Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Wang Yangming: Filosofi Kesatuan Pengetahuan dan Tindakan dalam Praktik Moral

18 Juli 2024   07:26 Diperbarui: 18 Juli 2024   07:26 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wang Yangming adalah seorang filsuf Tiongkok yang sangat berpengaruh pada abad ke-16. Ia terkenal karena mengembangkan konsep “kesatuan pengetahuan dan tindakan”. Konsep ini menekankan bahwa pengetahuan moral dan tindakan harus berjalan seiring, tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Artinya, seseorang tidak hanya harus tahu apa yang benar, tetapi juga harus bertindak sesuai dengan pengetahuan tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang konsep Wang Yangming ini dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta dalam pembuatan kebijakan publik. Dengan memahami filosofi ini, kita bisa melihat bagaimana pentingnya mengintegrasikan pengetahuan dengan tindakan untuk mencapai kehidupan yang bermoral dan berintegritas.

Siapa Itu Wang Yangming?

Wang Yangming, lahir pada tahun 1472 dan meninggal pada tahun 1529, adalah seorang filsuf, jenderal, politisi, penulis, dan kaligrafer Tiongkok yang hidup pada masa Dinasti Ming. Ia sering dianggap sebagai pemikir Neo-Konfusianisme yang paling penting setelah Zhu Xi. Berbeda dengan filsafat ortodoks Zhu Xi yang mengandung dualisme rasionalis, Wang mengembangkan konsep kesatuan pengetahuan dan tindakan.

Wang lahir di Yuyao, Provinsi Zhejiang, dalam keluarga sarjana yang memiliki tradisi pelayanan birokrasi. Ayahnya, Wang Hua, pernah menjadi pejabat tinggi pemerintahan, tetapi kemudian diasingkan karena menghina seorang kasim. Wang meraih gelar juren pada tahun 1492 dan jinshi pada tahun 1499. Ia mengabdi sebagai asisten eksekutif di berbagai departemen pemerintahan hingga diasingkan lagi pada tahun 1506 karena menghina seorang kasim.

Wang Yangming menekankan pentingnya kesadaran pengetahuan moral yang memerlukan kerja aktif pada jiwa dan pencarian moral secara internal. Ia juga menyoroti sifat praktis moralitas, yaitu konsistensi dalam perkataan dan perbuatan, serta dalam pemikiran internal dan perilaku eksternal. Filosofinya menekankan bahwa pengetahuan sejati tidak hanya berasal dari belajar teori tetapi juga dari menerapkannya dalam tindakan nyata.

Wang Yangming dan Lu Xiangshan dianggap sebagai pendiri aliran Lu-Wang atau Sekolah Pikiran (School of the Mind). Konsep kesatuan pengetahuan dan tindakan mengajarkan bahwa hanya dengan bertindak baik seseorang dapat menjadi bijaksana. Ia menolak pemisahan antara pengetahuan dan tindakan, mengklaim bahwa keduanya bersatu sebagai satu kesatuan. Warisan filosofisnya memperkaya pemikiran intelektual Tiongkok dan memiliki pengaruh luas hingga hari ini.

Kesatuan Pengetahuan dan Tindakan

Wang Yangming menekankan dua hal penting dalam filosofinya yang dikenal sebagai kesatuan pengetahuan dan tindakan.

-Kesadaran Pengetahuan Moral: Wang melihat pengetahuan moral sebagai kesadaran yang membutuhkan usaha aktif dari dalam diri kita. Artinya, kita harus berupaya secara terus-menerus untuk meningkatkan kualitas moral kita melalui refleksi dan pengembangan diri, bukan hanya dengan mengandalkan pengaruh dari luar atau pembelajaran teoretis semata. Menurut Wang, moralitas sejati berasal dari dalam diri kita dan perlu dijaga serta dipupuk secara internal.

- Sifat Praktis Moralitas: Wang menekankan bahwa moralitas harus konsisten antara apa yang kita pikirkan, katakan, dan lakukan. Ini berarti, pemikiran internal kita tentang apa yang benar dan salah harus sesuai dengan tindakan kita sehari-hari. Moralitas tidak cukup hanya dipahami atau diucapkan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Misalnya, jika kita percaya bahwa membantu orang lain adalah hal yang baik, maka kita harus benar-benar melakukan tindakan membantu tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun