Mohon tunggu...
Andry Ariyanto
Andry Ariyanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Lecture and Reading

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengaruh "Strengthening Exercise" Pada Lansia dengan Kondisi OA Knee

23 Agustus 2023   14:53 Diperbarui: 2 September 2023   10:00 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi radang sendi, penyebab radang sendi. (Sumber: Shutterstock/PopTika via kompas.com)

Osteoarthritis merupakan jenis penyakit degenerative, dapat menyerang semua orang baik laki-laki dan perempuan, sesuai dengan perjalanan usia terus bertambah.

Itu tanda awal muncul bunyi kripitasi pada sendi knee sewaktu bergerak, nyeri pada pagi hari (morning stiff ness), terjadi perubahan pada permukaan sendi berupa tumbuhnya tulang rawan, menutupi ujung tulang, memulai memburuk jika terjadi reaktif muncul pada tepi sendi, fibrilasi, fisura, ulserasi dan gangguan gerakan sendi knee terbatas. 

Tanda ini muncul mulai dari usia 50 tahun keatas, dengan beberapa faktor diantaranya kurangnya aktifitas, mengalami indek massa tubuh (IMT) berlebih (obesitas), perubahan aligment sendi lutut.

Dampak rasa nyeri pada sendi knee waktu beraktifitas membuat rasa takut bergerak dalam waktu lama, sehingga menimbulkan kelemahan otot penyokong sendi knee, menyebabkan berkurangnya kestabilan, mengganggu aktifitas fungsional waktu berjalan, duduk, jongkok, dan meloncat.

Pengaruh IMT obesitas beban makin bertambah, sehingga perlu untuk memakai alat bantu jalan untuk mobilitasnya waktu berjalan, tindakan selama ini dilakukan penguatan ototsendi Knee dengan berbagai jenis latihan, pergantian sendi dengan total knee replacement (TKR)  oleh Orthopedy,  dan lain sebagainya.

Permasalahan pada kelemahan otot sendi knee banyak jenis latihannya, dinataranya strengthening, dengan latihan penguatan ini harapanya otot yang terlibat sebagai penyokong sendi knee menjadi lebih kuat, sehingga stabilitasnya meningkat, dan gangguan fungsiona dapat dibatasi.. 

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh strengthening exercise pada osteoarthritis knee berdasakan IMT terhadap kemampuan fungsional.

Peserta dalam penelitian ini adalah ibu Posyandu Lansia Flamboyan, Tinom, Sleman Yogyakata dengan kriteria inklusi; umur 50-65 tahun, IMT normal (18,5 -<23), weight (23-<25).

Menderita osteoarthritis diagnose dokter tanpa di sertai nyeri akut dengan prosedur mengukur berat badan, mengukur tinggi badan untuk mengatahui IMT.

Setelah itu memberikan blangko indek fungsional lutut dengan Womac indek, memberikan latihan strengthening exercise dengan tidur terlentang, mengontraksikan otot Quadrisep 450, posisi sendi hip fleksi dan sendi lutut ekstensi, di tahan selama 5 detik, di ulang,  .

Metode penelitian yang digunakan dengan eksperimental dengan pengambilan sample purposive sampling sesusi dengan kriteria yang di tetapkan peneliti dengan 24 responden dibagi menjadi 2 kelompok  kelompok.

Kelompok I dengan jumlah 12 reponden dengan IMT Normal, dan kelompok II dengan jumlah 12 responden dengan IMT overweight. Selama 4 minggu, frekuensi 2 kali, selama 10 kali repetisi, kemudian di ukur dengan indek Womac

Hasil hasil uji hipotesis dengan uji statistic paired sampel t-test pada kelompok I dan II didapatkan ada pengaruh IMT pada pemberian strengthening exercise untuk peningkatan kemampuan fungsional osteoarthritis knee, jadi dapat kesimpulan: 

Ada pengaruh IMT pada pemberian strenghtening exercise untuk peningkatan kemampuan fungsional pada osteoarthritis.

Kelebihan berat badan atau obesitas menjadi salah satu pendorong terjadinya osteoarthritis dikarenakan timbunan lemak di tubuh bisa membebani persendian, panggul, pinggang terutama pada sendi lutut(Rosdiana et al., 2019). Mengakibatkan berubahan aligment sendi lutut (Widodo et al, 2022)

Pembebanan ini berpengaruh sewaktu pergerakan mechanical  terjadi pembebanan pada tulang rawan akibat beban berlebih, mengakibatkan tulang rawan tidak rata, mengalami kerusakan dan tubuh osteofit pada permukaan, dengan gerak yang terus menerus dan beban pada lutut menimbukan gesekan terjadi inflamasi , merangsang ujung syaraf poly modal pada nosiseptor menimbulkan nyeri. 

Nyeri  menimbulkan rasa takut untuk bergerak dalam waktu yang lama, sehingga mengalami kelemahan otot penyokong, serta muncul instabilitas pada sendi.

Otot merupakan suatu jaringan yang dapat dieksitasi berupa kontraksi, sehingga otot dapat digunakan untuk memindahkan bagian-bagian skelet yang memungkinkan terjadinya suatu gerakan. Sendi Knee diperkuat oleh dua group otot besar yaitu group ekstensor dan group flexor knee. 

Otot quadriceps berperan penting dalam meneruskan beban melintasi sendi knee. Otot quadriceps merupakan otot ekstensor utama sendi untuk menjaga stabilitas dan fungsi sendi knee.

Kelompok otot Quadriceps femoris terdiri dari empat otot yaitu rektus femoris, vastus medialis, vastus lateralis dan vastus intermedialis adalah otot penggerak utama sendi knee yang terletak di bagian anterior.

Bagian posterior adalah musculus biceps femoris, musculus semitendinosus, musculus semimembranosus, musculus gastrocnemius, bagian medial adalah otot pesanserinus yang terdiri musculus Tensorfacialatae.

Mekanisme otot quadriceps menstabilkan patella pada semua sisi dan mengatur gerakan antara patella dan femur. Mekanisme kerja quadriceps ini dibutuhkan seperti saat berjalan otot quadriceps memberi control fleksi knee saat initial contact (loading respons). 

Kemudian ekstensi knee untuk midstance kemudian pre swing hell off to toe off pada aktivitas jalan dan dalam mempertahankan fungsi sendi knee saat melakukan gerakan untuk mengangkat atau menurunkan tubuh (Pratama, 2019).

Mekanisme kemampuan fungsional pada penderita osteoarthritis Penurunan kemampuan fungsional diakibatkan dari penurunan otot quadriceps karena aktivitas nosi reseptor yang terdapat pada medula spinalis. 

Kelemahan pada otot juga akan mengganggu stabilitas sendi lutut karena penurunan fungsi propioseptor dalam merespon reaksi artrokinematika pada setiap perubahan gerak (Imoto, 2012).

Upaya strengthening exercise pada pasien osteoarthritis memberikan hasil efektif dapat dijadikan landasan untuk memberikan intervensi peningkatan kekuatan otot quadriceps pada penderita osteoarthritis karena pada otot quadriceps berkontribusi untuk menstabilisasikan sendi lutut.

Stabilisasi sendi dapat terganggu ketika otot quadriceps lemah sehingga dapat meningkatkan resiko kerusakan pada struktur sendi lutut dapat menyebabkan inflamasi dan memicu timbulnya rasa nyeri. 

Dengan demikian, pemberian strengthening pada grup otot quadriceps dapat berpengaruh pada peningkatan kekuatan otot dan peningkatan kemampuan fungsional. (Sari et al, 2022).

Latihan Strengthening Selama 4 minggu dilakukan perlakuan merupakan fase dimana ada peningkatan kemampuan fungsional dan fleksibilitas otot. 

Latihan dilakukan sebanyak 10 kali pengulangan yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot quadriceps dengan waktu kontraksi selama 5 detik. (Serin , 2022).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun