Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Enuma Elis: Mitos Penciptaan Dunia Menurut Kebudayaan Babilonia

17 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 17 Februari 2024   07:05 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enuma elis adalah sebuah epos yang menggambarkan pandangan dunia dan agama Babilonia, yang berpusat pada keagungan Marduk sebagai raja para dewa. Epos ini juga menunjukkan hubungan antara Babilonia dan kota-kota lain di Mesopotamia, serta peran manusia sebagai pelayan para dewa. Epos ini sering dibacakan dalam festival Akitu, atau tahun baru Babel, sebagai bentuk penghormatan dan pujian kepada Marduk. Epos ini juga mempengaruhi karya-karya sastra lain, seperti Epos Gilgames, yang mengambil beberapa motif dan tokoh dari Enuma elis.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang Asal-usul dan sejarah Enuma elis, bagaimana Isi dan struktur Enuma elis, makna dan pesan dalam Enuma elis dan pengaruh dan warisan Enuma elis yang ditinggalkan.

Asal-usul dan Sejarah Enuma elis

Penulis Enuma elis tidak diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan asal-usul dan sejarah epos ini. Salah satu teori adalah bahwa epos ini disusun oleh seorang imam Babel yang bernama Esagila, yang ingin mempromosikan keagungan Marduk dan Babel di antara dewa-dewa dan kota-kota Mesopotamia. Teori lain adalah bahwa epos ini merupakan hasil dari penyuntingan dan penggabungan berbagai sumber yang lebih tua, yang mungkin berasal dari zaman perunggu atau awal era Kassite (sekitar abad ke-18 sampai ke-16 SM). Teori lain lagi adalah bahwa epos ini ditulis pada abad ke-11 SM, ketika Babel mengalami kebangkitan politik dan budaya di bawah raja Nebukadnezar I.

Enuma elis terdiri dari seribu baris dan ditulis dalam bahasa Akkadia dalam tujuh tablet tanah liat, masing-masing tablet tertera antara 115 dan 170 baris tulisan kuneiform Sumero-Akkadia. Sebagian besar isi Tablet V tidak dapat terbaca, namun, selain dari semua kekosongan ini, seluruh teks hampir lengkap. Salinan duplikat dari Tablet V telah ditemukan di Sultantepe, Huzirina kuno, dekat kota modern anlurfa di Turki. Salinan ini juga tidak lengkap, tetapi memberikan beberapa informasi tambahan, seperti nama-nama bintang dan rasi bintang yang dibuat oleh Marduk.

Tidak diketahui mengapa Tablet V hilang atau rusak. Mungkin karena tablet ini kurang penting daripada tablet lain dalam epos ini, atau karena tablet ini lebih sering digunakan dan dibaca, sehingga lebih mudah aus atau pecah.

Isi dan Struktur Enuma elis

Enuma elis menceritakan tentang penciptaan dunia, pertempuran antara dewa-dewa yang berfokus pada persembahan kepada Marduk, penciptaan manusia yang ditakdirkan untuk melayani dewa-dewa Mesopotamia, dan diakhiri dengan bagian panjang yang memuji Marduk. Epos ini dibagi menjadi tujuh tablet, yang masing-masing memiliki tema dan fokus yang berbeda. Berikut adalah ringkasan singkat dari isi dan struktur Enuma elis:

- Tablet I: Penciptaan dunia dari kekacauan, dan pertempuran antara Aps dan Ea.

Tablet ini dimulai dengan kata-kata "Enuma elis", yang berarti "ketika di atas". Kata-kata ini mengacu pada keadaan awal alam semesta, ketika hanya ada dua kekuatan primordial, yaitu Aps, dewa air tawar, dan Tiamat, dewi air asin. Dari persatuan mereka, lahir para dewa generasi pertama, yang membuat kebisingan dan mengganggu ketenangan Aps. Aps merencanakan untuk membunuh para dewa, tetapi Ea, dewa air dan ayah Marduk, mengetahui rencananya dan mengalahkannya terlebih dahulu. Ea kemudian mendirikan istananya di atas mayat Aps, dan melahirkan Marduk, dewa yang memiliki empat mata, empat telinga, dan kekuatan luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun