Tibet, dengan lanskapnya yang kasar dan biara-biara kuno, selalu menjadi tempat yang menarik bagi para pencari spiritual. Jika kita berwisata ke Tibet, dalam perjalanan ke ibu kota Lhasa, tidak jarang sepanjang jalan kita akan bertemu dengan para peziarah yang berjalan sambil berdoa dan merebahkan tubuhnya ke atas tanah. Anda akan menemukan peziarah ini sepanjang jalan menuju ke Lhasa, tepatnya menuju Kuil Jokhang yang juga berada di kota tersebut.
Para peziarah ini sebenarnya melakukan ritual yang disebut dengan Long Kowtow atau “Ke Chang Tou”. Di antara berbagai ritual yang dipraktikkan oleh umat Buddha Tibet, Long Kowtow menonjol sebagai ungkapan iman dan ketulusan yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna, sejarah, dan perjalanan batin dari tradisi suci ini.
Apa Itu Long Kowtow?
Long Kowtow adalah ritual yang dilakukan oleh para peziarah Tibet selama perjalanan suci mereka ke tempat-tempat suci. Ini melibatkan membungkukkan tubuh sepenuhnya di tanah, meregangkan tubuh sepanjang jalan. Dengan setiap bungkuk, para peziarah mengungkapkan penghormatan, kerendahan hati, dan dedikasi yang teguh kepada Buddha.
Definisi dan Makna
Long Kowtow berasal dari bahasa Tibet, di mana "Long" berarti panjang atau jarak jauh, dan "Kowtow" berasal dari bahasa Cina “Ke Chang Tou” yang berarti "sujud." Secara harfiah, ini adalah sujud yang dilakukan dalam jarak jauh, biasanya menuju tempat suci seperti Lhasa.
Sejarah dan Asal Usul
Tradisi Long Kowtow berakar dalam sejarah panjang Tibet. Ritual ini telah dilakukan selama berabad-abad dan merupakan bagian integral dari budaya dan agama Tibet. Pada masa lalu, perjalanan ini sering dilakukan sebagai tanda penghormatan kepada Buddha, untuk memohon keberkahan, atau sebagai tindakan penebusan dosa.
Tindakan Fisik dan Simbolismenya
- Gestur: Para peziarah memulai dengan menyatukan tangan di depan dada, mirip dengan posisi berdoa. Kemudian mereka mengangkat tangan di atas kepala sambil mengucapkan mantra enam kata dalam Buddhisme.