jahat. Ajaran agama mengajarkan bahwa manusia perlu berbuat baik, karena dengan menanam kebaikan kita akan memetik hasil yang baik. Tetapi jika kita menebar kejahatan maka kita akan memperoleh hasil dari kejahatan yang kita lakukan.

Sebetulnya jika kita renungkan, intisari dari praktek ajaran agama yang mendorong agar kita berbuat baik dan mengalahkan musuh dalam diri kita yaitu kejahatan adalah pengendalian diri. Sidharta Gautama mengajarkan, "Jika seseorang berhasil menaklukkan 1000 musuh dalam 1000 perperangan dan seseorang yang satu lagi berhasil menaklukkan dirinya sendiri,ia adalah penakluk yang sebenarnya". Sesungguhnya musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri, yaitu sisi jahat yang ada dalam diri kita.

Ketika kita dapat mengenal diri kita sendiri, mengendalikan diri, mengalahkan ego dan sifat keras kepala kita, lalu mengamalkan kasih terhadap sesama, itulah tindakan nyata dari seluruh ajaran yang mengajarkan kebaikan bagi umat manusia.

Sun Tzu seorang ahli strategi dari jaman Cina kuno mengatakan, "Ia yang mengenal pihak lain (musuh) dan mengenal dirinya sendiri, tidak akan dikalahkan dalam seratus pertempuran. Ia yang tidak mengenal pihak lain (musuh) tetapi mengenal dirinya sendiri memiliki suatu peluang yang seimbang untuk menang atau kalah. Ia yang tidak mengenal pihak lain (musuh) dan dirinya sendiri cenderung kalah dalam setiap pertempuran." Sikap pengendalian diri merupakan tindakan yang dapat memberikan harmonisasi dan keseimbangan bagi hidup kita, setidaknya itu yang saya artikan dari filosofi yang diungkapkan Sun Tzu.

Tulisan ini bukan merupakan ceramah agama, karena saya bukan seorang rohaniwan. Bukan pula petuah bijaksana, karena saya adalah orang yang ugal-ugalan. Juga bukan filsafat, karena saya justru bingung dengan segala filosofi yang diajarkan para filsuf. Yang saya ungkapkan pada artikel ini hanya merupakan buah dari renungan saya bahwa ternyata kita semua memiliki musuh di dalam diri kita sendiri.

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun