Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Sampek Engtay: Legenda Cinta Tiongkok Era Dinasti Song

9 Januari 2024   07:10 Diperbarui: 9 Januari 2024   07:10 3058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Top 5 famous Chinese legend stories! | Beijing Walking Tours (www.beijingwalkingtour.com)

Sampek Engtay adalah salah satu legenda cinta paling terkenal dari Tiongkok, yang menceritakan kisah tragis antara dua orang yang bersumpah menjadi saudara, tetapi kemudian mengetahui bahwa salah satunya adalah seorang gadis. Kisah ini sering disebut sebagai Romeo dan Juliet versi Tionghoa, karena memiliki banyak persamaan dan perbedaan dengan kisah cinta klasik dari Italia tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang asal-usul, cerita, dan adaptasi dari legenda Sampek Engtay, serta nilai-nilai budaya, moral, dan sosial yang terkandung di dalamnya.

Asal-usul Legenda Sampek Engtay

Legenda Sampek Engtay berasal dari Tiongkok dan sudah ada sejak lebih dari 1460 tahun yang lalu. Legenda ini pertama kali ditulis dalam bentuk puisi oleh Zhang Du, seorang pejabat Dinasti Song, pada abad ke-11. Puisinya berjudul Liang Zhu (梁祝), yang berarti Liang dan Zhu, nama asli dari Sampek dan Engtay dalam bahasa mandarin. Puisi ini mengisahkan kisah cinta mereka yang terhalang oleh perbedaan status sosial dan kehendak orang tua.

Legenda ini kemudian berkembang menjadi berbagai versi dan adaptasi, termasuk drama, opera, film, dan novel. Legenda ini juga populer di Indonesia, dan sering dipentaskan oleh Teater Koma. Legenda ini juga menunjukkan kekayaan dan keragaman sastra dan budaya Tiongkok, yang telah berpengaruh besar pada Indonesia.

Cerita Legenda Sampek Engtay

Cerita romansa Sampek Engtay adalah sebagai berikut:

Engtay adalah seorang gadis kaya yang menyamar sebagai laki-laki untuk bisa bersekolah di Hangzhou. Di perjalanan, ia bertemu dengan Sampek, seorang pemuda dari Kuaiji, dan mereka berjanji menjadi saudara angkat. Selama tiga tahun, mereka belajar bersama di sekolah yang sama, dan Engtay jatuh cinta pada Sampek. Namun, Sampek tidak menyadari bahwa Engtay adalah seorang gadis, karena ia selalu memakai pakaian dan berperilaku seperti laki-laki.

Ketika Engtay dipanggil pulang oleh ayahnya untuk dinikahkan dengan anak Kapten Liong, ia memberitahu istri kepala sekolah tentang rahasianya dan meminta bantuannya untuk menjodohkan Sampek dengan "adik perempuannya" (yaitu dirinya sendiri). Sampek mengantar Engtay pulang, dan Engtay memberinya beberapa petunjuk tentang jati dirinya, seperti memberinya kalung sebagai hadiah pertunangan dan mengajaknya datang ke rumahnya untuk bertemu dengan adiknya.

Sampek baru menyadari bahwa Engtay adalah seorang gadis ketika ia sampai di rumahnya, tetapi terlambat, karena Engtay sudah dipaksa menikah dengan orang lain. Sampek sangat sedih dan akhirnya meninggal karena sakit hati.

Pada hari pernikahan Engtay, ia meminta untuk berhenti di kuburan Sampek dan berdoa. Ia memohon agar kuburan itu terbuka dan ia bisa bergabung dengan Sampek. Tiba-tiba, kuburan itu terbelah dan Engtay melompat ke dalamnya. Jiwa mereka berdua berubah menjadi sepasang kupu-kupu yang terbang bersama.

Adaptasi Legenda Sampek Engtay

Legenda Sampek Engtay telah diadaptasi ke berbagai bentuk seni, seperti puisi, drama, opera, film, dan novel³. Beberapa contoh adaptasi yang pernah dibuat adalah:

- Puisi: Cerita ini pertama kali ditulis dalam bentuk puisi oleh Zhang Du, seorang pejabat Dinasti Song, pada abad ke-11. Puisinya berjudul Liang Zhu (梁祝), yang berarti Liang dan Zhu, nama asli dari Sampek dan Engtay dalam bahasa mandarin.

- Drama: Cerita ini telah diangkat oleh Teater Koma, sebuah kelompok teater terkemuka di Indonesia, disutradarai oleh Norbertus Riantiarno sejak 1988. Pemeran utamanya adalah Idries Pulungan dan Sari Madjid. Drama ini dibuat dengan latar Indonesia dan sentuhan komedi dan dialog kekinian.

- Opera: Cerita ini telah dijadikan opera oleh beberapa komposer, seperti He Zhanhao dan Chen Gang, yang menciptakan Butterfly Lovers Violin Concerto pada tahun 1959. Opera ini menggabungkan musik Barat dan Tiongkok, dan menjadi salah satu karya musik klasik Tiongkok yang paling terkenal.

- Film: Cerita ini telah difilmkan oleh beberapa rumah produksi, seperti Shaw Brothers, yang membuat film berjudul The Love Eterne pada tahun 1963. Film ini dibintangi oleh Betty Loh Ti dan Ivy Ling Po, yang berperan sebagai Engtay dan Sampek. Film ini menjadi salah satu film terlaris di Hong Kong pada saat itu.

- Novel: Cerita ini telah diadaptasi ke dalam novel oleh beberapa penulis, seperti Mao Xian, yang menulis Cowherd and Weaver and other most popular love legends in China pada tahun 2013. Novel ini mengisahkan cerita Sampek Engtay dan beberapa legenda cinta lainnya dari Tiongkok.

Nilai-nilai Legenda dalam Kisah Sampek Engtay

Legenda Sampek Engtay mengandung beberapa nilai-nilai budaya, moral, dan sosial yang dapat kita pelajari, antara lain:

- Nilai cinta yang tulus, setia, dan berkorban. Sampek dan Engtay saling mencintai meskipun berbeda status sosial dan menghadapi berbagai rintangan. Mereka tidak mau berpisah bahkan sampai mati.

- Nilai pendidikan yang tinggi. Engtay berani menyamar sebagai laki-laki untuk bisa bersekolah dan menuntut ilmu. Ia juga menghargai guru dan teman-temannya di sekolah.

- Nilai persaudaraan yang erat. Sampek dan Engtay bersumpah menjadi saudara angkat dan saling membantu. Mereka juga menghormati orang tua dan saudara-saudara mereka.

- Nilai keadilan yang kuat. Sampek dan Engtay menentang penindasan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh penguasa dan orang-orang kaya. Mereka berjuang untuk hak-hak mereka sebagai manusia.

- Nilai kepercayaan yang mendalam. Sampek dan Engtay percaya pada takdir dan kehendak Tuhan. Mereka juga percaya pada keajaiban dan kekuatan cinta.

Kesimpulan

Legenda Sampek Engtay adalah sebuah cerita rakyat Tiongkok yang menceritakan kisah cinta tragis antara dua orang yang bersumpah menjadi saudara, tetapi kemudian mengetahui bahwa salah satunya adalah seorang gadis. Cerita ini sering disebut sebagai Romeo dan Juliet versi Tionghoa, karena memiliki banyak persamaan dan perbedaan dengan kisah cinta klasik dari Italia tersebut. Cerita ini juga memiliki nilai-nilai budaya, moral, dan sosial yang relevan dengan masyarakat Tiongkok dan Indonesia. Cerita ini telah diadaptasi ke berbagai bentuk seni, seperti puisi, drama, opera, film, dan novel.

Demikian artikel Sampek Engtay: Legenda Cinta Tiongkok Era Dinasti Song. Semoga bermanfaat dan menarik bagi pembaca, terima kasih.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun