Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tarian Kumpo: Tarian Mistis Suku Diola di Senegal Gambia

21 Januari 2024   07:00 Diperbarui: 21 Januari 2024   07:09 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: On the trail of the mythical Kumpo of Kanuma, The Gambia - Travel with Kat (travelwithkat.com)

Tarian Kumpo adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Afrika, khususnya dari suku Diola di Casamance (Senegal) dan Gambia. Tarian ini dilakukan oleh boneka jerami yang tidak memiliki peran manusia, tetapi dapat menari dan bergerak mengikuti alunan musik hingga berjam-jam. Boneka jerami ini mengenakan daun lontar, tongkat, dan bendera di kepalanya. Tarian Kumpo dianggap sebagai tarian paling mistik di dunia, karena diyakini sebagai makhluk penjaga desa yang selalu menebarkan kebaikan.

Tarian Kumpo biasanya dipertunjukkan dalam rangka festival Vodoo, sebuah tradisi keagamaan spiritis-anamis yang memiliki tujuan kebersamaan dan kebaikan. Festival Vodoo sering dihadiri oleh ribuan pengunjung dari berbagai daerah, baik lokal maupun mancanegara. Festival ini juga menampilkan penyembelihan kambing untuk para arwah leluhur, nyanyian masyarakat, penari yang dirasuki roh gaib, dan tarian aneh seperti tarian boneka jerami.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang Tarian Kumpo, mulai dari sejarah, ciri-ciri, ritual, makna, hingga cara melihatnya secara langsung. Jika kamu tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang tarian ini, simak terus artikel ini hingga selesai.

Sejarah Tarian Kumpo

Tarian Kumpo berasal dari mitologi suku Diola, salah satu suku terbesar di Casamance, sebuah wilayah di Senegal yang berbatasan dengan Gambia. Suku Diola memiliki kebudayaan yang kaya dan beragam, termasuk dalam hal seni dan musik. Mereka juga memiliki kepercayaan yang kuat pada roh-roh alam dan leluhur, yang mereka sebut sebagai Emitai.

Salah satu tokoh mitologi suku Diola yang paling terkenal adalah Kumpo, yang merupakan nama salah satu roh Emitai. Kumpo digambarkan sebagai makhluk yang selalu menebarkan kebaikan dengan cara menari dan berbicara dengan penonton melalui penerjemah. Kumpo biasanya dipanggil saat ada festival Vodoo, sebuah tradisi keagamaan spiritis-anamis yang menghormati dan memperingati agama Vodoo.

Agama Vodoo adalah sebuah agama yang berasal dari Afrika Barat, khususnya dari Benin dan Haiti. Agama ini memiliki berbagai macam elemen budaya, seperti kepercayaan, praktik pribadi, etika, peribahasa, cerita, lagu, dan cerita rakyat. Agama ini juga memiliki berbagai macam ritual dan kegiatan yang berkaitan dengan Vodoo, seperti penyembelihan kambing, nyanyian, tarian, penciptaan boneka jerami, dan pemberian doa kepada para arwah leluhur.

Tarian Kumpo merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada Kumpo sebagai salah satu roh Emitai yang dianggap sebagai penjaga desa. Tarian ini juga merupakan bentuk kebersamaan dan kebaikan bagi masyarakat suku Diola, yang hidup dalam kondisi sulit akibat konflik politik dan ekonomi di wilayah mereka. Tarian ini juga merupakan bentuk ekspresi seni dan budaya yang unik dan menarik, yang menunjukkan kekayaan dan keindahan Afrika.

Ciri-Ciri Tarian Kumpo

Tarian Kumpo memiliki ciri-ciri yang sangat khas dan berbeda dari tarian-tarian lainnya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri dari tarian ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun