Tempat Moksa Sunan Parung
Di sekitar Situ Sangiang, terdapat petilasan atau makam Sunan Parung, salah satu raja dari Kerajaan Talaga Manggung. Keberadaan makam ini mengingatkan kita pada sejarah dan mitos yang tersembunyi di balik danau legendaris ini. Masyarakat setempat percaya bahwa pohon Nunuk dan ikan di Situ Sangiang memiliki nilai sakral dan harus terus dijaga. Pohon Nunuk dipercaya sebagai gerbang ke kerajaan Talaga Manggung yang hilang, sementara ikan di danau dianggap sebagai jelmaan prajurit kerajaan tersebut.
Ada kepercayaan yang kuat bahwa jika ada ikan yang mati di Situ Sangiang, maka harus dikuburkan layaknya manusia. Pelanggaran terhadap pamali ini diyakini dapat mengundang malapetaka. Masyarakat setempat sangat menjaga tradisi ini, yang mencerminkan kearifan lokal dan rasa hormat mereka terhadap leluhur.
Pada momen-momen tertentu, banyak peziarah yang datang untuk mengunjungi makam Sunan Parung. Mereka melakukan berbagai ritual, seperti memberi makan ikan dan mandi di bibir danau, yang diyakini membawa berkah dan keselamatan. Tradisi ini tidak hanya memperkaya nilai budaya Situ Sangiang tetapi juga memperkuat hubungan spiritual antara masyarakat dengan sejarah dan alam sekitarnya.
Keindahan Alam dan Kearifan Lokal
Situ Sangiang tidak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat setempat. Permukaan air danau sering dijadikan sebagai alat untuk memprediksi musim. Ketika permukaan air mulai surut, masyarakat mengartikan datangnya musim kemarau, sementara saat airnya melimpah, mereka bersiap untuk musim penghujan. Meski tampak sederhana, metode ini telah digunakan secara turun-temurun dan menjadi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Selain itu, Situ Sangiang juga dijaga dengan baik oleh masyarakat setempat, yang percaya bahwa danau ini memiliki aura mistis yang harus dihormati. Kepercayaan dan tradisi lokal ini membantu melestarikan Situ Sangiang dari kerusakan dan tangan-tangan jahil. Pendekatan ini menunjukkan bagaimana budaya dan kearifan lokal dapat berperan besar dalam menjaga kelestarian alam.
Ayo, mari kita lestarikan alam Gunung Ciremai dengan menghargai dan menjaga kearifan lokal yang ada. Melalui upaya bersama, keindahan dan kekayaan budaya Situ Sangiang dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang.