Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bianzi: Sejarah dan Makna di Balik Gaya Rambut Khas Dinasti Qing

23 Januari 2024   07:05 Diperbarui: 23 Januari 2024   07:06 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Anda pernah melihat gambar atau film tentang orang-orang Tiongkok di masa lalu yang memiliki rambut panjang yang dikepang di belakang dan bagian depan kepala yang dicukur? Jika ya, maka Anda telah melihat contoh dari “Bianzi”, yaitu gaya rambut yang dipaksakan oleh orang-orang Manchu kepada orang-orang Han dan etnis lainnya di bawah kekuasaan dinasti Qing.

Bianzi adalah salah satu simbol paling kontroversial dan menarik dalam sejarah Tiongkok. Gaya rambut ini tidak hanya menunjukkan identitas dan loyalitas politik, tetapi juga menjadi sumber konflik, perlawanan, dan ejekan dari dalam dan luar negeri.

Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah dan makna di balik bianzi, serta dampaknya bagi orang-orang Tionghoa hingga hari ini.

 

Asal Usul Gaya Rambut Bianzi

Bianzi berasal dari suku Jurchen atau Manchu yang berasal dari Manchuria, wilayah timur laut Tiongkok saat ini. Orang-orang Manchu adalah keturunan dari suku-suku nomaden yang pernah menguasai Tiongkok Utara pada masa dinasti Jin (1115-1234) dan Yuan (1271-1368).

Gaya rambut bianzi sudah ada sejak abad ke-6, ketika suku Toba Wei memerintah Tiongkok Utara. Gaya rambut ini terdiri dari rambut panjang yang dikepang di belakang dan bagian depan kepala yang dicukur. Tujuan dari gaya rambut ini adalah untuk menunjukkan keberanian dan kedisiplinan, serta untuk menghindari rambut terbakar atau tertarik saat berperang.

Orang-orang Manchu mengadopsi gaya rambut ini sebagai bagian dari identitas mereka sebagai penguasa baru Tiongkok. Pada tahun 1618, Nurhaci, pemimpin Manchu, menyatakan perang terhadap dinasti Ming (1368-1644) yang menguasai Tiongkok pada saat itu. Nurhaci menyatukan suku-suku Manchu di bawah bendera Delapan Panji dan membentuk negara Qing.

Pada awalnya, Nurhaci memberikan kelonggaran kepada orang-orang Han yang menyerah tanpa perlawanan untuk mempertahankan gaya rambut dan adat istiadat mereka. Namun, pada tahun 1620-an, ia mulai memaksa orang-orang Han yang berada di bawah kekuasaannya untuk menggunakan gaya rambut bianzi sebagai tanda kesetiaan kepada Qing.

Penyebaran Gaya Rambut Bianzi ke Seluruh Tiongkok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun