Mohon tunggu...
Didik Hendrix
Didik Hendrix Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Cucu jauh Jimmi Hendrix yang peduli rakyat

Selanjutnya

Tutup

Politik

LBH Dinoda Oknum PKI?

26 September 2017   22:23 Diperbarui: 20 November 2017   16:44 1550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selalu  ada saja, pencari debu di tengah samudra lautan. Harfiahnya, ada saja  pihak pihak atau oknum yang dengan kesengajaanya, entah dalam  'ketidaktahuan' atau 'ketahuan'nya berusaha menyulut api perpecahan di  puncak awan.

Perlu kita saling ingat dan saling sadar menyadarkan menyadari, negeri kita sangat lah rapuh. Rakyat kita sangat goyah.

Indonesia ibarat telur yang terjebak di ujung tanduk. Mundur kena, maju juga kena.

Dengan   situasi dan gonjang ganjing kerajaan Bhineka Tunggal Ika yang panas   melontos sekarang ini, marilah menjadi salah satu dari OKNUM KEBAIKAN.

Maksudnya, jadilah agen perubahan.

Jadilah   individu yang dingin dan cerdas. Dingin dalam menanggapi atmosfer   baratayudha kencana septemberia ini dengan tidak ikut tersulut api   petaka dari kubu kubu oposisi. Jadilah es batu di atas gelas, yang  tetap  konsisten mempertahankan kesejukan air didalamnya serta  mendinginkan  gelas di permukaanya.

Jadilah cerdas, dengan memutar  telinga dan  membanting otak. Artinya, jadilah individu selektif  seteliti saringan  teh. Tidak dengan mudah percaya cuap cuap cicit cicit  priyit media  kontaminen. Kondisi kini, bahkan media bisa menjadi ALAT  PROPAGANDA   ampuh untuk mengotak kotakan opini publik

INGAT.  Sekali lagi, OPINI PUBLIK.

Publik adalah anda

Publik adalah saya

Publik   adalah, teman anda, ayah, ibu, istri, anak, tetangga, saudara,   pedagang, tukang galon, loper koran, kredit perabot plastik, ibu ibu   pecel, kasir indomaret, satpam, notulen Pemda, Bupati, dll

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun