Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Komuso: Biksu Pengemis Mata-Mata pada Periode Edo

23 Desember 2023   07:00 Diperbarui: 23 Desember 2023   07:03 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ArtStation - Komuso (artstation.com)

- Komuso memiliki berbagai jenis shakuhachi yang digunakan untuk tujuan yang berbeda. Beberapa jenis shakuhachi adalah: hitoyogiri, shakuhachi yang paling tua dan paling sederhana, yang terbuat dari bambu tipis dan hanya memiliki empat lubang; kyotaku, shakuhachi yang paling panjang dan paling dalam, yang terbuat dari bambu tebal dan memiliki lima lubang; hocchiku, shakuhachi yang paling alami dan paling sederhana, yang terbuat dari bambu mentah dan tidak diolesi apa pun; dan jinashi, shakuhachi yang tidak memiliki lapisan dalam dan memiliki suara yang lebih lembut dan hangat.

- Komuso memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan musik dan budaya Jepang. Beberapa pengaruh komuso adalah: menciptakan genre musik yang disebut honkyoku, yang merupakan musik solo shakuhachi yang menggambarkan alam, emosi, dan spiritualitas; memperkenalkan teknik-teknik baru dalam memainkan shakuhachi, seperti meron, koro, u, dan ro, yang menghasilkan suara yang bervariasi dan ekspresif; dan menyebarkan ajaran Fuke Zen, yang mengajarkan bahwa pencerahan bisa dicapai dengan cara yang tidak konvensional, seperti memainkan shakuhachi, berkeliling sebagai pengemis, atau bahkan bertarung dengan musuh.

Kesimpulan

Komuso adalah sekelompok biksu pengemis Jepang yang hidup pada periode Edo (1603-1867). Mereka memiliki ciri khas yaitu menggunakan keranjang jerami yang menutupi seluruh kepala mereka, dan memainkan seruling bambu yang disebut shakuhachi. Namun, di balik penampilan mereka yang sederhana dan religius, terdapat rahasia yang menarik dan menegangkan. Ya, komuso ternyata juga berperan sebagai mata-mata atau agen rahasia untuk pemerintah Jepang pada masa perang. Mereka memiliki berbagai aktivitas yang melibatkan keterampilan bela diri, penyamaran, dan penggunaan shakuhachi sebagai senjata. Mereka juga memiliki berbagai asal usul, motivasi, dan tujuan yang berbeda-beda. Mereka adalah salah satu kelompok yang unik dan menarik dalam sejarah Jepang.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun