Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Menguak Misteri "Three Body Problem": Hukum Gerak Newton dan Prediksi Gerakan Tiga Benda Langit

18 November 2024   07:00 Diperbarui: 18 November 2024   08:19 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hukum Ketiga Newton (Aksi-Reaksi)

Hukum ini menjelaskan bahwa setiap aksi memiliki reaksi yang sama besar dan berlawanan arah. Ketika dua benda saling menarik, gaya gravitasi yang mereka hasilkan akan sama besar tetapi dalam arah yang berlawanan. Dengan tiga benda, hukum ini menciptakan dinamika tarik-menarik yang saling terkait.

Hukum Gravitasi Universal

Hukum ini menyatakan bahwa setiap benda di alam semesta menarik benda lainnya dengan gaya yang berbanding lurus dengan massa keduanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Rumus Gravitasi Universal inilah yang menjadi inti perhitungan gravitasi dalam Three Body Problem.

Sejarah Three Body Problem

Three Body Problem mulai menarik perhatian pada abad ke-17 ketika Sir Isaac Newton memperkenalkan hukum gravitasi universal. Newton mampu menjelaskan bagaimana benda-benda langit saling menarik, tetapi meskipun ia berhasil merumuskan dasar-dasar teoritis, Newton tidak dapat menemukan solusi lengkap untuk prediksi gerakan tiga benda yang saling berinteraksi.

Pada abad ke-18, matematikawan Joseph-Louis Lagrange memberikan kontribusi penting dengan menemukan solusi khusus untuk kasus tertentu, seperti konfigurasi segitiga stabil antara tiga benda. Namun, solusi ini hanya berlaku dalam kondisi tertentu dan tidak mencakup semua kemungkinan interaksi.

Kemudian, Henri Poincare pada abad ke-19 menunjukkan bahwa Three Body Problem memiliki sifat chaotic, di mana perubahan kecil dalam kondisi awal dapat menghasilkan perbedaan besar dalam hasil jangka panjang. Poincare juga menyimpulkan bahwa tidak mungkin menemukan solusi analitik umum. Baru dengan kemajuan teknologi komputer di era modern, simulasi numerik menjadi alat penting untuk mempelajari dinamika sistem ini secara lebih mendalam.

Kompleksitas Three Body Problem

Chaos dan Ketidakstabilan

Salah satu karakteristik Three Body Problem adalah sifat chaotic-nya, di mana gerakan benda sangat sensitif terhadap kondisi awal. Perubahan kecil dalam posisi atau kecepatan awal dapat menyebabkan hasil yang sangat berbeda. Fenomena ini dikenal sebagai "efek kupu-kupu" atau "the butterfly effect" dalam teori chaos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun