Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tarian Kumpo: Tarian Mistis Suku Diola di Senegal Gambia

21 Januari 2024   07:00 Diperbarui: 21 Januari 2024   07:09 1999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: On the trail of the mythical Kumpo of Kanuma, The Gambia - Travel with Kat (travelwithkat.com)

- Boneka jerami berpakaian daun lontar. Boneka jerami yang menjadi media Kumpo dibuat dari anyaman bambu yang dibentuk seperti tubuh manusia, lalu dibalut dengan daun lontar. Daun lontar dipilih karena memiliki makna simbolis bagi suku Diola, yaitu sebagai sumber kehidupan, keberuntungan, dan kesuburan.

- Boneka jerami memakai tongkat di kepala. Di kepala boneka jerami, ditancapkan sebuah tongkat yang akan diikatkan dengan bendera berwarna oleh seorang wanita muda sebelum tarian dimulai. Tongkat dan bendera memiliki makna sebagai lambang kekuasaan, kehormatan, dan kewibawaan Kumpo sebagai penjaga desa.

- Boneka jerami menari berjam-jam dengan tongkat dan bendera di kepalanya. Penari Kumpo akan menunggangi boneka jerami dan menari mengikuti alunan musik tradisional yang dimainkan oleh para pemusik. Penari Kumpo akan bergerak dengan lincah dan enerjik, seolah-olah boneka jerami hidup dan memiliki jiwa. Penari Kumpo juga akan berbicara secara rahasia dengan penonton melalui penerjemah yang berperan sebagai juru bicara Kumpo.

Ritual Tarian Kumpo

Tarian Kumpo tidak hanya sekedar tarian biasa, tetapi juga merupakan ritual yang memiliki makna yang mendalam bagi suku Diola. Berikut adalah beberapa ritual yang dilakukan sebelum, selama, dan sesudah tarian Kumpo:

- Ritual pertama adalah mempersiapkan boneka jerami yang akan menjadi media Kumpo. Boneka jerami dibuat dari anyaman bambu yang dibentuk seperti tubuh manusia, lalu dibalut dengan daun lontar. Di kepala boneka jerami, ditancapkan sebuah tongkat yang akan diikatkan dengan bendera berwarna oleh seorang wanita muda sebelum tarian dimulai.

- Ritual kedua adalah membakar kemenyan di sekitar tempat tarian. Kemenyan dipercaya dapat mengundang roh halus dan membersihkan suasana dari energi negatif. Kemenyan juga dapat memberikan aroma yang harum dan menenangkan bagi penonton dan penari.

- Ritual ketiga adalah mengucapkan mantra Kumpo dengan bahasa misterius yang hanya dimengerti oleh pawang tarian. Mantra Kumpo berisi ajakan dan permohonan kepada Kumpo untuk datang dan menari bersama-sama dengan masyarakat. Mantra Kumpo juga berisi pujian dan penghormatan kepada Kumpo sebagai makhluk penjaga desa yang selalu menebarkan kebaikan.

- Ritual keempat adalah menari bersama-sama dengan Kumpo. Penari Kumpo akan menunggangi boneka jerami dan menari mengikuti alunan musik tradisional yang dimainkan oleh para pemusik. Penari Kumpo akan bergerak dengan lincah dan enerjik, seolah-olah boneka jerami hidup dan memiliki jiwa. Penari Kumpo juga akan berbicara secara rahasia dengan penonton melalui penerjemah yang berperan sebagai juru bicara Kumpo.

- Ritual kelima adalah mengucapkan terima kasih dan melepas Kumpo. Setelah tarian selesai, penari Kumpo akan mengucapkan terima kasih kepada Kumpo atas kehadiran dan kebaikannya. Penari Kumpo juga akan melepas boneka jerami dari tubuhnya dan menyerahkannya kembali kepada pawang tarian. Pawang tarian akan menyimpan boneka jerami di tempat yang aman dan suci, hingga dipanggil kembali pada festival Vodoo berikutnya.

Cara Melihat Tarian Kumpo Secara Langsung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun