Mohon tunggu...
andriyanwidiyatmoko
andriyanwidiyatmoko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa fakultas hukum universitas Trunojoyo Madura

Saya suka belajar mengenal hukum, sosial,budaya ,serta masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tantangan dan Harapan terhadap kesehatan di Indonesia .

19 Desember 2024   08:34 Diperbarui: 19 Desember 2024   08:34 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Isu Kesehatan di Indonesia: Tantangan dan Harapan

Kesehatan adalah salah satu kebutuhan mendasar bagi masyarakat yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas suatu bangsa. Di Indonesia, isu kesehatan terus menjadi perhatian utama karena menyangkut kesejahteraan lebih dari 270 juta penduduknya. Meskipun banyak kemajuan telah dicapai, berbagai tantangan kesehatan masih menghantui negara ini, mulai dari akses layanan kesehatan hingga permasalahan penyakit menular dan tidak menular. Artikel ini akan mengupas beberapa isu kesehatan yang menjadi sorotan di Indonesia, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.  

Akses Layanan Kesehatan yang Tidak Merata

Indonesia adalah negara kepulauan yang luas, dengan lebih dari 17.000 pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Kondisi geografis ini menjadi salah satu penyebab utama kesenjangan dalam akses layanan kesehatan. Di perkotaan besar seperti Jakarta dan Surabaya, fasilitas kesehatan cenderung lengkap dan modern. Namun, di daerah terpencil atau pelosok, seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur, banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.  

Ketersediaan tenaga medis juga menjadi masalah. Di daerah terpencil, jumlah dokter, perawat, dan bidan sangat terbatas. Hal ini diperparah dengan buruknya infrastruktur seperti jalan, listrik, dan fasilitas komunikasi, yang membuat masyarakat sulit mengakses rumah sakit atau puskesmas. Akibatnya, banyak kasus darurat yang tidak tertangani tepat waktu, yang sering kali berujung pada kematian yang sebenarnya bisa dicegah.  

Masalah Stunting

Stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis pada anak-anak adalah isu serius yang dihadapi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sekitar 21,6 persen anak di Indonesia mengalami stunting pada tahun 2022. Angka ini menunjukkan perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi masih jauh dari target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan angka maksimal 20 persen untuk suatu negara.  

Stunting bukan hanya soal tinggi badan yang lebih pendek dari standar usia, tetapi juga terkait dengan perkembangan otak anak. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah, yang dapat memengaruhi prestasi belajar dan produktivitas mereka di masa depan. Penyebab utama stunting adalah pola makan yang tidak memadai, sanitasi buruk, dan kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya asupan gizi yang seimbang.  

Penyakit Menular dan Tidak Menular

Indonesia masih menghadapi ancaman penyakit menular seperti tuberkulosis (TBC), malaria, dan HIV/AIDS. Menurut laporan Kementerian Kesehatan, Indonesia adalah salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia. Penyakit ini menyebar dengan mudah di lingkungan padat penduduk, terutama jika akses terhadap pengobatan terbatas.  

Di sisi lain, penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan kanker semakin meningkat. Gaya hidup modern, pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok menjadi faktor utama penyebab lonjakan kasus PTM. Sebagai contoh, prevalensi diabetes di Indonesia terus meningkat setiap tahun, dan banyak kasus yang tidak terdiagnosis atau tidak ditangani dengan baik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun