Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

"The Unequal Marriage": Kritik Sosial Vasili Pukirev terhadap Ketidakadilan kepada Perempuan dalam Masyarakat

27 Oktober 2024   07:00 Diperbarui: 27 Oktober 2024   07:22 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Behind the Painting: The Unequal Marriage - (www.rhiannonpiper.com)

Vasili Pukirev adalah seorang pelukis Rusia yang dikenal dengan karya seni yang kuat dan sarat kritik sosial. Pada tahun 1862, ia menciptakan salah satu lukisan paling berpengaruh dalam sejarah seni Rusia, yaitu "The Unequal Marriage." Karya ini menggambarkan realitas pernikahan yang diatur pada abad ke-19, di mana perempuan sering kali dipaksa menikah tanpa persetujuan mereka, hanya demi keuntungan ekonomi atau sosial keluarga. Dengan menampilkan ekspresi kesedihan dan ketidakberdayaan pengantin perempuan, Pukirev mengungkapkan betapa perempuan di zamannya tidak memiliki kebebasan untuk memilih pasangan hidup mereka. Lukisan ini bukan hanya sekadar gambar, tetapi sebuah kritik tajam terhadap ketidakadilan yang dihadapi perempuan dan seruan untuk perubahan sosial yang menghargai hak individu, terutama kebebasan dan kehendak perempuan dalam memilih pasangan hidup mereka.

Latar Belakang Vasili Pukirev dan Karyanya

Vasili Pukirev lahir pada tahun 1832 di sebuah desa kecil di Rusia. Ia belajar seni di Sekolah Seni Moskow, tempat ia mengasah bakatnya dalam melukis dan mulai mengembangkan minat pada masalah sosial di sekitarnya. Sebagai seorang seniman, Pukirev menggunakan keterampilannya untuk menyampaikan kritik sosial dan mengeksplorasi isu-isu yang diabaikan oleh masyarakat. Salah satu isu yang sangat mengganggunya adalah ketidakadilan yang dialami oleh perempuan dalam pernikahan yang diatur.

Pada masa itu, pernikahan di Rusia sering kali diatur oleh keluarga untuk kepentingan politik atau ekonomi tanpa mempedulikan perasaan pengantin, terutama pengantin wanita. Pernikahan dianggap lebih sebagai aliansi sosial atau ekonomi daripada hubungan pribadi. Dengan “The Unequal Marriage,” Pukirev memvisualisasikan dampak buruk dari pernikahan yang dipaksakan, terutama bagi perempuan yang tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti kehendak keluarga.

Pesan Sosial dalam “The Unequal Marriage”

Kritik Terhadap Pernikahan yang Diatur

Lukisan “The Unequal Marriage” menampilkan adegan pernikahan yang berlangsung tanpa kebahagiaan. Pukirev menyoroti pernikahan yang diatur, di mana pengantin wanita tampak sangat murung, dengan tatapan mata yang kosong dan wajah yang tidak bahagia. Ekspresi ini menunjukkan penderitaan emosionalnya, yang berlawanan dengan ekspresi pengantin pria yang jauh lebih tua, yang terlihat tak terlalu terikat secara emosional.

Pukirev mengungkapkan kritik terhadap sistem pernikahan yang hanya menguntungkan pihak keluarga dan sering kali mengabaikan kebahagiaan individu yang terlibat. Pernikahan seperti ini dijadikan alat untuk meningkatkan status sosial, hubungan ekonomi, atau bahkan politik, tanpa mempertimbangkan perasaan cinta dan kebahagiaan pribadi, terutama bagi perempuan.

Ketidakadilan terhadap Perempuan

Selain menggambarkan pernikahan yang diatur, Pukirev juga menyoroti ketidakadilan yang dialami perempuan pada masa itu. Dalam “The Unequal Marriage,” pengantin wanita adalah simbol penderitaan perempuan yang dipaksa menikah dengan pria yang jauh lebih tua tanpa persetujuan pribadi. Perempuan di Rusia abad ke-19 memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki hak untuk menolak keputusan keluarganya. Melalui lukisan ini, Pukirev menggambarkan bagaimana perempuan sering kali dijadikan “barang” yang harus tunduk pada keinginan keluarga tanpa suara atau pilihan.

Detail dan Narasi Visual dalam Lukisan

Ekspresi Emosional

Salah satu aspek paling menonjol dari lukisan ini adalah kemampuan Pukirev dalam menampilkan ekspresi emosional setiap karakter. Pengantin wanita tampak putus asa, seolah-olah tidak ada kebahagiaan atau harapan dalam pernikahan yang dihadapinya. Di sisi lain, pengantin pria yang lebih tua tampak apatis dan terkesan acuh tak acuh. Pukirev dengan cermat menunjukkan ketidakcocokan emosional antara pasangan ini, menggambarkan bagaimana pernikahan yang diatur cenderung tidak adil bagi pengantin wanita.

Kontras dan Pencahayaan

Pukirev menggunakan kontras dan pencahayaan untuk menambah kedalaman emosional lukisan ini. Latar belakang yang gelap menyoroti wajah pengantin wanita, memperkuat suasana muram dan ketidakbahagiaan yang dirasakannya. Teknik ini juga membantu menyoroti perbedaan antara pengantin wanita dan pria, menunjukkan betapa tidak sederajatnya mereka dalam hubungan ini.

Simbolisme Lainnya dalam Lukisan

Dalam karya ini, Pukirev juga menambahkan beberapa elemen simbolis yang memperkuat pesan sosialnya. Misalnya, pakaian pengantin pria yang tampak lebih mewah mencerminkan ketimpangan kekuasaan dan status sosial antara pasangan, yang merupakan isu penting dalam pernikahan yang diatur.

Dampak dan Pengaruh Lukisan di Masyarakat

Memicu Diskusi Sosial

Ketika pertama kali dipamerkan pada tahun 1862, lukisan ini segera menjadi topik perbincangan di kalangan masyarakat. Banyak orang yang mulai mempertanyakan praktik pernikahan yang diatur dan bagaimana hal itu mempengaruhi perempuan. Karya ini memicu diskusi tentang ketidakadilan sosial, dan banyak orang mulai menyadari bahwa praktik tersebut harus ditinjau ulang.

Penghargaan dan Pengakuan

Setelah dipamerkan di pameran akademik tahunan, “The Unequal Marriage” mendapatkan pengakuan luas dan banyak pujian. Lukisan ini tidak hanya dianggap sebagai karya seni yang luar biasa, tetapi juga sebagai salah satu bentuk protes sosial yang berani. Pukirev menerima gelar profesor dari Akademi Seni Empayar sebagai penghargaan atas kontribusinya dalam seni dan kritik sosial.

Relevansi Lukisan dalam Konteks Modern

Perjuangan Hak-Hak Perempuan

Meskipun dibuat pada abad ke-19, pesan yang disampaikan “The Unequal Marriage” masih relevan hingga saat ini. Di berbagai belahan dunia, perempuan masih berjuang untuk hak kebebasan memilih pasangan dan menolak pernikahan paksa. Lukisan ini mengingatkan kita akan pentingnya kebebasan dalam hubungan dan bahwa pernikahan idealnya didasarkan pada persetujuan dan cinta.

Inspirasi untuk Perubahan Sosial

Lukisan ini juga berfungsi sebagai inspirasi bagi gerakan sosial yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Pesan tentang pentingnya kebebasan individu dan persetujuan dalam pernikahan tetap relevan dalam masyarakat modern, dan lukisan ini menjadi pengingat bahwa norma sosial harus selalu dievaluasi untuk memastikan keadilan bagi semua orang.

Penutup

 “The Unequal Marriage” karya Vasili Pukirev adalah bukti nyata bagaimana seni mampu menjadi alat kritik sosial yang efektif. Dalam lukisan ini, Pukirev dengan berani menantang praktik-praktik sosial yang tidak adil, terutama yang menghilangkan kebebasan perempuan untuk memilih pasangan hidupnya. Melalui ekspresi wajah murung pengantin perempuan dan kontrasnya dengan mempelai pria yang lebih tua, Pukirev berhasil menggambarkan dampak emosional dari pernikahan yang diatur. Karya seni ini tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam yang mendorong kita untuk merenungkan norma-norma yang menekan kebebasan individu.

Dengan mengapresiasi pesan di balik “The Unequal Marriage,” kita diingatkan akan pentingnya menghormati hak asasi manusia dan kebebasan dalam memilih jalan hidup. Seni seperti ini tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan kritik, tetapi juga menginspirasi kita untuk memperjuangkan keadilan dan perubahan positif dalam masyarakat.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun