Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pilar Besi Delhi: Bukti Keterampilan Budaya India Kuno dalam Seni dan Arsitektur Pengolahan Besi

4 Juli 2024   07:13 Diperbarui: 4 Juli 2024   11:51 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Misteri Pilar Besi Kuno Berusia 1.600 Tahun di India yang Tidak Berkarat (kompas.com)

Dengan perawatan yang cermat, Pilar Besi Delhi akan terus menjadi saksi sejarah dan keajaiban teknologi logam kuno.

Kesimpulan

Pilar Besi Delhi adalah bukti gemilang keterampilan budaya India kuno dalam seni, arsitektur, dan pengolahan besi. Keajaiban ini mengajarkan kita tentang ketekunan dan kecerdikan para pandai besi masa lalu, serta menginspirasi penelitian dan inovasi di bidang material hingga saat ini. 

Keberadaan dan pelestarian pilar ini memberikan pandangan yang lebih luas tentang sejarah dan pencapaian teknologi masyarakat India kuno. Pilar ini tidak hanya menjadi monumen bersejarah, tetapi juga simbol dari warisan budaya yang kaya dan pengetahuan ilmiah yang mendalam.

Dengan memahami dan menghargai Pilar Besi Delhi, kita dapat lebih mengapresiasi warisan budaya global dan pentingnya melestarikan peninggalan sejarah untuk generasi mendatang. Pilar ini mengingatkan kita akan kemampuan manusia untuk menciptakan keajaiban teknis yang dapat bertahan sepanjang waktu, serta pentingnya penelitian dan pemeliharaan untuk menjaga warisan budaya tetap hidup.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun