Mohon tunggu...
Andry Berlianto
Andry Berlianto Mohon Tunggu... -

a Life of a modern-day motorcycle traveler [ www.yukmotoran.com ]

Selanjutnya

Tutup

Catatan

(1) Skenario Kecelakaan yang Mungkin Membuat Anda Akan Berpikir Kembali

30 Maret 2011   08:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:17 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut adalah beberapa skenario yang mungkin akan membuat anda berpikir kembali untuk memutuskan tetap berkendara atau tidak. Sebuah perjalanan panjang menuju keselamatan jalan sementara angka kecelakaan stabil merangkak naik. Bicara faktor tentu banyak yang bisa disingkap. Skenario berikut tidak menjerumuskan pelaku tertentu di pihak benar atau salah. Lihatlah sebagai sebuah pembelajaran agar kita senantiasa selalu waspada.

1. Tergelincir saat berbelok.
Naas. Terbiasa di rute yang sama justru pada satu hari seorang pengendara rela mencium aspal. Tikungan ke kiri dengan kecepatan rendah berbuntut roda slip akibat menyentuh permukaan ber kerikil. Motor sudah kadung tergelincir dan tinggal menunggu waktu bagi si pengendara mencium hangatnya aspal. Beruntung, pemakaian safety gear lengkap mampu meniadakan potensi luka lebih dalam.

Full face mampu menjaga dagu sementara visor mampu menahan kerikil yang beterbangan. Sarung tangan mampu melindungi kulit akibat gesekan ke aspal. Pengendara tadi cukup merelakan celana bagian dengkulnya saja yang robek. Pengendara tersebut baik-baik saja.

Tips : Keep your eyes on the road. Scan area tikungan. Perhatikan jalur dan selalu jaga kecepatan ketika dan hendak keluar dari tikungan. Jika sampai terjatuh akibat tergelincir usahakan tetap sadar berdasarkan reaksi yang sudah dipersiapkan dan tidak bersifat spontan. Wear full safety gear.

2. Berbenturan di tikungan.
Kealpaan pengendara senantiasa akibat meremehkan situasi. Salah satunya tidak sigapnya melihat potensi bahaya. Sebuah tikungan panjang berbuntut benturan karena pada waktu yang ada kendaraan roda empat yang tengah bergerak masuk ke jalan. Benturan keras pun terjadi.

Open face helmet gagal melindungi bagian depan kepala (wajah) dari benturan. Akibat kecelakaan tersebut pengendara harus rela menjahit pelipis nya dengan belasan jahitan. Beruntung bagian badan tidak mengalami luka lebih parah. Pengendara tersebut harus rela absen dari pekerjaan selama beberapa hari.

Tips : Keep your eyes on the road. Scan area tikungan. Perhatikan lebar ruang ke seluruh sisi jalan dan waspadai pergerakan kendaraan lain dari segala sisi. Utamakan kesadaran dalam me respon jika resiko berbenturan akan terjadi. Maksimalkan kemampuan escaping dengan baik. Wear full safety gear.

3. Berkendara dalam keadaan mabuk.
Pesta bebas dilakukan siapapun. Tapi ketika pelaku pesta memutuskan tetap membawa kendaraan untuk pulang ke rumah maka itu adalah keputusan yang salah. Efek membius memicu pengendara tidak lagi dapat fokus dengan apa yang dia kerjakan. Maut menanti karena pada akhirnya pengendara pemabuk ini harus melakukan aksi adu kepala dengan kendaraan lain.

Kesenangan pribadi berbuntut kemalangan bersama. Pihak keluarga jelas sangat terpukul. Meski selamat tapi pengendara pemabuk tadi harus mengalami proses pemulihan akibat mata yang terluka cukup parah. Visor open face gagal melindungi bagian wajah sementara dagu juga harus rela diberi beberapa jahitan layaknya sebuah baju.

Tips : Jangan berkendara dalam keadaan mabuk apapun ke adaannya. Istirahat dan pulihkan kondisi dengan mengajak teman seperjalanan yang tidak dalam keadaan mabuk. Gunakan alternatif kendaraan jika dirasa sudah tidak mampu dan hindari berlagak berani. Always wear proper safety gear.

Skenario di atas adalah berdasarkan kejadian nyata. Semua terjadi dan bisa terjadi lagi. Tunggu skenario berikutnya dengan hasil yang lebih buruk. Mari …. utamakan keselamatan di jalan dan selalu persiapkan diri anda terhadap skenario terburuk.

(to be continued … )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun