Strategi Melawan Nian
Ketika malam tiba dan Nian muncul, pria tua itu menjalankan strategi cerdik. dengan cara menyalakan petasan, memasang lentera merah terang, dan menggantung dekorasi merah di seluruh desa. Tindakan ini mengejutkan Nian, yang ternyata sangat takut pada suara keras, cahaya terang, dan warna merah.Â
Karena takut, Nian melarikan diri dengan panik dan tidak pernah kembali. Sejak itu, penduduk desa mulai menggunakan cara tersebut setiap tahun untuk melindungi diri dari ancaman Nian, dan strategi ini menjadi dasar dari tradisi yang kita kenal hingga saat ini.
Lahirnya Tradisi Perayaan Tahun Baru Imlek
Strategi yang digunakan pria bijak tersebut menjadi dasar tradisi yang terus dijalankan hingga kini dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Setiap elemen tradisi memiliki makna simbolis yang terkait langsung dengan legenda Nian:
Petasan
Suara keras petasan dipercaya dapat mengusir roh jahat dan menakut-nakuti Nian. Tradisi ini tidak hanya memberikan rasa aman tetapi juga menciptakan suasana meriah dan penuh semangat untuk menyambut tahun baru. Bahkan hingga saat ini, petasan menjadi salah satu elemen paling ikonik dalam perayaan Tahun Baru Imlek.
Dekorasi Merah
Merah dianggap sebagai warna keberuntungan dalam budaya Tionghoa, melambangkan kebahagiaan, keberuntungan, dan perlindungan dari bahaya. Lentera merah, couplet, dan dekorasi lain dalam warna merah menghiasi rumah dan jalan-jalan selama perayaan Tahun Baru Imlek. Tradisi ini mencerminkan keyakinan mendalam akan kekuatan warna merah yang dapat mengusir kejahatan.
Lentera dan Lampu
Penggunaan cahaya terang untuk menerangi rumah dan lingkungan sekitar juga merupakan bagian penting dari tradisi ini. Lentera merah yang indah tidak hanya berfungsi sebagai penerang tetapi juga melambangkan harapan, keberanian, dan kebersamaan. Simbol ini memperkuat semangat perayaan yang penuh optimisme.
Tarian Singa