Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ropen: Legenda Setan Terbang di Daerah Pulau Umboi Papua Nugini

24 November 2024   07:00 Diperbarui: 24 November 2024   11:27 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Flying pterosaur (Ropen) sighting in 2007 by cryptid researcher Rex Yapi - (nexusnewsfeed.com)

Sementara itu, David Weitzel lebih fokus pada penelitian fenomena "Ropen light," sebuah cahaya bioluminescent misterius yang sering dilaporkan terlihat di langit malam Pulau Umboi. Dalam ekspedisinya, Weitzel mewawancarai saksi mata, mempelajari pola kemunculan cahaya tersebut, dan mendokumentasikan kondisi lingkungan di lokasi penampakan. 

Metodologi Penelitian 

Weitzel dan Blume mengadopsi pendekatan menyeluruh dalam penelitian mereka. Mereka tidak hanya mengumpulkan laporan saksi mata, tetapi juga menggunakan kamera dan peralatan lainnya untuk merekam fenomena yang diduga sebagai penampakan Ropen. Beberapa rekaman menunjukkan cahaya misterius yang bergerak di langit malam, memicu spekulasi bahwa itu adalah Ropen. Meski begitu, sebagian ahli skeptis berpendapat bahwa cahaya tersebut mungkin berasal dari fenomena alam, seperti api rawa atau burung bercahaya. Hingga kini, bukti yang dikumpulkan belum cukup untuk meyakinkan komunitas ilmiah, tetapi tetap menjadi bahan diskusi menarik dalam bidang cryptozoology. 

Kontroversi dan Kritik

Skeptisisme di Kalangan Ahli 

Penelitian tentang Ropen tidak lepas dari kontroversi dan kritik, terutama dari kalangan ilmuwan yang skeptis terhadap klaim keberadaannya. Banyak yang berpendapat bahwa laporan pengamatan makhluk ini kemungkinan besar merupakan hasil dari kesalahpahaman atau interpretasi yang berlebihan. Sebagai contoh, beberapa video yang diklaim menampilkan Ropen ternyata hanya menunjukkan burung besar seperti elang, burung hantu, atau kelelawar yang terbang pada malam hari. Cahaya misterius yang disebut "Ropen light" pun dianggap bisa dijelaskan dengan fenomena alam, seperti api rawa atau bioluminesensi serangga. 

Minimnya bukti fisik juga menjadi poin utama kritik. Hingga kini, tidak ditemukan jejak, tulang, atau artefak lain yang dapat dikaitkan langsung dengan keberadaan Ropen. Situasi ini membuat banyak ahli menganggap Ropen lebih sebagai bagian dari cerita rakyat Papua Nugini daripada entitas biologis yang nyata. 

Ropen dalam Cryptozoology

Meskipun menghadapi banyak keraguan, legenda Ropen tetap menjadi fokus penelitian dalam bidang cryptozoology, studi tentang makhluk-makhluk yang keberadaannya belum terbukti secara ilmiah. Sayangnya, cryptozoology sering dianggap tidak ilmiah karena tidak mengikuti metode penelitian konvensional, seperti uji empiris yang ketat. Meski demikian, bidang ini terus menarik minat banyak orang, mulai dari peneliti independen hingga penggemar misteri. Ketertarikan ini menunjukkan bahwa kisah-kisah seperti Ropen tetap relevan sebagai inspirasi dan bahan eksplorasi, terlepas dari validitasnya secara ilmiah. 

Fakta atau Fiksi?

Minimnya Bukti Ilmiah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun