Dalam sejarah filsafat Yunani kuno, nama Empedocles dikenang sebagai salah satu tokoh paling inovatif dalam memahami alam semesta. Ia memperkenalkan gagasan tentang siklus kosmik, sebuah teori yang menjelaskan prinsip dasar pengaturan alam semesta melalui dinamika dua kekuatan: Cinta (Philia) dan Permusuhan (Neikos). Teori ini tidak hanya memengaruhi pemikiran filsafat dan sains pada masanya tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang cara alam semesta bekerja.Â
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang teori siklus kosmik Empedocles dan bagaimana gagasan tersebut terus relevan dalam memahami hubungan antara harmoni dan disintegrasi di alam semesta.
Asal Usul Teori Siklus Kosmik
Empedocles, seorang filsuf, penyair, dan tabib dari Akragas, Sisilia, lahir sekitar tahun 494 SM, memperkenalkan gagasan revolusioner tentang alam semesta. Menurutnya, segala sesuatu yang ada di dunia ini terdiri dari empat elemen dasar yang tidak dapat dihancurkan: tanah, air, udara, dan api. Elemen-elemen ini terus-menerus berubah dan bertransformasi melalui pengaruh dua kekuatan utama, yaitu Cinta (Philia) dan Permusuhan (Neikos).
Cinta bertindak sebagai kekuatan yang menyatukan elemen-elemen ini, menciptakan harmoni dan kehidupan. Sebaliknya, Permusuhan memisahkan mereka, membawa kehancuran dan disintegrasi.
 Pandangan Empedocles ini menunjukkan pendekatan holistik terhadap alam semesta, di mana semua elemen saling terkait dalam siklus abadi persatuan dan perpecahan. Teorinya menjadi landasan bagi pemahaman tentang dinamika alam yang berkelanjutan dan terus berubah sepanjang waktu.
Kekuatan Dualistik: Cinta dan Permusuhan
Empedocles menggambarkan alam semesta sebagai medan interaksi antara dua kekuatan besar: Cinta (Philia) dan Permusuhan (Neikos). Keduanya bekerja secara bergantian, menciptakan siklus abadi yang mengatur semua perubahan di alam semesta.
Cinta: Kekuatan PenyatuÂ
Cinta bertindak sebagai kekuatan yang menyatukan elemen-elemen dasar, tanah, air, udara, dan api. Ketika Cinta mendominasi, elemen-elemen ini menyatu, membentuk harmoni dan menciptakan kehidupan. Ini adalah periode keselarasan, di mana alam semesta berada dalam kondisi yang optimal.Â