Mohon tunggu...
Andry Gumilar Ramadani
Andry Gumilar Ramadani Mohon Tunggu... -

"Never increase, beyond what is necessary, the number of entities required to explain anything." William of Ockham (1285-1349)

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Atap Hijau

1 Desember 2010   13:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:07 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin hari rasanya makin "hareudang" saja cuaca, begitu kalo orang sunda bilang gerah, saya yang tinggal di kota Bandung seringkali mengerenyitkan kening menahan panasnya cuaca. Padahal  dulu kota Bandung dikenal dengan hawanya yang sejuk dan dingin. Yah, mungkin sekarang pengaruh pemanasan global sudah mulai merambah kampung halamanku ini. Pada bulan agustus 2009 tahun lalu, saya membaca sebuah artikel pada majalah National Geographic Indonesia mengenai Ruang Hijau di Atas Kepala, muatannya sangat menarik dan disajikan secara apik oleh Merlyn Klinkenborg, seorang penulis yang juga merupakan anggota The New York Times Editorial Board. Setelah selesai membaca, wah, luar biasa saya hanya bisa berdecak kagum sampai berulang kali membolak-balikan halaman artikel tersebut, terutama karena gambar-gambarnya yang memikat. Sampai terbersit dalam imajinasiku untuk membuat satu perusahaan yang khusus melayani dan mengembangkan hal serupa untuk diterapkan di kota-kota besar di Indonesia. Dengan product specialization dan sedikit sentuhan marketing, saya berfikir usaha ini bisa menguasai pasar mengingat entry barrier level yang cukup tinggi sehingga pesaing akan merasa enggan untuk memasuki industri ini. Namun sampai dengan saat ini ide tersebut hanya bersemayam dalam benak dan fikiran saya tanpa terbayang kapan dapat terealisasi.  Daripada begitu lebih kubagi ide ini dengan kawan-kawan kompasianer, siapa tahu ada yang tertarik dan mulai menekuni bisnis ini, toh nanti saya juga yang dapat mengagumi keindahan hasil karyanya dan juga turut menghirup hawa segarnya. Berikut adalah beberapa ilustrasi gambar atap hijau berupa tanaman yang ditanam di atas berbagai macam media: [caption id="attachment_75294" align="alignleft" width="300" caption="Atap hijau di atas rumah"][/caption] Pertama: atap hijau di atas rumah. Saya atau kompasianer sekalian tidak akan tahu tren penanaman rumput atau cocor bebek di atas atap rumah akan seperti apa di masa yang akan datang. Tentu saja kita tak akan mengulangi kesalahan yang sama dengan mengatakan tidak ada alasan bagi siapapun untuk menanam cocor bebek di atas genting seperti halnya kesalahan yang dilakukan oleh Keneth H. Olsen, presiden Digital Equipment Corp yang mengatakan “There is no reason for individuals to have a computer in their home”. [caption id="attachment_75396" align="alignright" width="300" caption="Atap hijau di atas gedung"]

1291122672408832201
1291122672408832201
[/caption] Kedua : Atap Hijau di atas Gedung Gagasan untuk menghijaukan atap-atap di seluruh dunia telah dikumandangkan. Pengaruh pemanasan global dari efek rumah kaca memang memaksa berbagai Negara untuk berinovasi untuk mengantisipasi dan melawan efek negatif yang terjadi. Penghijauan di atas gedung-gedung pencakar langit menjadi salah satu solusi mengingat sudah minimnya peruntukan Ruang Terbuka Hijau. Berkenaan dengan hal tersebut pemerintah tampaknya mau tidak mau harus menggelontorkan dana yang cukup besar untuk mendukung berbagai program lingkungan, dan bukan tidak mungkin akan turut mensubsidi penghijauan di atap-atap gedung kota. Ini merupakan peluang yang patut dipertimbangkan oleh pengusaha yang visioner.

[caption id="attachment_75511" align="alignleft" width="210" caption="Atap hijau di atas halte"]

1291187784960277859
1291187784960277859
[/caption] Ketiga: Atap Hijau di atas halte/Gazebo Sepertinya banyak yang akan merasa senang apabila halte-halte di pusat kota bernuansa hijau dan alami. Berteduh sambil menunggu bis akan terasa lebih nyaman dan menyenangkan dengan hamparan rumput di atas kepala atau bagi pedestrian yang mampir untuk sekedar melepas lelah. Saya yakin pemerintah pun akan merasa senang dan tak segan-segan mengucurkan dananya untuk mendanai proyek semacam ini. Pintar-pintarnya saja kita bikin proposal. Apabila anda memang orang yang menyukai bisnis yang bersifat create dan terlebih menyukai gardening atau dunia pertamanan maka saya sangat berharap ide ini bermanfaat bagi anda. Dan sesungguhnya tak perlu seorang ahli pertamanan untuk mulai merintis usaha ini. Kita akan tahu karena mencari tahu, menjadi bisa karena terbiasa.

[caption id="attachment_75513" align="alignright" width="210" caption="Atap hijau di atas Bis Kota"]

1291188338431090393
1291188338431090393
[/caption] Keempat: di atas kendaraan umum. Ini yang paling nyeleneh kalo tidak mau di bilang aneh. Tetapi lucu juga kalau melihat bis kota dengan aneka macam tanaman hias di atas atapnya. Sepertinya perusahaan karoseri mesti turut menyesuaikan penempatan lahan agar penanaman dapat dilakukan secara memadai sesuai dengan mekanisme sistem bercocok tanam atap hijau yang memang tidak sesederhana seperti halnya berkebun di halaman rumah. Itulah beberapa macam contoh bagaimana pengembangan atap hijau sudah dimulai di kota-kota besar di dunia. Kemudian siapa yang akan memulai di kota-kota besar di Indonesia? Anda kah orangnya?

Salam Lestari,

Andry Gumilar Ramadani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun