Dalam medan perang, seppuku dilakukan secara cepat dan sederhana untuk menghindari ditangkap atau disiksa oleh musuh. Samurai menusuk perutnya dengan pisau pendek, biasanya sebuah tantō, hingga perutnya terbelah.
Setelah itu, biasanya seorang pelayan atau teman dari samurai, yang disebut kaishakunin, akan memenggal kepalanya untuk mengakhiri penderitaannya. Kaishakunin adalah orang yang dipercaya oleh samurai untuk melakukan tugas ini, dan harus memenggal kepalanya dengan satu pukulan katana yang tepat dan bersih. Jika kaishakunin gagal, ia harus melakukan seppuku juga.
Versi Upacara Formal
Dalam versi formal, seppuku dilakukan dalam sebuah upacara yang melibatkan beberapa tahapan, seperti:
- Mandi dan mengenakan kimono putih sebagai simbol kemurnian.
- Memakan menu favorit sebagai makanan terakhir.
- Meletakkan pedang di sebelah kirinya sebagai alat untuk memotong perutnya.
- Membaca puisi kematian sebagai pesan terakhir.
- Meminum sake sebagai minuman perpisahan.
- Memotong perutnya di depan saksi-saksi, biasanya orang-orang yang berwenang atau berpengaruh.
- Menengadahkan kepalanya sebagai isyarat agar kaishakunin memenggalnya dengan satu pukulan katana.