Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pulau Tristan da Cunha: Mengenal Kepulauan Berpenghuni Paling Terpencil di Samudra Atlantik

29 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 29 Februari 2024   11:27 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kamu pernah mendengar tentang pulau Tristan da Cunha? Jika belum, kamu tidak sendirian. Pulau ini adalah salah satu tempat yang paling jarang diketahui dan dikunjungi oleh orang-orang di dunia. Pulau ini juga merupakan kepulauan berpenghuni paling terpencil di dunia, karena jaraknya yang sangat jauh dari wilayah berpenghuni lainnya. Pulau ini memiliki kehidupan dan keindahan yang unik dan khas, yang tidak banyak orang dapat rasakan. Namun, pulau ini juga memiliki tantangan dan kesulitan yang luar biasa, yang harus dihadapi oleh penduduk dan pengunjungnya. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat tentang pulau Tristan da Cunha, mulai dari sejarah, geografi, demografi, budaya, hingga cara mengunjunginya.

Sejarah Pulau Tristan da Cunha

Pulau Tristan da Cunha pertama kali ditemukan oleh pelaut Portugis yang bernama Tristão da Cunha pada tahun 1506. Namun, ia tidak berhasil mendarat di pulau itu karena cuaca yang buruk. Pulau itu kemudian dinamai menurut namanya. Pulau itu baru berhasil didarati oleh Belanda pada tahun 1643, dan kemudian oleh Prancis pada tahun 1767. Namun, tidak ada pemukiman permanen yang dibangun di pulau itu sampai abad ke-19.

Pada tahun 1810, seorang pelaut Amerika yang bernama Jonathan Lambert mengklaim pulau itu sebagai miliknya, dan menamakannya sebagai Kepulauan Kemasyhuran. Ia bersama dengan tiga orang rekannya menjadi pemukim pertama di pulau itu. Namun, ia meninggal dalam sebuah kecelakaan perahu pada tahun 1812. Pada tahun 1816, Britania Raya mengambil alih pulau itu, dan membangun sebuah garnisun militer untuk mencegah Napoleon Bonaparte, yang diasingkan di Saint Helena, melarikan diri ke pulau itu. Garnisun itu ditinggalkan pada tahun 1817, tetapi beberapa tentara dan pelaut memilih untuk tinggal di pulau itu.

Sejak itu, pulau itu menjadi tempat tinggal bagi para pemukim yang berasal dari berbagai negara dan latar belakang, seperti Inggris, Skotlandia, Irlandia, Amerika, Belanda, dan Italia. Mereka menikah di antara sesama penduduk pulau, dan membentuk sebuah komunitas yang erat dan harmonis. Mereka juga menghadapi berbagai peristiwa dan bencana yang mengancam kehidupan mereka, seperti perang dunia, letusan gunung berapi, badai, dan penyakit. Namun, mereka tetap bertahan dan berkembang hingga saat ini.

Geografi Pulau Tristan da Cunha

Tristan da Cunha adalah gugusan kepulauan gunung berapi yang terletak di bagian selatan Samudra Atlantik yang terpencil. Kepulauan ini memiliki luas total sekitar 207 km², dan terdiri dari empat pulau utama, yaitu:

- Pulau Tristan da Cunha: Pulau ini adalah pulau terbesar dan satu-satunya yang berpenghuni di kepulauan ini. Pulau ini memiliki luas sekitar 98 km², dan memiliki ketinggian maksimum sekitar 2.060 meter di puncak gunung berapi Queen Mary's Peak. Pulau ini memiliki iklim subtropis, dengan suhu rata-rata sekitar 15°C. Pulau ini memiliki vegetasi yang beragam, mulai dari padang rumput, semak-semak, hingga hutan. Pulau ini juga memiliki fauna yang khas, seperti burung laut, anjing laut, dan penguin.

- Pulau Gough: Pulau ini adalah pulau terbesar kedua di kepulauan ini. Pulau ini memiliki luas sekitar 91 km², dan memiliki ketinggian maksimum sekitar 910 meter di puncak gunung Edinburgh. Pulau ini memiliki iklim yang mirip dengan pulau Tristan da Cunha, tetapi lebih basah dan berangin. Pulau ini memiliki vegetasi yang lebat, dan merupakan tempat bersarang bagi jutaan burung laut. Pulau ini juga merupakan situs warisan dunia UNESCO, karena kekayaan dan keunikan hayatinya.

- Pulau Inaccessible: Pulau ini adalah pulau terkecil ketiga di kepulauan ini. Pulau ini memiliki luas sekitar 14 km², dan memiliki ketinggian maksimum sekitar 449 meter di puncak gunung berapi. Pulau ini memiliki iklim yang lebih kering dan lebih dingin daripada pulau-pulau lainnya. Pulau ini memiliki vegetasi yang jarang, dan merupakan habitat bagi beberapa spesies endemik, seperti burung pipit Inaccessible dan tikus Inaccessible. Pulau ini juga merupakan situs warisan dunia UNESCO, karena keunikan dan keragaman hayatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun