Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ropen: Legenda Setan Terbang di Daerah Pulau Umboi Papua Nugini

24 November 2024   07:00 Diperbarui: 24 November 2024   11:27 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Flying pterosaur (Ropen) sighting in 2007 by cryptid researcher Rex Yapi - (nexusnewsfeed.com)

Pulau Umboi di Papua Nugini dikenal sebagai rumah bagi berbagai kisah dan legenda yang memikat, salah satunya adalah cerita tentang Ropen. Makhluk terbang misterius ini telah menarik perhatian tidak hanya penduduk lokal tetapi juga para peneliti, pemburu misteri, dan penggemar cryptozoology dari seluruh dunia. Legenda Ropen begitu istimewa karena tidak hanya menyuguhkan kisah yang unik, tetapi juga memunculkan spekulasi tentang koneksinya dengan makhluk dari zaman pra-sejarah, seperti pterosauria yang dianggap telah punah. 

Dikenal melalui tradisi lisan masyarakat setempat, cerita tentang Ropen terus berkembang dan menjadi bagian penting dari budaya Pulau Umboi. Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam asal-usul legenda ini, bagaimana makhluk tersebut digambarkan, upaya penelitian yang dilakukan untuk mengungkap kebenarannya, serta pandangan skeptis dari komunitas ilmiah terhadap klaim yang ada.

Asal Usul Legenda Ropen

Tradisi Lisan Masyarakat Setempat

Legenda Ropen adalah salah satu cerita rakyat yang paling terkenal di Pulau Umboi, Papua Nugini. Berakar dari tradisi lisan, kisah tentang makhluk terbang misterius ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya lokal. Penduduk setempat percaya bahwa Ropen adalah makhluk gaib yang menghuni kawasan pegunungan dan hutan-hutan terpencil. Dalam kepercayaan mereka, Ropen tidak hanya dianggap sebagai makhluk misterius, tetapi juga memiliki peran spiritual penting. Banyak yang meyakini bahwa Ropen adalah penjaga tempat-tempat keramat, dan penampakannya sering dianggap sebagai pertanda tertentu bagi masyarakat. 

Deskripsi Makhluk 

Ropen digambarkan sebagai makhluk yang memiliki penampilan luar biasa dan mengesankan. Lebar sayapnya disebut mencapai 30 kaki (sekitar 9 meter), dengan tubuh besar yang dilengkapi paruh panjang berisi gigi tajam. Ekornya panjang, dengan ujung berbentuk berlian, sementara kulitnya kasar seperti kelelawar. Salah satu ciri yang paling menarik adalah kemampuannya memancarkan cahaya bioluminescent, yang dikenal sebagai "Ropen light". Cahaya ini sering terlihat di langit malam, membuat Ropen tampak seperti "hantu terbang." Fenomena cahaya tersebut menjadi daya tarik tersendiri, membedakannya dari makhluk lain dan membuat legenda ini semakin memikat untuk diceritakan. 

Penelitian Tentang Ropen  

Peran David Weitzel dan Jim Blume

Penelitian tentang Ropen telah menarik perhatian beberapa peneliti yang berdedikasi, termasuk David Weitzel dan Jim Blume. Jim Blume, seorang misionaris yang tinggal di Papua Nugini selama lebih dari 30 tahun, mendokumentasikan berbagai kesaksian masyarakat setempat tentang penampakan Ropen. Blume percaya bahwa makhluk ini mungkin adalah pterosauria yang masih hidup, sejenis reptil terbang prasejarah yang diyakini telah punah jutaan tahun lalu. Dengan wawasan mendalam tentang budaya dan lingkungan Papua Nugini, Blume berhasil mengumpulkan cerita-cerita menarik dari penduduk lokal, yang memperkuat keyakinannya terhadap keberadaan makhluk ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun