Demang Lehman adalah salah satu pahlawan yang memainkan peran penting dalam sejarah perjuangan rakyat Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan. Sebagai tokoh sentral dalam perlawanan Kesultanan Banjar melawan penjajahan kolonial Belanda pada abad ke-19, ia dikenang karena keberanian, kecerdasan, dan dedikasinya. Perjalanan hidupnya mencerminkan semangat perjuangan yang kuat, mulai dari masa kecil hingga perannya dalam pertempuran besar yang menentukan nasib Kesultanan Banjar. Artikel ini akan menyusuri perjalanan hidup Demang Lehman, termasuk kontribusinya dalam perang, penangkapannya, hingga eksekusi tragis yang mengukuhkan namanya dalam sejarah.
Masa Kecil dan Latar Belakang
Demang Lehman, yang bernama asli Idris, lahir pada tahun 1832 di Barabai, Kalimantan Selatan, dan dia berasal dari keluarga petani sederhana. Meskipun hidup dalam keterbatasan, sejak kecil Idris menunjukkan keberanian luar biasa dan insting kepemimpinan yang menonjol. Ia sering terlibat dalampertempuran kecil antar-suku di Kalimantan, yang menjadi tempat awal baginya untuk mengasah kemampuan taktik perang dan strategi militer.
Idris tumbuh sebagai sosok yang tangguh, baik secara fisik maupun mental. Ia dikenal di lingkungannya sebagai pemuda yang pantang menyerah dan selalu siap menghadapi tantangan. Pendidikan yang ia dapatkan lebih banyak berasal dari tradisi dan nilai-nilai lokal, seperti rasa hormat terhadap adat istiadat serta tanggung jawab terhadap komunitas.
Penghormatan yang ia tunjukkan terhadap budaya lokal serta keberanian yang diperlihatkannya menarik perhatian pihak kerajaan. Tak heran jika Idris kemudian bergabung dengan lingkaran Kesultanan Banjar, tempat ia mulai mengenal dunia politik dan militer. Langkah ini menjadi titik awal perjalanan panjangnya sebagai pemimpin dalam perjuangan melawan penjajahan kolonial Belanda.
Peran Demang Lehman sebagai Panakawan
Idris memulai perjalanannya dalam dunia militer sebagai panakawan atau ajudan Pangeran Hidayatullah II, salah satu pemimpin berpengaruh dalam Kesultanan Banjar. Peran ini memberinya kesempatan untuk belajar langsung dari seorang tokoh yang dihormati dalam strategi perang dan seni kepemimpinan. Sebagai panakawan, Idris menunjukkan keberanian, kecerdasan, dan kesetiaan luar biasa, sehingga ia menjadi salah satu orang yang paling dipercaya oleh Pangeran Hidayatullah II.
Tugasnya bukan hanya sebagai pengawal pribadi, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam perencanaan berbagai langkah melawan penjajahan Belanda. Idris sering mendampingi Pangeran dalam berbagai diskusi penting dan pertemuan dengan tokoh-tokoh lainnya, sehingga ia memiliki pemahaman mendalam tentang situasi politik dan militer di Kesultanan Banjar.
Pengalaman ini membentuk Idris menjadi seorang pemimpin yang tidak hanya cakap dalam pertempuran, tetapi juga dalam mengelola hubungan diplomatis dan memotivasi pasukan. Perannya sebagai panakawan menjadi dasar kuat bagi karier militernya, yang kelak membuatnya dikenal sebagai salah satu pejuang besar dalam sejarah perjuangan melawan kolonialisme di Kalimantan.
Kenaikan Jabatan Menjadi Kiai Demang