Mohon tunggu...
Andro Wowor
Andro Wowor Mohon Tunggu... profesional -

Opinion is not an Option

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemimpin Agama di Indonesia Memutuskan untuk Bekerja Sama dengan Ambassadors for Peace

9 Oktober 2014   19:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:43 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta - Lala latifah

Keputusan ini datang setelah tiga hari pertemuan dengan CO FOUNDER Ambassadors for peace dan wakilnya, serta wakil media Internasional yang telah mengunjungi  Indonesia dalam rangka rencana kerja organisasi 2014 untuk membuka cabang di Negara Indonesia. Tanggal 26/28 September 2014 di Hotel Aryaduta Jakarta .

Pertemuan ini dipimpin oleh Bpk Dr. Garry Ansdell CO FOUNDER Ambassadors for peace yang beliau mengetuai Gereja Hosana di Bellflower California. Beliau pernah menyerahkan Resolusi Ambassadors for peace tertulis dan ditanda tangani oleh pemimpin-pemimpin terkemuka agama dan ormas di berbagai Negara, seperti : Mesir, Bahrain, Kuwait, Suriah, Maroko dan Indonesia.

Bpk Dr. Garry Ansdell mendirikan dengan Almarhum Bpk. Ameal Haddad, beliau adalah seorang pendeta dari keturunan Arab dan kewarganegaraan Amerika, yang sayangnya beliau meninggal tak lama sebelum konferensi ini berlanjut. Dimana beliualah yang merencanakan programnya. Selama konferensi berlangsung foto Bpk. Ameal Haddad di pajang di tempat yang menonjol.

Pdt. Dr. Garry Ansdell telah bergabung dengan seorang pengusaha California Selatan yaitu Bpk. Javiar Aguayo sebagai wakil ketua Ambassadors for peace. Serta wartawan Internasional Bpk. Dan Wooding sebagai wakil media di organisasi  Ambassadors for peace.

“ini adalah kesempatan besar untuk mendengarkan langsung dari para pemimpin spiritual dan cara pandang yang berbeda, tentang bagaimana mereka ingin untuk mencapai perdamaian dengan bekerja bersama kami,” tutur Dr. Garry ansdell.

“kami percaya bahwa kami memiliki hak untuk memeluk agama dan mazhab yang cocok dengan kita sendiri , kami percaya juga bahwa pihak yang lain mempunyai hak untuk berdialog yang tenang dan rasional bukan untuk berpura-pura untuk saling mencintai dan menghormati tanpa adanya praktek dengan baik,” tutur Dr. Garry.

Ambassadors for peace didirikan tidak lama setelah serangan terhadap World Trade Center di New York City pada tanggal 11 September 2001, ketika didirikan oleh Bpk Ameal Haddad dan Bpk. Dr. Garry Ansdell di Bellflower California dalam menanggapi permintaan banyak intelektual yang hidup di Amerika dan merasa waktunya telah tiba bagi mereka untuk bekerja, dan ada kebutuhan mendesak untuk memulai bidang pekerjaan mengedit, diskusi, menulis dan blogging.

1412830885776253419
1412830885776253419

Sejak itu organisasi mengadakan beberapa pertemuan dengan berbagai tokoh agama dan pemimpin berbagai keyakinan dan mencoba untuk mencapai kesepakatan  untuk menetapkan kebebasan hak-hak agama dan hak-hak hati nurani.

Tema utama ialah, yang menyerukan “ mempromosikan toleransi beragama dan hak untuk percaya atau tidak, kebebasan berekspresi dan hak untuk tidak dikenakan pembalasan ataupun penganiyaan. ”

“Jalan perdamian di seluruh dunia tidak akan mulai, sampai anda memberikan semua orang hak untuk agama dan ideology yang ingin merasa aman, tanpa melanggar batas.” ujar Bpk. Dr. Garry pemimpin Ambassadors for peace.

Wakil ketua Ambassadors for peace  Bpk Javiar Aguayo juga berbicara tentang hak individu untuk menentukan identitas dan takdir, dari pengalamannya dalam bisnis dan sejumlah besar beberapa karyawan di berbagai agama dapat membentuk tenun yang sangat sempurna dalam satu tempat.

“Saya asal Inggris, lahir di Nigeria dan warganegaraan Amerika dan itu membuat saya orang yang percaya pada kebebasan dan pluralisme adalah efek positif pluralitas dan keragaman adalah symbol peradaban dan kemajuan bangsa,” ujar Bpk Dan Wooding.wartawan dan anggota Ambassadors for peace.

Kemudian ia mulai pembicaraan mengambil lebih rinci diskusi pembicaraan hari pertama diidentifikasi sebelumnya adalah sebagai berikut : sumber masalah hasil yang mempengaruhi hasil dunia jika masalah ini berlanjut dan data yang berkaitan dengan masalah.

Bpk Ismail Alattas direktur Ambassadors for peace di Indonesia. Menganyatakan  bahwa : Adanya banyak orang meyakini bahwa hanya mereka yang mempunyai kebenaran mutlak, disertai rasa percaya bahwa mereka berhak untuk mewakili tuhan. Lalu diwariskan untuk generasi mendatang merupakan sumber masalah terbesar bagi lingkungan dan mengancam ketentraman dan ketenagan.

Beralih ke Bpk Faturrahman perwakilan Ahmadiyah Lahore, menjelaskan bahwa permasalahan menurutnya adalah kurangnya rasa kemanusiaan dalam hati orang fanatik dan radikal. Lalu pembicaraan beralih ke Bpk Mutahir Alabas perwakilan Ahmadiyah di Kota Kediri. Dimana beliau menyatakan masalahnya adalah kurangnya toleransi di banyak hal dan agama adalah salah satu hal tersebut.

1412830684958879837
1412830684958879837

Bpk. Sulardi dari Ahmadiyah Jakarta, menyatakan masalahnya adalah persepsi berbeda pemikiran dari satu orang ke orang lain. Dilanjuti Bpk Marah Rusli perwakilan Ahmadiyah Sukabumi bahwa keangkuhan dan kesombongan itu adalah sumber masalah.

Ibu Sri Wahyuni dari Jaringan Islam Liberal di Jakarta, “ Masalahnya terletak pada kurangnya rasa kemanusiaan yang menyatukan kita, ” tuturnya.

“Kepemimpinan yang buruk dalam banyak pihak dan kelompok agama adalah penyebab masalah,” ujar Bpk Muhammad Hadi perwakilan dari Syiah. Pada akhirnya Ibu Elva Farhi Qolbina mewakili masyarakat Sunni yang menjelaskan masalahnya terletak pada kenyataan bahwa kekerasan telah menjadi landasan bersama untuk menyelesaikan skor dan kurangnya berdialog.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun