Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Siklus Kosmik Empedocles, Siklus Abadi Persatuan dan Pemisahan

5 Desember 2024   07:00 Diperbarui: 5 Desember 2024   07:04 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Cosmic Art Photos (www.pexels.com)

Teori Empedocles tentang siklus kosmik menyoroti sifat abadi dari perubahan alam semesta. Tidak ada titik awal atau akhir yang mutlak; hanya ada proses berulang di mana elemen-elemen dasar terus bergerak antara persatuan dan perpisahan. Konsep ini sejalan dengan gagasan aliran (flux) yang juga diungkapkan oleh filsuf lain, seperti Heraclitus.

Siklus ini menggambarkan dinamika alami kehidupan: saat-saat harmoni di bawah pengaruh Cinta diikuti oleh fase disintegrasi yang didorong oleh Permusuhan. Pemahaman ini mengajarkan kita bahwa perubahan, baik menyatukan maupun memisahkan, adalah esensi dari keberadaan.

Dalam konteks modern, dinamika ini terlihat dalam berbagai aspek, seperti hubungan antar manusia, evolusi budaya, transformasi sosial, dan bahkan fluktuasi dalam ekonomi. Dengan memahami siklus ini, kita dapat menghargai pola perubahan yang terus menggerakkan dunia kita.

Kesimpulan

Teori siklus kosmik Empedocles menawarkan pandangan yang mendalam tentang cara kerja alam semesta. Melalui konsep empat elemen dasar dan kekuatan dualistik Cinta serta Permusuhan, Empedocles memberikan kerangka pemahaman yang menghubungkan harmoni dan disintegrasi dalam siklus abadi. Meskipun banyak dari pemikirannya telah digantikan oleh teori modern, pengaruhnya pada filsafat dan sains tetap tak terbantahkan.

Siklus kosmik ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di alam semesta, termasuk kehidupan manusia, bergerak dalam pola yang terus-menerus berubah. Dengan memahami siklus ini, kita dapat belajar untuk menerima perubahan sebagai bagian alami dari kehidupan, sekaligus menghargai momen harmoni yang langka di antara dinamika ini.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun