Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ubasute: Tradisi Mencampakkan Orangtua ke Dalam Hutan Hingga Mati

16 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 16 Juni 2024   07:18 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ubasute telah menjadi tema dalam banyak cerita rakyat Jepang, dengan kisah-kisah yang menggambarkan dilema moral dan pengorbanan. Salah satu cerita terkenal adalah "The Ballad of Narayama," di mana seorang ibu tua memutuskan untuk pergi ke gunung agar tidak menjadi beban bagi keluarganya. Cerita ini mencerminkan rasa tanggung jawab dan pengorbanan yang mendalam, menunjukkan betapa beratnya keputusan tersebut bagi individu dan keluarganya. Dalam sastra, ubasute sering digunakan sebagai simbol untuk mengeksplorasi isu-isu moral dan etika, serta untuk menggambarkan tekanan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat.

Film dan Media

Ubasute juga digambarkan dalam film dan media modern, yang sering kali membawa refleksi kritis terhadap nilai-nilai tradisional dan tantangan sosial. Film "The Ballad of Narayama" (1958 dan 1983) menggambarkan dengan jelas tradisi ini dan dampaknya pada individu serta masyarakat. Film ini, serta penggambaran ubasute dalam media lainnya, membantu membentuk persepsi publik tentang perawatan orang tua dan nilai-nilai keluarga. Penggambaran tersebut mengajak penonton untuk merenungkan isu-isu terkait, seperti tanggung jawab antar-generasi dan beban ekonomi yang mungkin dirasakan oleh keluarga. Dengan demikian, ubasute dalam budaya populer tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai alat refleksi dan pembelajaran tentang isu-isu sosial dan moral yang relevan hingga saat ini.

Dampak Sosial Ubasute

Hubungan Antargenerasi

Ubasute memiliki pengaruh yang mendalam terhadap hubungan antara generasi muda dan tua di masa lalu. Walaupun mungkin tidak pernah benar-benar dipraktikkan secara luas, konsep ubasute mencerminkan ketegangan yang ada dalam masyarakat. Keluarga sering dihadapkan pada pilihan sulit antara merawat anggota keluarga yang lebih tua atau memastikan kelangsungan hidup mereka sendiri. Ketegangan ini menunjukkan konflik antara kewajiban filial (bakti anak kepada orang tua) dan kebutuhan ekonomi yang mendesak. Dalam masyarakat di mana sumber daya sangat terbatas, keputusan seperti ini bisa terasa sangat berat dan penuh dilema moral.

Pelajaran dari Ubasute

Dari tradisi ubasute, kita dapat belajar tentang pentingnya merawat orang tua dan bagaimana kondisi ekstrem dapat memaksa masyarakat untuk membuat keputusan yang sulit. Tradisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menciptakan sistem dukungan yang kuat untuk orang tua, agar mereka tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya. Ubasute mengajarkan tentang pentingnya belas kasih, tanggung jawab sosial, dan dukungan komunitas. Dengan adanya sistem dukungan yang baik, masyarakat dapat lebih baik merawat anggota keluarga yang tua tanpa harus menghadapi dilema moral yang berat. Ini juga menyoroti perlunya kebijakan dan inovasi yang dapat membantu keluarga dalam merawat orang tua mereka dengan lebih efektif dan manusiawi.

Perawatan Orang Tua di Jepang Modern

Tantangan Perawatan Orang Tua

Di Jepang modern, merawat orang tua menjadi tantangan besar karena jumlah lansia yang terus bertambah sementara angka kelahiran menurun. Banyak keluarga menghadapi kesulitan dalam merawat orang tua karena tuntutan pekerjaan yang tinggi dan perubahan dalam struktur keluarga. Sementara itu, sistem perawatan lansia juga mengalami tekanan besar untuk dapat memenuhi kebutuhan populasi yang semakin menua dengan cepat. Hal ini menciptakan beban tambahan bagi keluarga yang sudah sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun