Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wang Zhenyi: Ilmuwan Wanita Tiongkok yang Melawan Feodalisme Dinasti Qing

7 Maret 2024   07:13 Diperbarui: 7 Maret 2024   07:14 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wang Zhenyi (1768-1797) adalah seorang ilmuwan dan penyair dari Dinasti Qing, yang dikenal karena kontribusinya dalam bidang astronomi dan matematika. Ia juga dikenal karena melanggar adat feodal pada masa itu yang menghalangi hak-hak perempuan dengan belajar sendiri tentang berbagai bidang ilmu pengetahuan, melakukan perjalanan ke berbagai tempat, dan menulis karya-karya ilmiah yang mengesankan. Ia merupakan salah satu tokoh wanita paling berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan Tiongkok, dan sumber inspiratif bagi ilmuwan wanita penerusnya.

Latar Belakang  dan Pendidikan

Wang Zhenyi lahir pada tahun 1768 di Jiangning (sekarang Nanjing), pada masa Dinasti Qing. Ia berasal dari keluarga intelektual yang memiliki banyak koleksi buku. Ia belajar banyak hal dari kakek, nenek, dan ayahnya, seperti astronomi, matematika, geografi, kedokteran, dan puisi. Ia juga belajar menunggang kuda, memanah, dan seni bela diri dari istri seorang jenderal Mongolia.

Pada usia 14 tahun, ia mengikuti kakeknya yang meninggal ke Jilin, dekat Tembok Besar Tiongkok, dan tinggal di sana selama lima tahun. Di sana, ia membaca banyak buku dari perpustakaan kakeknya dan memperluas pengetahuannya.

Pada usia 16 tahun, ia melakukan perjalanan ke selatan Sungai Yangtze bersama ayahnya, dan mengunjungi berbagai tempat seperti Shaanxi, Hubei, dan Guangdong. Ia kembali ke  Beijing dan banyak mengunjungi situs bersejarah. Pengalamannya ini sangat mempengaruhi puisi-puisi karyanya yang menggambarkan keindahan alam dan keadaan sosial.

Pada usia 18 tahun, ia berteman dengan para sarjana wanita di Jiangning melalui puisi-puisinya, dan mulai fokus pada studinya di bidang astronomi dan matematika. Kebanyakan ilmunya ia dapatkan dengan belajar sendiri.

Pada usia 25 tahun, ia menikah dengan Zhan Mei, seorang sarjana dan pejabat pemerintah. Ia menjadi lebih dikenal karena puisi, matematika, dan astronominya. Ia bahkan mengajar beberapa siswa laki-laki.

Prestasi di Bidang Astronomi dan Matematika

Wang Zhenyi menulis beberapa artikel ilmiah yang menjelaskan fenomena langit, seperti gerak ekuinoks, gerhana matahari, dan gerhana bulan. Ia juga membuat model sederhana dengan cermin, lampu, dan bola untuk mendemonstrasikan bagaimana gerhana terjadi. Ia juga membandingkan pengetahuan astronomi Tiongkok dan Barat, dan mengadopsi pendekatan komparatif dalam penelitiannya. Ia juga mengembangkan sistem kalender Tiongkok dengan mengukur bintang-bintang untuk menjelaskan tata surya.

Ia menulis beberapa buku tentang matematika, seperti The Simple Principles of Calculation dan The Musts of Calculation. Ia menguasai berbagai cabang matematika, seperti aljabar, geometri, dan trigonometri. Ia juga menyelesaikan beberapa masalah matematika yang sulit, seperti menentukan panjang busur lingkaran, menghitung volume bola, dan menyelesaikan persamaan kuadrat.

Pandangan dan Kritik terhadap Feodalisme

Wang Zhenyi tidak hanya seorang ilmuwan, tetapi juga seorang penyair dan aktivis. Ia mengekspresikan pandangan dan pengalamannya sebagai wanita ilmuwan melalui puisi-puisinya. Ia juga mengkritik adat kebiasaan feodal yang menyangkal hak-hak wanita dan menuntut kesetaraan gender dalam memperoleh pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Ia menulis puisi berjudul Sebuah Puisi Singkat tentang Kesetaraan yang berisi:

Dibuat untuk dipercayai,  

Bahwa perempuan sama dengan laki-laki;  

Apakah Anda tidak yakin,  

Putri-putri juga bisa menjadi pahlawan?

Ia juga menulis puisi berjudul Pada Gerhana Matahari dan Bulan yang berisi:

Bagaimana seseorang bisa mengatakan,  

Perempuan tidak sebijaksana laki-laki?  

Ketika saya menurunkan tirai untuk membuatnya gelap,  

Dan dengan cermin ajaib membuat matahari dan bulan bersinar,  

Di mana letak kesalahan,  

Bahwa anak-anakku tidak bisa menjelaskannya?

Ia juga menulis puisi berjudul Tentang Empat Buku yang berisi:

Empat Buku tidak memiliki kata-kata tentang sifat perempuan,  

Namun seorang bodoh berani menebaknya;  

Dia berkata: "Sifat perempuan itu berubah-ubah."  

Dan untuk ini dia mengutip dari Klasik.  

Jika seorang pria buruk dan pikirannya palsu,  

Dia akan berubah lebih cepat daripada seorang perempuan.  

Mengapa kita harus mengatakan bahwa perempuan itu berubah-ubah?

Warisan dan Pengaruh Wang Zhenyi

Wang Zhenyi meninggal pada tahun 1797, pada usia 29 tahun. Ia dihormati sebagai tokoh perintis dalam sejarah Tiongkok, yang diingat karena kontribusinya dalam bidang sains dan sastra, dan sebagai contoh inspiratif bagi kemampuan wanita dalam bidang ilmuwan dan sarjana. Kisah hidup dan karyanya yang melawan norma gender pada masanya menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.

Wang Zhenyi diakui sebagai salah satu ilmuwan wanita paling berpengaruh di dunia, dan menjadi bagian dari sejarah ilmu pengetahuan dunia. Namanya dimasukkan dalam daftar 100 Ilmuwan Wanita oleh Royal Society of London pada tahun 2018, juga dalam daftar 100 Wanita yang Mengubah dunia oleh Majalah Sejarah BBC pada tahun 2019.

Wang Zhenyi adalah seorang wanita yang luar biasa, yang tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga memiliki semangat yang tinggi, jiwa keberanian yang besar, dan kreativitas yang mengagumkan. Ia adalah seorang ilmuwan yang berani melawan feodalisme Dinasti Qing, dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun