3. Jika peradaban maju menciptakan simulasi realitas, maka kemungkinan besar kita adalah bagian dari simulasi itu karena jumlah simulasi yang dihasilkan jauh lebih banyak dibandingkan dunia nyata.
Jika salah satu dari dua kemungkinan pertama benar, maka kita hidup dalam realitas asli. Namun, jika kemungkinan ketiga benar, maka ada kemungkinan besar bahwa kita adalah bagian dari simulasi.
Bukti dan Argumen
Beberapa argumen yang mendukung teori simulasi ini antara lain:
1. Perkembangan Teknologi: Dengan kemajuan dalam kecerdasan buatan dan simulasi komputer, kita semakin dekat untuk dapat menciptakan dunia virtual yang sangat realistis. Video game modern sudah menunjukkan bagaimana teknologi ini berkembang dengan cepat.
2. Anomali dalam Fisika: Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa hukum fisika yang kita amati mungkin merupakan aturan yang ditetapkan oleh "pembuat simulasi," mirip dengan kode dalam program komputer.
3. Fenomena Glitch in the Matrix: Pengalaman aneh yang sulit dijelaskan, seperti déjà vu atau anomali dalam pengamatan fisik, bisa menjadi indikasi adanya kesalahan dalam simulasi yang kita alami.
Kritikan terhadap Teori Simulasi
Meski menarik, teori simulasi juga menghadapi berbagai kritik:
1. Kurangnya Bukti Empiris: Tidak ada bukti nyata yang secara langsung mendukung bahwa kita hidup dalam simulasi. Kebanyakan argumen hanya bersifat spekulatif.
2.Masalah Kesadaran: Bagaimana kesadaran manusia bisa muncul dalam simulasi? Apakah kesadaran hanya sekadar hasil dari proses komputasi, atau ada sesuatu yang lebih dari itu?