Mohon tunggu...
Didik Hendrix
Didik Hendrix Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Cucu jauh Jimmi Hendrix yang peduli rakyat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seni Dugem dan Seni Ibadah pada Tempatnya

16 Desember 2017   01:47 Diperbarui: 16 Desember 2017   01:56 2557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih ekstrim lagi, anda tidak salah mendosakan pelukis 'human-interest'yang dengan detil menggambar manusia utuh, anda tidak salah bila men-istighfar-kan  seniman yang interest dengan lekuk tubuh wanita yang diekspos sebagai objek. Anda tidak salah bila mengkafir-kafir kan grup band metal dengan dalil-dalil agama anda.

Tapi sebagai warga negara yang baik, sebagai manusia yang menyadari tatanan masyarakat, sebagai umat yang beriman pada ajaran agama, harusnya 3 hal tersebut menjadi pengontrol diri kita dalam menanggapi suatu hal, baik kontra atau pro sekalipun. Heranya, sampai-sampai hendak membubarkan secara paksa suatu kegiatan. Mengintervensi dengan melakukan hal progresif yang bisa menghambat suatu acara.

Tak habis pikir sampai aparat dicaci maki dan dikufir-kafer kan atas ketidak satu suaranya dengan 'suara kita'.

Boleh kontra, boleh mengatasnamakan kelompok, tapi sadar itu perlu, kita dan mereka adalah sesama manusia yang memiliki pendapat dan kepentingan sendiri.

Dugem memang tak ada manfaat dan banyak negatifnya, bagi orang-orang yang sependapat demikian. Namun juga tak salah apabila yang ada yang berbeda pendapat.

Apakah semua harus kita pangkas habis dengan pemikiran idealis kita?

Kalau demikian, kita galangkan lagi saja perkebunan pohon lontar, untuk persiapan produksi masal.

Kan teknologi haram. Kami kuliah bawa daun lontar saja, diangkut truk hehe.

Itupun harus berjaga-jaga untuk menabung beli onta, siapa tau berkendara motor di fatwa kan haram.

Namun saya tidak sepenuhnya kontra, saya setuju bahwa dampak negatif pagelaran seni harus ikut dikontrol. Namun dengan 'masukan yang terarah dan solutif'.

Tambahkan saja pengamanan aparat didalam, penambahan personil 'guk-guk' untuk menghindari penyebaran narkoba (katanya), peningkatan pengamanan di spot-spot rawan, atau di setiap segmen acara diberikan jeda pariwara untuk display video pengarahan peraturan dan hal hal yang tidak boleh dilakukan serta peringatan banyaknya pengamanan yang mendukung. Kecerdasan manusia bukanlah dari kehebatanya menyatakan sesuatu yang kuat tanpa bantahan, tapi dari implementasi ide dan manfaatnya bagi manusia lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun