Versi formal ini biasanya dilakukan sebagai hukuman mati bagi samurai yang melakukan kejahatan atau melanggar kode etik bushido. Contoh terkenal dari versi formal ini adalah seppuku yang dilakukan oleh Asano Naganori, seorang daimyo (pemimpin feodal) yang menyerang seorang pejabat istana, Kira Yoshinaka, karena merasa dihina olehnya.Â
Akibatnya, Asano dihukum mati dengan seppuku, dan 47 pengikutnya yang setia, yang disebut ronin (samurai tanpa tuan), membalas dendam dengan membunuh Kira. Setelah itu, mereka juga melakukan seppuku sebagai bentuk kesetiaan kepada tuannya. Kisah ini dikenal sebagai Chushingura, dan menjadi salah satu legenda paling terkenal dalam sejarah Jepang.
Makna Ritual Seppuku
Seppuku adalah ritual bunuh diri yang sangat menyakitkan dan berdarah, tetapi dianggap sebagai tindakan yang berani, setia, dan bermartabat oleh para samurai dan masyarakat Jepang.Â
Seppuku merupakan cara untuk menunjukkan rasa hormat kepada diri sendiri, keluarga, tuan, dan negara. Seppuku juga merupakan cara untuk menghapus noda dari nama baik dan menjaga kehormatan. Seppuku juga merupakan cara untuk menghindari nasib yang lebih buruk, seperti ditangkap, disiksa, atau dibunuh oleh musuh. Seppuku juga merupakan cara untuk mengungkapkan protes atau kritik terhadap keadaan yang tidak adil atau tidak sesuai dengan nilai-nilai bushido.
Pengaruh Ritual Seppuku dalam Budaya Modern
Seppuku terus dilakukan hingga abad ke-19, ketika Jepang mengalami modernisasi dan reformasi. Pada tahun 1873, pemerintah Jepang melarang praktik seppuku, kecuali dalam kasus-kasus tertentu yang memerlukan persetujuan khusus.Â
Namun, seppuku masih dilakukan oleh beberapa tokoh terkenal dalam sejarah Jepang, seperti Saigo Takamori, yang memimpin pemberontakan samurai melawan pemerintah pada tahun 1877, dan Yukio Mishima, yang melakukan seppuku sebagai protes terhadap hilangnya nilai-nilai tradisional Jepang pada tahun 1970.
Dalam budaya modern, seppuku jarang dilakukan, tetapi masih memiliki pengaruh dalam seni, sastra, dan film Jepang. Seppuku dianggap sebagai simbol keberanian, kesetiaan, dan pengorbanan diri. Beberapa karya yang menggambarkan atau menginspirasi dari seppuku antara lain:
- Hagakure, sebuah buku yang berisi ajaran dan anekdot tentang bushido, yang ditulis oleh Yamamoto Tsunetomo, seorang samurai yang ingin melakukan seppuku setelah kematian tuannya, tetapi dilarang oleh hukum.
- Harakiri, sebuah film yang menceritakan tentang seorang ronin yang meminta untuk melakukan seppuku di kediaman seorang daimyo, tetapi ternyata memiliki tujuan lain yang terkait dengan kematian putranya.