Selalu  ada saja, pencari debu di tengah samudra lautan. Harfiahnya, ada saja  pihak pihak atau oknum yang dengan kesengajaanya, entah dalam  'ketidaktahuan' atau 'ketahuan'nya berusaha menyulut api perpecahan di  puncak awan.
Perlu kita saling ingat dan saling sadar menyadarkan menyadari, negeri kita sangat lah rapuh. Rakyat kita sangat goyah.
Indonesia ibarat telur yang terjebak di ujung tanduk. Mundur kena, maju juga kena.
Dengan  situasi dan gonjang ganjing kerajaan Bhineka Tunggal Ika yang panas  melontos sekarang ini, marilah menjadi salah satu dari OKNUM KEBAIKAN.
Maksudnya, jadilah agen perubahan.
Jadilah  individu yang dingin dan cerdas. Dingin dalam menanggapi atmosfer  baratayudha kencana septemberia ini dengan tidak ikut tersulut api  petaka dari kubu kubu oposisi. Jadilah es batu di atas gelas, yang  tetap  konsisten mempertahankan kesejukan air didalamnya serta  mendinginkan  gelas di permukaanya.
Jadilah cerdas, dengan memutar  telinga dan  membanting otak. Artinya, jadilah individu selektif  seteliti saringan  teh. Tidak dengan mudah percaya cuap cuap cicit cicit  priyit media  kontaminen. Kondisi kini, bahkan media bisa menjadi ALAT  PROPAGANDA  ampuh untuk mengotak kotakan opini publik
INGAT. Â Sekali lagi, OPINI PUBLIK.
Publik adalah anda
Publik adalah saya
Publik  adalah, teman anda, ayah, ibu, istri, anak, tetangga, saudara,  pedagang, tukang galon, loper koran, kredit perabot plastik, ibu ibu  pecel, kasir indomaret, satpam, notulen Pemda, Bupati, dll
INGAT, Opini itu serentan dan selunak TANAH LIAT.
mau apa dibentuknya, jadilah ia
mau dibakar sematang apa, keraslah ia
mau diperhalus, indahlah ia
Mari lebih cermat  dan memacu diri mengembangkan ilmu. Banyak baca. Banyak belajar
Internet  jangan cuma dipakai propaganda mas
Mari menjadi PINTAR. Dahulukan MIKIR
Salah satu dari pemikir anarkis terbaik. Bahkan banyak yang menyebut bahwa ia adalah salah satu "pendiri gerakan Anarkisme". Mempunyai energi revolusi yang dahsyat.
Bakunin merupakan 'penganut' ajaran Proudhon, tetapi mengembanginya ke bidang ekonomi ketika dia dan sayap kolektivisme dalam Internasionale Pertama mengakui hak milik kolektif atas tanah dan alat-alat produksi dan ingin   membatasi kekayaan pribadi kepada hasil kerja seseorang. Bakunin  juga   merupakan seorang anti komunis yang pada saat itu mempunyai karakter yang sangat otoriter.
"        Saya bukanlah seorang komunis karena komunisme mempersatukan masyarakat dalam negara dan terserap di dalamnya; karena komunisme akan mengakibatkan   konsentrasi kekayaan dalam negara, sedangkan saya ingin memusnahkan   negara --pemusnahan semua prinsip otoritas dan kenegaraan, yang dalam   kemunafikannya ingin membuat manusia bermoral dan berbudaya, tetapi  yang  sampai sekarang selalu memperbudak, mengeksploitasi dan  menghancurkan  mereka.     "
                                BONUS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H