Takhayal, kami yang DULU mengelus dada melihat mereka yang menelan uang kami, tertawa dan bangga akhirnya ada orang yang cukup hebat mampu meluruskan mereka.
Pemimpin kami menggetarkan kami dengan jujurnya ia membuka tabir ''Dana siluman'' selama ini. Yang bagi kami cukup bila ditumpuk tumpuk bisa untuk digunakan tangga tapak ke Puncak Gunung Semeru. DUIT SEMUA ITU!
Sederhana ia tuliskan kalimat penyemangat.
Kami juga bahagia, dengan hati nurani dan kemanusiaanya. Tak ingin melihat rakyatnya bobrok dengan 'wisata lendir' dan 'goyang kasur' , serta rakyatna yang hidup di bibir air mengalir, ia tak tinggal diam. Sangat hebat bagi kami, dengan niatnya mendirikan rumah susun berkualitas apartemen untuk mereka yang direlokasikan.
Alhasil, kampung melayu yang 'masih' cinta dengan banjir , tak perlu berhari-hari untuk meredakan kerinduanya, cukup beberapa menit saja.
Yah tapi begitulah.
Setiap orang punya masanya sendiri-sendiri
Semakin tinggi pohon menjulang, semakin kuat petir menyambarnya
Namanya juga orang baik. Namanya juga orang lurus.
Jujur saja,
Sebulan sepekan ini, kami warga Jakarta kembali jatuh cinta dengan banjir kembali. Bahkan romansa itu jauh lebih kuat.