Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sulur Bidar: Mahluk Mitos Masyarakat Melayu

22 Januari 2025   07:00 Diperbarui: 22 Januari 2025   04:35 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu cerita yang populer adalah tentang seorang nelayan yang perahunya tenggelam saat mencari ikan di sungai. Nelayan tersebut mengaku melihat Sulur Bidar yang tiba-tiba muncul dari dalam air dan menarik perahunya. Meskipun ia berhasil selamat, pengalaman itu membuatnya enggan kembali ke sungai tersebut. Cerita ini sering digunakan sebagai pengingat agar masyarakat berhati-hati saat berada di perairan, terutama pada malam hari ketika makhluk ini diyakini lebih aktif.

Cerita Pengembala dan Anak-anak

Kisah lain menceritakan seorang pengembala yang membawa anak-anaknya bermain di tepi sungai. Saat mereka asyik bermain, busa muncul di permukaan air, diikuti oleh daun-daun kering yang bergerak naik dari dasar sungai. Sang pengembala segera mengingatkan anak-anaknya untuk menjauh, meyakini bahwa Sulur Bidar sedang mengintai. Kisah ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk tidak bermain-main di sekitar perairan tanpa pengawasan. Beberapa orang percaya bahwa Sulur Bidar tertarik pada suara ribut atau aktivitas yang mengganggu ketenangan air.

Legenda Penunggu Sungai

Dalam beberapa komunitas, Sulur Bidar dianggap sebagai penunggu sungai yang harus dihormati. Ritual atau upacara adat sering dilakukan sebelum memulai aktivitas di sekitar sungai, seperti memancing atau mandi. Beberapa ritual melibatkan persembahan makanan atau doa khusus yang ditujukan untuk makhluk ini. Tradisi ini mencerminkan cara masyarakat menjaga hubungan harmonis dengan alam dan makhluk-makhluk gaib yang diyakini menjaganya. Dalam pandangan masyarakat tradisional, penghormatan ini adalah cara untuk menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia roh.

Pengaruh Seni dan Budaya

Representasi Dalam Seni

Sulur Bidar sering muncul dalam seni tradisional Melayu. Lukisan, ukiran, dan pertunjukan tari menggambarkan makhluk ini sebagai simbol kekuatan alam yang harus dihormati. Dalam beberapa karya seni, Sulur Bidar digambarkan dengan detail yang menonjolkan karakteristik uniknya, seperti tikar putih besar dan kepala yang menyeramkan. Beberapa seniman modern juga terinspirasi oleh mitos ini, menciptakan karya-karya yang menggabungkan elemen tradisional dan kontemporer.

Festival dan Acara Budaya

Cerita tentang Sulur Bidar juga dipentaskan dalam festival atau acara budaya lokal. Drama atau pertunjukan yang mengisahkan legenda Sulur Bidar membantu melestarikan cerita ini di kalangan generasi muda. Selain itu, cerita ini sering menjadi tema dalam pameran seni atau lomba bercerita, yang menonjolkan kekayaan tradisi lisan masyarakat Melayu. Melalui acara-acara ini, masyarakat dapat belajar dan menghargai warisan budaya mereka dengan cara yang interaktif dan menyenangkan.

Apakah Sulur Bidar Masih Dipercaya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun