Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengunjungi Desa Tuiwa: Desa Administratif Tertinggi di Dunia yang Berada di Tibet

29 Januari 2024   07:00 Diperbarui: 29 Januari 2024   07:17 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kamu pernah mendengar tentang Desa Tuiwa? Desa ini adalah salah satu desa terunik di dunia, karena terletak di ketinggian 5.070 meter di atas permukaan laut, menjadikannya permukiman permanen tertinggi kedua di dunia, setelah La Rinconada, Peru. 

Desa ini juga sering disebut sebagai desa administratif tertinggi di dunia, karena memiliki sebuah kuil kuno yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan desa. Desa ini berada di Tibet, sebuah wilayah otonom di Republik Rakyat Tiongkok, yang memiliki budaya, agama, dan tradisi yang kaya dan menarik. 

Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat tentang Desa Tuiwa, mulai dari sejarah, geografi, kebudayaan, hingga festival yang diadakan di sana. Mari kita mulai!

Sejarah Desa Tuiwa

Desa Tuiwa memiliki sejarah yang panjang dan misterius. Menurut legenda, desa ini didirikan oleh seorang raja bernama Tuiwa, yang merupakan keturunan dari raja Tibet pertama, Nyatri Tsenpo. 

Raja Tuiwa membangun sebuah kuil yang berbentuk seperti benteng, yang dinamakan "Tuigonba" oleh penduduk setempat. Kuil ini menjadi tempat beribadah, belajar, dan berpolitik bagi penduduk desa. 

Kuil ini juga menjadi saksi bisu dari perubahan sejarah Tibet, dari masa kejayaan kerajaan, invasi Mongol, hingga aneksasi oleh Tiongkok. Hingga saat ini, kuil ini masih berdiri kokoh dan menjadi simbol kebanggaan dan identitas desa.

Keadaan Geografi Desa Tuiwa

Desa Tuiwa terletak di Tibet, sebuah wilayah otonom di Republik Rakyat Tiongkok. Tibet berbatasan langsung dengan banyak negara, meliputi Yunnan, Sichuan, Qinghai, Xinjiang, Nepal, Bhutan, dan Myanmar. Tibet memiliki luas sekitar 1,2 juta kilometer persegi, dan merupakan dataran tinggi terbesar di dunia, dengan rata-rata ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut. Tibet juga dikenal sebagai "atap dunia", karena memiliki banyak pegunungan dan danau yang indah dan suci.

Desa Tuiwa berada di Kota Daglung, County Nagarzê, Shannan. Desa ini dikelilingi oleh pegunungan Himalaya yang bersalju di perbatasan Tiongkok-Bhutan. Desa ini berdiri di tepi timur laut Danau Puma Yumco, sebuah danau suci bagi umat Buddha Tibet. Danau ini memiliki luas sekitar 300 kilometer persegi, dan merupakan danau tertinggi keempat di dunia, dengan ketinggian 5.030 meter di atas permukaan laut. Danau ini juga memiliki pulau-pulau kecil yang menjadi tempat tinggal bagi domba-domba milik penduduk desa.

Kebudayaan di Desa Tuiwa

Kebudayaan Desa Tuiwa sangat dipengaruhi oleh agama Buddha Tibet. Buddha Tibet adalah cabang dari Buddha Mahayana, yang menekankan pada praktik meditasi, mantra, dan ritual. Buddha Tibet juga memiliki banyak aliran, seperti Nyingma, Kagyu, Sakya, dan Gelug. Penduduk Desa Tuiwa mayoritas menganut aliran Gelug, yang didirikan oleh Tsongkhapa, seorang reformis dan filsuf Buddha Tibet. Aliran Gelug juga dikenal sebagai "topi kuning", karena para biksu dan biksuni mengenakan topi kuning saat melakukan upacara.

Penduduk Desa Tuiwa memiliki tradisi pastoral yang unik, yaitu menggiring domba ke pulau di tengah danau saat musim kering, dan membawanya kembali sebelum es mencair. 

Tradisi ini sudah berlangsung selama berabad-abad, dan merupakan cara untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terbatas. Penduduk desa juga menghasilkan produk-produk susu, seperti mentega, keju, dan yoghurt, yang menjadi makanan pokok mereka. Selain itu, penduduk desa juga menanam gandum, kentang, dan sayuran di lahan-lahan yang subur.

Festival Desa Tuiwa

Desa Tuiwa memiliki beberapa festival yang diadakan sepanjang tahun, yang menunjukkan kegembiraan dan kebersamaan penduduk desa. Beberapa festival yang populer di Desa Tuiwa adalah:

- Festival Lhabab Duchen. Festival ini dirayakan pada hari ke-22 bulan ke-9 kalender Tibet, untuk memperingati kembalinya Buddha Shakyamuni dari surga Tushita setelah mengajar ibunya. Pada hari ini, penduduk desa Tuiwa akan berdoa, bersembahyang, dan memberi makan para biksu di kuil Tuigonba. Mereka juga akan memberikan sumbangan kepada orang-orang miskin dan binatang liar, sebagai bentuk kebaikan dan kasih sayang.

- Festival Saga Dawa. Festival ini dirayakan pada hari ke-15 bulan ke-4 kalender Tibet, untuk memperingati kelahiran, pencerahan, dan parinirvana Buddha Shakyamuni. Pada hari ini, penduduk desa Tuiwa akan berkeliling danau Puma Yumco sambil membawa bendera doa dan menyalakan lilin. Mereka juga akan berpuasa, beramal, dan menghindari hal-hal yang negatif, sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian kepada Buddha.

- Festival Gyantse Horse Racing. Festival ini diadakan setiap tahun pada bulan Juni atau Juli di kota Gyantse, sekitar 200 kilometer dari desa Tuiwa. Festival ini menampilkan perlombaan kuda, pertunjukan seni, dan pameran budaya Tibet. Beberapa penduduk desa Tuiwa akan mengikuti festival ini sebagai peserta atau penonton, dan menunjukkan keterampilan dan keberanian mereka dalam mengendarai kuda.

Kesimpulan

Desa Tuiwa adalah desa administratif tertinggi dunia di Tibet, yang memiliki banyak keunikan dan keindahan. Desa ini memiliki sejarah yang panjang dan misterius, yang berkaitan dengan raja-raja Tibet dan kuil kuno yang berbentuk seperti benteng. Desa ini juga memiliki geografi yang luar biasa, yang dikelilingi oleh pegunungan Himalaya dan danau suci yang menjadi tempat tinggal bagi domba-domba. 

Desa ini juga memiliki kebudayaan yang kaya dan menarik, yang dipengaruhi oleh agama Buddha Tibet dan tradisi pastoral yang unik. Desa ini juga memiliki festival yang meriah dan mengagumkan, yang menunjukkan kegembiraan dan kebersamaan penduduk desa. 

Desa Tuiwa adalah desa yang patut dikunjungi dan dipelajari oleh siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Tibet dan dunia. Desa ini juga menjadi contoh dari kehidupan yang sederhana, harmonis, dan bahagia di tengah tantangan dan kesulitan.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun