Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Reinkarnasi Tang Jiangshan: Salah Satu Cerita Reinkarnasi yang Paling Menarik di Tiongkok

21 September 2024   07:00 Diperbarui: 21 September 2024   07:13 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reinkarnasi, konsep kehidupan setelah kematian yang melibatkan kelahiran kembali dalam tubuh baru, telah menjadi bagian integral dari kepercayaan berbagai budaya di seluruh dunia. Di Tiongkok, cerita reinkarnasi kerap muncul dan menjadi bahan perdebatan, baik di kalangan masyarakat maupun ilmuwan. Salah satu kisah yang paling menarik di Tiongkok adalah kisah Tang Jiangshan, seorang anak yang mengaku mengingat kehidupan sebelumnya sebagai Chen Mingdao. Kisah ini menarik perhatian banyak orang, dan memicu berbagai spekulasi tentang kebenaran dari reinkarnasi. Artikel ini akan mengulas kisah Tang Jiangshan, reaksi masyarakat, serta pandangan para ahli mengenai fenomena ini.

Awal Mula Kisah Tang Jiangshan

Tang Jiangshan lahir pada tahun 1976 di desa kecil bernama Bumo, di Provinsi Hainan, Tiongkok. Ketika Tang masih kecil, pada usia tiga tahun, dia mulai menunjukkan tanda-tanda aneh. Ia sering berbicara tentang kehidupan sebelumnya, mengaku pernah hidup sebagai seorang pria bernama Chen Mingdao yang tinggal di desa Huangyu, sebuah desa yang berjarak ratusan kilometer dari tempat tinggal Tang saat ini.

Apa yang membuat cerita ini luar biasa adalah bahwa Tang Jiangshan mengingat secara rinci kehidupan masa lalunya. Ia menyatakan bahwa Chen Mingdao tewas terbunuh selama Revolusi Kebudayaan di Tiongkok, sebuah periode kekacauan politik yang sangat bergejolak pada tahun 1966 hingga 1976. Tang Jiangshan bahkan memiliki bekas luka fisik yang menurutnya terkait dengan luka yang diderita Chen Mingdao ketika ia terbunuh.

Pengakuan dan Perjalanan ke Desa Huangyu

Pada usia enam tahun, setelah terus-menerus mengungkapkan ingatan-ingatan masa lalunya, Tang Jiangshan akhirnya berhasil meyakinkan keluarganya untuk melakukan perjalanan ke desa Huangyu, tempat di mana Chen Mingdao hidup dan terbunuh. Setibanya di sana, Tang membuat banyak orang terkejut. Ia langsung mengenali beberapa penduduk desa, bahkan memanggil mereka dengan nama, meskipun ini adalah pertama kalinya Tang mengunjungi desa tersebut.

Tang juga berbicara dengan fasih dalam dialek Dan Zhou, dialek yang tidak pernah dia pelajari sebelumnya. Hal ini menambah keheranan keluarganya serta penduduk desa Huangyu, karena bahasa yang digunakan sangat berbeda dari bahasa yang digunakan di desanya sendiri. Salah satu momen paling mengejutkan terjadi ketika Tang mendekati seorang wanita bernama Xie Shuxiang. Ia memanggil wanita tersebut dengan nama dan mengklaim bahwa Xie adalah kekasihnya dari kehidupan sebelumnya sebagai Chen Mingdao.

Reaksi Penduduk Desa Huangyu  

Klaim yang disampaikan oleh Tang Jiangshan membuat geger penduduk desa Huangyu. Reaksi mereka sangat beragam. Beberapa penduduk terkejut dengan keakuratan informasi yang diberikan oleh Tang mengenai kehidupan Chen Mingdao. Ia mampu mengidentifikasi orang-orang di desa yang pernah berhubungan dengan Chen dan memberikan detail spesifik yang sulit dijelaskan secara rasional.

Bagi sebagian orang, klaim Tang dianggap sebagai bukti nyata bahwa reinkarnasi benar-benar terjadi. Mereka melihat Tang sebagai bukti bahwa roh Chen Mingdao telah kembali dalam bentuk lain. Namun, tidak semua orang menerima klaim ini dengan begitu saja. Ada juga penduduk desa yang merasa skeptis dan menganggap bahwa cerita Tang mungkin dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti informasi yang ia peroleh dari sumber-sumber lain, atau bahkan imajinasi yang berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun