Masjid Huaisheng adalah salah satu landmark bersejarah yang paling penting di Guangzhou dan dianggap sebagai masjid tertua di Tiongkok. Didirikan pada tahun 627 M selama Dinasti Tang, masjid ini memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perjalanan Islam di Negeri Tirai Bambu. Dengan arsitektur yang khas dan kisah yang mendalam, masjid ini menjadi saksi bisu interaksi budaya dan keagamaan di Tiongkok. Masjid Huaisheng bukan hanya sebuah tempat ibadah, tetapi juga cerminan hubungan yang erat antara budaya Timur Tengah dan Tiongkok selama berabad-abad. Mari kita jelajahi lebih dalam tentang masjid yang penuh dengan sejarah dan makna ini.
Sejarah Awal Masjid Huaisheng
Pendirian oleh Sa'd ibn Abi Waqqas
Masjid Huaisheng diyakini didirikan oleh Sa'd ibn Abi Waqqas, salah satu sahabat Nabi Muhammad. Sa'd datang ke Tiongkok pada awal abad ke-7 sebagai bagian dari misi diplomatik dan untuk menyebarkan ajaran Islam. Menurut tradisi, ia diterima dengan baik oleh Kaisar Tang yang memberi izin untuk mendirikan masjid ini. Masjid ini awalnya berfungsi sebagai tempat ibadah bagi pedagang Muslim yang mulai berdatangan ke Guangzhou, menjadikannya salah satu pusat Islam pertama di wilayah ini. Legenda menyebutkan bahwa Sa'd juga memperkenalkan nilai-nilai keadilan dan perdamaian yang sejalan dengan ajaran Islam, yang menarik perhatian masyarakat lokal.
Perkembangan dan Pengaruh
Seiring waktu, Masjid Huaisheng menjadi lebih dari sekadar tempat ibadah. Masjid ini berkembang menjadi pusat komunitas Muslim yang terus bertumbuh, berkat kedatangan pedagang dari Timur Tengah dan Asia Selatan. Guangzhou menjadi pelabuhan utama dalam Jalur Sutra Maritim, sehingga masjid ini menjadi titik pertemuan budaya yang penting. Selain sebagai tempat beribadah, masjid ini juga menjadi tempat berkumpulnya para pedagang untuk berbagi pengetahuan dan memperkuat hubungan antar komunitas. Dengan demikian, masjid ini memainkan peran kunci dalam mempromosikan toleransi dan saling pengertian di antara berbagai budaya.
Warisan dan Pengaruh Sa'd ibn Abi Waqqas
Kontribusi pada Komunitas Muslim di Tiongkok
Sa'd ibn Abi Waqqas tidak hanya membawa ajaran Islam ke Tiongkok tetapi juga membantu membangun komunitas Muslim awal di sana. Dia diterima dengan baik oleh Kaisar Tang dan memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam. Komunitas Muslim yang ia bantu bangun di Guangzhou menjadi salah satu yang tertua dan paling mapan di Tiongkok, berkontribusi pada keragaman budaya di wilayah tersebut. Kehadiran Sa'd juga menciptakan fondasi yang kuat untuk hubungan diplomatik dan budaya antara dunia Muslim dan Tiongkok.
Ramadan ibn Alauddin: Muslim Korea Pertama
Keunikan Masjid Huaisheng juga tercermin dalam keberadaan makam Ramadan ibn Alauddin, seorang Muslim Korea pertama yang tercatat dalam sejarah. Ia menjabat sebagai gubernur Yuan di Wilayah Luchuan, Provinsi Guangxi, dan dimakamkan di pemakaman masjid ini pada tahun 1349. Keberadaan makam ini menunjukkanluasnya jangkauan pengaruh Islam di Asia Timur. Epitafi di makam ini memberikan wawasan berharga tentang peran Muslim Asia Timur dalam politik dan masyarakat pada masa itu, menambah dimensi baru pada sejarah masjid.
Renovasi dan Pemeliharaan Sepanjang Sejarah
Renovasi di Era Yuan dan Qing
Dalam perjalanan panjangnya, Masjid Huaisheng menghadapi berbagai tantangan. Pada tahun 1350, masjid ini direnovasi untuk pertama kalinya selama Dinasti Yuan setelah mengalami kerusakan. Renovasi ini menunjukkan pentingnya masjid sebagai simbol agama dan budaya. Pada tahun 1695, renovasi besar lainnya dilakukan selama Dinasti Qing setelah masjid ini terbakar. Perubahan tersebut tidak hanya memperbaiki struktur masjid tetapi juga memastikan keberlangsungan fungsinya sebagai pusat keagamaan. Setiap renovasi memberikan kesempatan untuk memperbarui desain masjid sambil tetap mempertahankan elemen tradisional yang menjadikannya unik.
Renovasi Modern
Pada abad ke-19, menara masjid yang dikenal sebagai Guangta atau Light Tower direnovasi dan menjadi salah satu landmark utama di Guangzhou. Menara ini memiliki fungsi simbolis dan praktis, sebagai penanda bagi para pelaut Muslim yang berlayar menuju pelabuhan Guangzhou. Renovasi besar terakhir dilakukan pada tahun 1935, di mana ruang shalat direnovasi dengan fondasi beton bertulang, menambahkan elemen modern pada struktur kuno ini. Renovasi ini juga mencerminkan adaptasi masjid terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan identitasnya.
Keberadaan Masjid Huaisheng Saat Ini
Pusat Keagamaan dan Budaya
Hingga kini, Masjid Huaisheng tetap menjadi tempat ibadah yang aktif bagi komunitas Muslim di Guangzhou. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat shalat tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan budaya. Kompleks masjid ini mencakup beberapa bangunan tambahan seperti tempat tinggal imam, paviliun tablet, koridor tertutup, dan tempat wudhu. Setiap sudut masjid memancarkan suasana yang damai dan religius, mencerminkan perpaduan tradisi Islam dan arsitektur Tiongkok. Di bulan Ramadan, masjid ini menjadi pusat aktivitas, dengan berbagai acara yang dihadiri oleh komunitas Muslim lokal dan internasional.
Daya Tarik Wisatawan
Masjid Huaisheng juga menarik wisatawan Muslim dan non-Muslim dari seluruh dunia. Bagi wisatawan Muslim, masjid ini merupakan destinasi spiritual yang memperkaya perjalanan mereka. Wisatawan non-Muslim sering mengunjungi masjid ini untuk mempelajari sejarah Islam di Tiongkok dan mengagumi keindahan arsitekturnya. Para peneliti dan sejarawan juga tertarik pada masjid ini karena pentingnya dalam sejarah hubungan antara Tiongkok dan dunia Muslim. Selain itu, masjid ini sering menjadi lokasi penelitian akademik dan dokumentasi sejarah, yang semakin memperkuat statusnya sebagai warisan dunia.
Kesimpulan
Masjid Huaisheng adalah salah satu masjid tertua dan paling bersejarah di dunia. Didirikan oleh Sa'd ibn Abi Waqqas, masjid ini telah menjadi saksi perjalanan panjang Islam di Tiongkok. Dari fungsinya sebagai tempat ibadah hingga perannya sebagai pusat komunitas dan daya tarik wisata, Masjid Huaisheng tetap relevan dan signifikan hingga hari ini. Terletak di kota Guangzhou, masjid ini adalah simbol toleransi, perpaduan budaya, dan warisan Islam yang mendalam. Dengan sejarah yang kaya dan nilai yang berharga, Masjid Huaisheng akan terus menjadi monumen penting dalam sejarah Islam di Tiongkok. Keunikan arsitektur, nilai historis, dan perannya dalam membangun komunitas lintas budaya menjadikan masjid ini sebagai simbol keberlanjutan dan kebesaran peradaban Islam di Asia.
Referensi:
Huaisheng Mosque - Wikipedia, https://en.wikipedia.org/wiki/Huaisheng_Mosque?form=MG0AV3
Guangzhou Huaisheng Mosque, the Oldest Mosque in Guangzhou, https://www.chinahighlights.com/guangzhou/attraction/guangzhou-huaisheng-mosque.htm?form=MG0AV3
Sa'ad Bin Abi Waqqas (RA) : A Brief Life History from Mekkah to Canton - Infozone24, https://infozone24.com/saad-bin-abi-waqqas-ra-a-brief-life-history-from-mekkah-to-canton/?form=MG0AV3Â
Huaisheng Mosque - AtlasIslamica, https://atlasislamica.com/huaisheng-mosque/?form=MG0AV3
Tomb of Sa'ad Ibn Abi Waqqas - Atlas Obscura, https://www.atlasobscura.com/places/tomb-of-sa-d-ibn-abi-waqqas?form=MG0AV3
Apakah Benar Ada Makam Saad bin Abi Waqqash di Guangzhou, China ? | Bincang Syariah, https://bincangsyariah.com/khazanah/apakah-benar-ada-makam-saad-bin-abi-waqqash-di-guangzhou-china/?form=MG0AV3
Masjid Agung Guangzhou: Masjid Pertama di China yang Didirikan Sahabat Nabi Muhammad Saw, https://www.satuju.com/berita/8429/masjid-agung-guangzhou-masjid-pertama-di-china-yang-didirikan-sahabat-nabi-muhammad-saw.html?form=MG0AV3
Potret Huaisheng, Masjid Tertua yang Jadi Saksi Penyebaran Islam di China - News Liputan6.com, https://www.liputan6.com/news/read/5774304/potret-huaisheng-masjid-tertua-yang-jadi-saksi-penyebaran-islam-di-china?form=MG0AV3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H