Sebelum berpikir untuk berperan dalam isu kesetaraan gender, yang paling pertama harus dilakukan laki-laki adalah belajar tentang feminisme. Tidak perlu membaca puluhan atau ratusan buku tentang teori-teori feminis, tetapi siaplah untuk membuka otak anda dengan wawasan yang baru.
Selalu mulai dengan diri sendiri, lalu berlanjut ntuk belajar membangun komunikasi yang sehat dengan orang lain, terutama dengan pasangan anda. Mulai hindari penggunaan kata-kata yang seksis dan bias dalam komunikasi sehari-hari. Saat melihat tindak pelecehan atau kekerasan terjadi, anda sebaiknya mengambil sikap. Misalnya, jika ada kawan yang bercanda seksis, anda bisa menegurnya atau mengingatkannya.
Cari informasi tentang persoalan ketidakadilan gender dan pelajari dengan saksama. Jangan lupa untuk berkontribusi dalam bentuk apa pun, baik itu pikiran, waktu, bahkan donasi untuk mendukung gerakan ini.
Tidak perlu menjadi aktivis! Kamu bisa berkontribusi dengan kemampuan yang kamu miliki.
Anggapan seperti ini lahir karena banyak orang gagal melihat persoalan sebenarnya.
Kalau dilihat hanya dari perempuan sudah pernah jadi ini dan itu, sekarang coba lihat berapa banyak perwakilan perempuan yang ada di legislatif?Â
Berapa banyak perempuan dan anak yang mengalami kekerasan seksual dan berapa banyak pelaku yang dibawa ke pengadilan? Atau, mengapa lebih banyak perempuan menjadi buruh migran jika peran tradisional mengatakan bahwa laki-laki adalah pencari nafkah utama?
Daripada menghabiskan waktu nyinyir soal isu perempuan dan Pilkada Jakarta di media sosial, ada baiknya mereka membaca lebih referensi di webistekami. Jika masih kurang, kami dengan senang hati akan berdiskusi dengan kamu di sebuah warung kopi yang nyaman.
(fakta kutipan Tirto.ID)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H